Aku Pasti
Kembali
Cast : Raifina Stasya Papadak as Ify
Satrio Aji Dimas Wicaksana as Rio
Anin, Nindy, Dina, etc.
Sore itu terlihat seorang
gadis manis berdagu tirus sedang terbaring diatas tempat tidurnya. Sepasang
earphone terpasang dikedua telinganya. Lagu Dealova milik Once Mekhel mengalun
merdu dari iPod pinknya. Gadis itu -
Raifina Stasya Papadak atau lebih sering dipanggil Ify – menghela nafas panjang
dan beranjak pergi meninggalkan aktivitasnya tadi yang ternyata sedang
menghafal rumus-rumus Fisika. Kemudian dengan langkah gontai gadis itu
mengambil laptopnya dan memulai untuk berselancar di dunia maya. Ketika sedang
mengunjungi situs kumpulan puisi favoritnya, pandangannya langsung tertuju pada
salah satu tema puisi. Gadis itu tersentak ketika menyadari bahwa yang menarik
perhatiannya tadi adalah sebuah puisi bertemakan perpisahan. Dia teringat perkataan Eyang Kakungnya tadi malam.
Tadi malam Eyang Kakungnya berkata bahwa mereka
harus segera pindah ke Jepang untuk menyusul kedua orang tuanya dan juga Eyang
Putrinya atau lebih sering dia sebut Uti.
Kakung berkata beliau mendapat kabar
dari Ayah bahwa kondisi Uti semakin
memburuk. Sehingga Ayah meminta Ify dan Kakungnya
untuk segera menyusul ke Jepang. Dengan begitu otomatis Ify juga harus melanjutkan
kuliahnya diasana dan meninggalkan semua temannya disini L .
Jadi selama hampir 3 tahun
ini Ify tinggal bersama Eyang Kakungnya
di Semarang. Dulu dia tinggal di Bandung bersama kedua orang tuanya. Kemudian
saat pertengahan semester kelas X kedua
orang tuanya memutuskan untuk pindah ke Jepang. Selain untuk mengurus
perusahaan, mereka juga membawa Uti yang
sudah lama mengidap Stroke akut untuk
berobat disana. Awalnya mereka menginginkan Ify ikut ke Jepang tetapi Ify
menolak, dia lebih memilih tinggal bersama Eyang
Kakungnya di Semarang dan melanjukan
sekolah disana.
Mengenai
rencana pindah dadakan itu Ify belum memberitahukan hal tersebut kepada
siapapun, bahkan sahabat kentalnya, yang bernama lengkap Satrio Aji Dimas
Wicaksana atau sering dipanggil Rio juga belum tahu. Ify takut Rio akan sedih
jika dia mengutarakan keinginan Eyang
Kakungnya untuk pindah dadakan itu.
*********************
*IFY
POV*
“Gimana caranya bilang ke Rio
ya?” gumam Ify lirih sambil memandangi foto berbingkai Stich biru yang terletak
diatas meja kecil disamping tempat tidurnya.
Difoto
itu terihat seorang laki-laki tersenyum manis kearah kamera sambil merangkul
pundak seorang gadis yang juga tersenyum riang. Padang ilalang yang luas dan
juga langit biru jernih serta telaga warna-warni menjadi background dari foto
tersebut. Indah bukan? Tentu saja. Foto itu diambil saat kita – Rio dan Ify sama-sama sedang mengikuti
kegiatan ekskul Pencinta Alam yaitu mendaki gunung Prau. Tahu Gunung Prau kan? Gunung Prau loh ya bukan Tangkuban Perahu. Kalo Tangkuban Perahu
kan adanya di Jawa Barat. Nah Gunung Prau ini letaknya di daerah dataran tinggi
Dieng yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kendal , salah satu kota kecil
yang menjadi bagian dari Provinsi Jawa Tengah. Meskipun nggak sefamous Tangkuban Perahu, tapi jangan
salah pemandangan di puncak gunung Prau ini nggak kalah indahnya kok. Kalau
kita ngedaki menjelang musim kemarau, bunga Daisy
yang tumbuh di sepanjang jalan mulai bermekaran, padang rerumputan yang
tadinya berwarna hijau berubah menjadi lautan bunga. Dari puncak Prau ini kita bisa melihat padang
ilalang yang luasnya kebangetan, ribuan edelweis
tumbuh subur disekeliling kita. Ah ini bisa dijadikan cara untuk memanjakan
mata kita guys. Di puncak gunung ini kita
juga bisa lihat Telaga Warna yang berasal dari Dieng, kalau dilihat dari atas
sini amazing mament, air dari telaga
itu bisa berubah-ubah kadang berwana hijau dan kuning, kadang merah atau bahkan
bisa berwarna-warni sekaligus mirip pelangi. Kalau yang ngedaki gunung Prau nggak
sampe puncak itu kurang afdol, dijamin nyesek-sek-sek-sek!!
Eits ngomong-ngomong soal
Dieng di sana juga ada festival tahunan gitu namanya Dieng Culture Festival. Nah bicara soal Dieng Culture Festival acara itu baru aja terselenggara sekitar
bulan Agustus lalu. Dan nggak mau ketinggalan nih gue sama sohib gue Rio juga dateng
ke acara itu. Awalnya sih gue nggak mau diajak kesana. Selain karena jauh gue
juga lagi bokek ternyata x_x . Tapi atas bujukan si Rio yang katanya ada pesta
lampion disana sih gue jadi mau. Haha maklum gue kan orang baru di Semarang,
jadi belum begitu ngerti tentang acara-acara tahunan disini. Wiihhh ternyata
beneran loh di DCF itu ada pesta lampionnya. Awawaw romantic bingo.
Bayangin nih malam-malam di puncak kan suasananya sejuk-sejuk dingin gitu terus
ada ribuan lampion yang beterbangan memanjakan mata kita. Awesome bangett kan? Indahnya
nggak usah ditanya karena emang indah banget. Yang mau pacaran disana wkwk recommended banget nih tempat. Eh yang mau dateng
bareng sohibnya kayak gue sama Rio juga nggakpapa ding, hehe. Acara ini terbuka
untuk siapa aja kok, tiketnya juga nggak mahal-mahal amit. Jadi buat yang
penasaran sama itu acara ayook taun depan dateng ya bareng siapa aja your
keluarga, your pacar, atau temen-temenmu, yang jombs dateng sendiri nggakpapa
kali hihi. Biar nggak penasaran dan nggak mati penasaran. Gue cuman sharing aja nih ke kalian biar kalian
juga bisa ngeliat gimana indahnya, soalnya kan taun depan gue udah nggak bisa
dateng ke itu acara lagi, secara gue udah di Jepang -_- hiks.
Nah balik lagi ke foto yang
diatas tuh. Sebenernya foto itu foto yang paling kagak mungkin gue lupain.
Secara gue dapetinnya butuh perjuangan banget. Bayangin aja gue harus
dibentak-bentak senior yang seangkatan sama gue dulu baru boleh foto sama si
Rio. Aslinya gue juga ogah foto bareng Rio. Ya tapi gimana ya itu syarat mutlak
yang nggak bisa diganggu gugat sih. Kalau gue nggak bisa foto bareng Rio, maka
gue nggak berhak jadi bagian dari MASSEAPAL, alias perjuangan gue gugur ditengah
jalan -.- Masa iya udah capek-capek naik gunung eh nggak lolos jadi anggotanya?
Kenapa gitu ya karena emang gitu. *plak nggak ding hehe. Jadi si Rio itu ketua
umum MASSEAPAL ( itu nama ekskul PA di sekolah gue). Nah berhubung gue anggota
baru – gue kan baru masuk kls X semester genap – jadi gue dikerjain dulu sama
senior-senior yang kebanyakan temen gue sendiri. Gue disuruh ngapalin kode
etik, dan nyanyi mars PA mana suara gue sumbang -.- bayangin aja dibangunin jam
3 pagi cuman dibentak-bentak abis itu disuruh nyanyi terus disuruh nulis macam
wasiat atau pesan terakhir gitu buat orang tua beserta tanda tangan, emhh gue
udah deg-deg ser disitu. Gimana nggak deg-degan dibelakang gue itu ada sungai
yang arusnya deres bangettttt. Disamping gue ada kayak kamar mandi gitu tapi
cuman biliknya aja, soalnya dibawahnya uda langsung sungai. Nah gue disuruh
masuk kesitu -.- oemji gue udah pengen nangis banget disitu tapi gue tahan. Soalnya
ada Rio disitu, tengsin dong. Hehe. Akhirnya dengan keberanian yang tinggal
seujung kuku gue masuk, untungnya lagi satu bilik dipake untuk dua anak. Gue
masuk bareng Anin temen sekolah gue tapi beda kelas, dia juga ikut diklat
susulan kayak gue. Gue sama Anin gandengan tuh udah kayak pacaran aja, gue
lirik si Rio cuman mesem-mesem nggak jelas. Anjir awas aja tuh si Rio gue bales ntar kalo udah selesai
prosesi. Ternyata disitu gue disuruh diem, jongkok kayak orang pea sambil
disuruh nyanyi Mars PA lagi. Itu gue diem disitu sambil direndem air sungai
yang dinginnya amit-amit. kebayang nggak sih? Direndem air sungai pegunungan
jam 3 pagi :’( . Setelah hampir 7 menit ada yang gedor-gedor pintunya, nyuruh
keluar. Gue sama Anin pandang-pandangan, takut dikerjain lebih parah lagi.
Setelah itu dengan amat-sangat terpaksa gue sama Anin keluar dari bilik itu.
And you know what? Sampe luar gue sama Anin di siram lagi pake kembang 7 rupa
yang nggak tau dapet dari mana. Dan dengan tengilnya si Rio bilang “Selamat bergabung di MASSEAPAL, wkwk sumpah
raimu lucu banget Fy. Apa maneh pas meh nangis mau. Haha ohyo nama rimbamu
CEKEN yo, alias Cewek Kentir. Huahahah” ( Slamat bergabung di MASSEAPAL, wkwk
sumpah muka lo lucu banget Fy. Apalagi pas mau nangis tadi. Haha ohiya nama rimba
lo CEKEN ya, alias Cewek Kentir = cewek sarap). Anjir kan meskipun gue nggak gitu ngerti bahasa Jawa
tapi ya gue taulah apa yang diomongin si Rio tadi, enak aja gue dikatain cewek
sarap, orang dia yang sarap juga -.- .
Lagi
asik-asiknya ngeflashback waktu Diklat tiba-tiba gue ngerasa HP gue geter.
“Ck
sapa ki ngganggu wong seneng wae.” (ck, siapa nih ganggu orang seneng aja)
*IFY
POV end*
*********************
“Ck sapa ki ngganggu wong
seneng wae.” (ck, siapa nih ganggu orang seneng aja) gerutu Ify sambil
memeriksa hapenya. Ternyata ada satu pesan dari si tengil Rio, kemudian
dibukanya pesan tersebut.
From : Rio
Tengil
Ipoooooong..
sesuk langsung ning omah-omahan ya. Wkwk
( Ipoooong..
besok langsung ke rumah pohon ya. Wkwk)
Kemudian
Ify buru-buru membalas pesan dari Rio
To : Rio Tengil
WEGAHHHHHH!!!
Hahahah
Iyo-iyooo. Tapi
sesok aku rada telat ya Yo. Hehe .
Wes ah aku meh
turu. Sugeng Ndalu Rio :p
( OGAHHHHHH!!!
Hahaha
Iya-iya.. tapi
besok gue agak telat ya Yo. Hehe.
Udah ah gue mau
tidur. Selamat malam Rio)
Setelah
membalas pesan tersebut Ify langsung narik selimut dan tidur. Karena besok dia
harus berjuang melawan Fisika wkwk.
********************
SMA SEMESTA masih sepi saat
Ify tiba di halaman sekolah itu. Padahal
jam tangan stich berwarna baby blue ditangan
Ify telah menunjukkan pukul 06.50. Memang sih kebanyakan siswa-siswi di sekolah
ini malas untuk masuk kelas sebelum bel masuk berbunyi. Mereka memilh nongkrong
di kantin terlebih dahulu atau yang siswa lebih memilih langsung bermain basket
ataupun futsal.
Tanpa
meletakkan tasnya terlebih dahulu Ify langsung pergi ke taman yang terletak di
belakang sekolah.
Sebuah pohon sengon besar berdiri tegap di taman itu.
Diatas pohon terdapat sebuah rumah pohon yang sangat kokoh dan unik. Banyak
dari warga sekolah yang mengatakan bahwa pohon itu angker. Tapi tidak bagi Ify.
Bagi Ify pohon itu sangatlah nyaman, pohon itu selalu memberi kedamaian baginya
karena jauh dari keramaian. Dan disanalah Ify sering menghabiskan waktu bersama
Rio, sahabatnya.
Begitu
sampai didepan pohon itu, Ify langsung meraih tangga tali yang terjuntai dan
dengan lincahnya Ify langsung memanjat keatas. Sesampainya diatas Ify mendapati
seorang cowok yang sedang duduk membelakanginya. Tangan cowok itu tergerak-gerak
diatas kertas putih besar. Sketsa wajah seorang gadis yang sangat mirip dengan wajah
Ify tergambar jelas disana. Sebenarnya gambar tersebut nyaris sempurna, jika
saja ide jahil Ify tidak keluar. Sayangnya ide jahil itu muncul disaat yang
tidak tepat (?). Tanpa berpikir panjang Ify berjalan mengendap-endap hingga
berdiri di belakang sahabatnya yang masih focus dengan kertas putih besarnya
itu.
“RIOOOOOOO!!!”
Teriak Ify keras, mengagetkan Rio yang sedang asik menggambar. Karena kaget
tanpa sengaja Rio moncoret gambarnya sendiri dan meninggalkan sebuah garis
panjang yang merusak gambar nyaris sempurna itu.
“Arrgggghhhhh Ipoooooong! Lo tuh ya.
Ihhhh nyebelin banget sih lo. “ Rio
mendengus kasar.
“Ck, kowe ki yo asli kaya setan tenan
kok Fy. Teka dhewe lunga dhewe. Apa kuwi nek ora syaiton jenenge, hemm?” (Ck,
lo tuh asli kaya setan beneran kok Fy. Dateng sendiri pergi sendiri. Apa itu
namanya kalau bukan syaiton, hemm?)” Sambung Rio marah.
Rio berniat
untuk melanjutkan gambarnya yang tadi hampir jadi, tapi saat melihat cacat
besar pada gambarnya Rio hanya bisa menghela nafas panjang. IPONG – itulah nama
panggilan Rio kepada Ify, yang emang orangnya nggak bisa diem atau
sangat-sangat hyperaktif kayak bola
pingpong :-p
Ify
kemudian duduk disamping Rio sambil berusaha menghentikan sisa tawanya.
“Sorry, sorry. Lha salahe aku teka malah
enak-enakan nggambar. Nganti aku ngadeg ning mburimu ya isih ora nyadar tha?” (
Sorry, sorry. Loh salah sendiri gue dateng malah enak-enakan gambar. Sampe gue
berdiri dibelakang lo, lo masih nggak nyadar kan?).
Rio hanya memutar bola matanya kesal dan
kembali focus memperbaiki gambarnya yang rusak. Sejenak terjadi keheningan
diantara mereka. Selang beberapa menit Ify mulai membuka suaranya.
“Emmm, Yo. Aku arep ngomong. Penting,
serius, ora ngapusi!” (Emmm, Yo. Gue mau ngomong. Penting, serius, nggak
bohong!).
“Ck, lha apa kowe tau serius?” (Ck, emang
lo pernah serius?). Sindir Rio yang rupanya masih jengkel.
Tapi Rio langsung terdiam ketika melihat
Ify hanya diam dan menundukkan kepala. Bersahabat dengan Ify hampir 3 tahun
membuat Rio hafal dengan ekspresi wajah Ify yang satu itu.
Hening
kembali menyelimuti mereka berdua selama beberapa menit sampai akhirnya Ify
kembali bersuara.
“
Tadi malem Kakung ngomong sesuatu
sama gue. Dia dapet kabar dari Ayah mengenai kondisi Uti yang semakin memburuk. Untuk itu Ayah minta gue sama Kakung nyusul ke Jepang secepatnya. Dan Kakung udah mutusin kita berangkat ke
Jepang setelah gue selesai UTS. Itu artinya 3 hari lagi.” Akhirnya beban berat
yang selama 2 hari ini membuat tidurnya tak nyenyak sedikit berkurang.
Tapi beban yang lebih berat kembali Ify
dapat ketika dirinya melihat Rio yang tengah menatapnya tajam dan penuh
kekecewaan. Ify sangat tidak suka dengan ekspresi wajah Rio yang seperti itu.
Kemudian Ify memalingkan wajahnya dan menatap kosong ke langit yang lama-kelamaan
semakin mendung seperti hati Ify yang sedang sedih.
Suara Rio membuat Ify
tersentak dan menyudahi lamunan singkatnya tadi. Ify menoleh, dia tahu Rio baru
saja mengatakan sesuatu padanya. Tapi karena tadi Ify sibuk melamun, alhasil
dia tidak mendengar apa yang Rio katakana.
“Ngomong
apa mau?” (Ngomong apa tadi?)
“Nangopo
lagi ngomong saiki?” (Kenapa baru bilang sekarang?). Rio mengulangi
pertanyaannya lagi sembari terus menatap Ify tepat di manic matanya. Hal itu
membuat Ify terlihat sangat gelisah.
Bel
berdering dari kejauhan, Rio tak mempedulikannya. Dia masih menunggu jawaban
Ify. Tapi toh Ify tak bisa menjawab. Gadis itu hanya bisa diam dan menundukkan
kepalanya semakin dalam. Berbagai alasan yang dipikirkannya tak cukup
meyakinkan untuk Rio. Terlalu lama menunggu akhirnya Rio beranjak sambil
membawa alat gambarnya dan meninggalkan Ify sendiri yang masih menatapnya denan
perasaan bersalah.
*********************
*Satu hari sebelum UTS Selesai, pukul
16:10 di rumah pohon.*
Ify berjalan pelan menyusuri
koridor sekolahnya yang sepi menuju taman belakang. Rumahnya memang dekat
dengan sekolah, jadi dia tidak perlu khawatir apabila Kakungnya mencari.
Dengan langkah gontai Ify mulai memanjat
tangga tali rumah pohon itu. Ify sedikit kecewa ketika melihat Rio tak ada
disana. Setelah Ify mengutarakan maksud kepindahannya kepada Rio, Rio memang
terlihat menjauh dan menghindarinya.
Dan yang Ify takuti selama ini akhirnya
terjadi. Ify tak suka, bahkan sangat benci dengan situasi yang seperti ini.
Dihari-hari terakhirnya di
Semarang, Ify sangat berharap Rio selalu menemaninya dan dia ingin selalu
menghabiskan waktunya yang sangat terbatas itu bersama Rio. Bukan malah saling
berjauhan seperti ini. Biasanya tiap sore pulang sekolah Ify dan Rio nongkrong
di rumah pohon untuk sekedar saling bertukar cerita sambil memandangi sunset yang sangat fantastis.
“Kenapa
jadi begini?” Batin Ify miris.
Ify
mulai meneteskan air mata ketika teringat semua kenangannya bersama Rio.
Isakannya terdengar semakin keras dan sangat pilu. Dia jatuh terduduk kemudian
memeluk lututnya untuk menyembunyikan wajah yang sudah dibanjiri
oleh air mata itu.
Seseorang tiba-tiba saja
memeluknya dari belakang. Membuat Ify kaget. Tetapi beberapa detik kemudian dia
kembali rileks. Bau itu adalah bau khas tubuh Rio. Dan pelukan itu adalah
pelukan hangat nan lembut milik seorang Satrio Dimas, sahabatnya yang selalu
dapat menenangkan hati Ify. Ify terdiam sejenak, lalu membalas pelukan Rio
lebih erat lagi. Dan tangisannya pecah lagi malah semakin kencang.
“Lhoo?
Kok tambah seru nangise. Wis toh, cup-cup.” (Lohh? Kok malah tambah kenceng
nangisnya? Udah ah, cup-cup). Ujar Rio lembut sambil mengelus-elus rambut Ify.
Bingung juga dia kenapa Ify malah tambah kenceng nangisnya -.- “ Maafin Rio ya?”
Permintaan
maaf Rio membuat Ify terdiam lagi. Ify mengangkat kepalanya dari pundak Rio,
lalu menatap Rio dengan mata yang sedikit bengkak. Rio membalas tatapan Ify
dengan lembut.
”Untuk
apa?” Tanya Ify lirih.
“Maaf
karena Rio egois. Seharusnya Rio nemenin Ify di 3 hari terakhir Ify ada disini.
Bukannya malah marah-marah dan ngejauhin Ify nggak jelas kayak gini.” “Maafin
Rio ya, Fy?” Ucap Rio sambil menghapus sisa air mata diwajah ayu Ify. Ify hanya
diam dan memeluk Rio semakin erat.
“Ify
nggak marah kok. Ify cuman sedih aja. Sebentar lagi kan Ify nggak bisa lihat
wajah Rio yang tengil ini.” Jawab Ify sambil terkekeh pelan.
Jawaban
Ify yang terakhir itu malah membuat Rio tersenyum penuh arti.
“Tenang
aja. Besok Ify bakal dapet kejutan yang sangat “WAHHH” dari Satrio Dimas yang ganteng
tiada tara ini, haha :p . Kita lihat aja besok. Oke, nona Raifina Stasya Papadak?
Hehe.” Jawab Rio sambil menyunggingkan senyum tengilnya kepada Ify. Dan Ify
hanya bisa tertawa mendengar Rio memanggil nama lengkapnya dengan ekspresi yang
jenaka.
*********************
Esok harinya Ify berangkat
sekolah dengan perasaan yang was-was. Soalnya hasil survey membuktikan (?)
bahwa ide-ide Rio itu cenderung gila dan kebanyakan malah bikin kacau.
“Muga-muga
sing dimaksud Rio ora nyleneh.” (Semoga yang dimaksud Rio nggak yang
aneh-aneh). Doa Ify dalam hati. Lalu Ify membuang semua fikiran negatifnya
tentang Rio dan memantapkan hatinya untuk melanjutkan langkahnya menyusuri
koridor sekolah.
Disisi lain Rio sedang sibuk
menyiapkan kejutan untuk Ify. Rio memandangi hasil karyanya dan tersenyum puas.
“Okee.
Semuanya siap diposisi masing-masing ya? Sebentar lagi si Ify akan datang!”
Seru Rio member intruksi kepada teman-temannya. Dalam hati dia bergumam “Lo,
pasti terkejut, Fy J .”
*********************
Ify kaget plus
bingung. Karena dia pikir dia akan disambut oleh ramainya celotehan khas
ABG dari temen-temen sekelasnya. Tapi apa yang terjadi? Kelas itu malah tak
berpnghuni satu orangpun alias kosong. Padahal jam tangan stich Ify telah
menunjukkan pukul 07:15. Berarti seharusnya sudah masuk kan? Tapi kok, ini
malah kosong? “Kemana para penghuni kelas
yang rusuh itu?” Batin Ify bertanya-tanya.
Kemudian dia meneliti ruang kelas
tersebut dengan jeli sekali lagi, siapa tahu ada temannya yang tidur dibangku
belakang. Ternyata nihil. Ify menuju bangkunya, dia menemukan sebuah kertas
yang bertuliskan :
~ IFY! Lo wajib pergi ke Aula atas
sekarang juga. Oke.
SEKARANG! Kami tunggu J ~
-Rio-
Meskipun dalam hati masih
bertanya-tanya, Ify tetap melangkahkan kakinya menuju aula atas. “Kenapa musti ning aula ndhuwur sih, ck.”
(Kenapa harus di aula atas sih,ck.). Batin Ify berdecak kesal, pasalnya
aula itu memang berada di lantai paling atas dan jarang sekali digunakan.
Parahnya lagi kelas Ify itu berada di lantai dasar, sedangkan aulanya di lantai
4 -__-.
Lima
belas menit kemudian Ify sampai di depan aula. Tetapi setelah sampai di depan
aula tersebut Ify merasa aneh dan
sedikit ragu. Gimana nggak aneh, ruang aula yang biasanya terang benderang kini
menjadi tempat yang amat sangat menyeramkan, gelap gulita. Tak ada satupun
cahaya yang nampak di ruangan itu. Dengan sisa keberaniannya Ify memantapkan
hatinya untuk segera memasuki aula.
Pintu sudah berhasil Ify
buka, tapi masih sama. Di dalam ruangan itu juga masih gelap. Namun tiba-tiba
dari kejauhan terlihat satu cahaya api menyala, kemudian diikuti nyala cahaya
api lainnya. Ify terperangah begitu bisa melihat dengan jelas apa yang ada di
hadapannya saat ini.
Disana Ify
melihat Rio yang sedang tersenyum manis kearahnya. Rio duduk disebuah
bangku diatas panggung kecil yang berada
di aula tersebut sambil memangku gitar putih. Disekeliling panggung itu juga
ada Anin, Nindy, Dina, Riska, – teman dekatnya selain Rio selama sekolah disini – dan juga teman-teman
sekelasnya yang sedang berdiri mengelilingi Rio sambil membawa masing-masing
satu lilin. Rio memulai menggenjreng gitarnya. Dan tanpa diintruksi lagi
terdengar koor dari teman-teman yang menyadarkan Ify dari keterpanaanya tadi.
JREEEENGGG……..
Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang
kita
Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua, sepi
dihati
Ada
cerita tentang aku dan dia
Dan
kita bersama, saat dulu kala
Ada
cerita tentang masa yang indah
Saat
kita berduka, saat kita tertawa
Rio meletakkan gitarnya kemudian mulai
berdiri menghampiri Ify. Dirangkulnya Ify yang mulai menangis dengan penuh
sayang, lalu Rio menuntun Ify keatas panggung. Terjadi keheningan sesaat. Rio
mengelus lembut rambut Ify berusaha menenangkannya. Ditatapnya mata Ify dengan
teduh dan diberikannya senyuman paling manis yang Rio punya. “ Jangan nangis ..
“ Bisik Rio. Kemudian Rio mulai bersenandung lagi. Kali ini hanya suara merdu
Rio yang terdengar.
Teringat disaat kita tertawa bersama
Ceritakan
semua tentang kita
Ada
cerita tentang aku dan dia
Dan
kita bersama, saat dulu kala
Ada
cerita tentang masa yang indah
Saat
kita berduka, saat kita tertawa
“Makasih
Rio..”
Suara serak gadis
disampingnya membuat Rio menoleh. Ify mulai terisak lagi. Rio hanya membalas
dengan senyum tipis. Kemudian direngkuhnya tubuh mungil gadis manis itu dengan
erat. Ify mendongak keatas, menatap Rio yang juga sedang menatapnya.
“Ify
pasti kesepian disana. Terus kabarin Ify lewat e-mail, facebook, twitter dan YM
ya?” Pinta Ify dengan wajah sendunya yang sudah banjir dengan air mata.
“Hah?
Cuman e-mail, facebook, twitter? Ify
minta sekardus bola ping-pong juga pasti Rio kirimin kok.” Sahut Rio sambil
cengengesan. Hal itu membuat Ify manyun tapi kemudian dia tertawa dan memeluk
Rio erat.
“Rio
sahabat terbaik Ify yang pernah Ify punya. Makasih untuk semuanya. Ify sayang
Rio.” Ify menatap lembut mata Rio, kemudian memeluknya sekali lagi. Rio hanya tersenyum.
“Ify
juga sahabat Rio yang paling hebat, paling cantik, dan paling pecicilan pastinya.
Hehe.” Jawab Rio yang langsung mendaratkan ciuman singkat dipipi Ify, dan juga
semakin mempererat pelukannya. Ify mengangguk, dan mengambil gitar putih milik
Rio yang berada disebelahnya.
“Iya,
Ify juga mau nyanyi buat Rio. Pinjem gitarnya ya.” Pinta Ify. Rio tersenyum dan
mengangguk.
JREEENG….
Waktu
tlah tiba, Aku kan meninggalkan
Tinggalkan
kamu, Tuk sementara
Kau
dekap aku, kau bilang jangan pergi
Tapi
ku hanya dapat berkata
Aku
hanya pergi tuk sementara
Bukan
tuk meninggalkanmu, selamanya
Aku
pasti kan kembali pada dirimu
Tapi
kau jangan nakal
Aku
pasti kembali
Ify tersenyum
kearah Rio, tatapannya tak pernah lepas dari manic mata Rio. Rio membalas
senyum Ify kemudian cengar-cengir sendiri. Ckck Rio..Rioo x_x
Kau peluk aku, kau cium pipiku
Kau
bilang janganlah ku pergi
Bujuk
rayumu, buat hatiku sedih
Tapi
kuhanya dapat berkata
Aku
hanya pergi tuk sementara
Bukan
tuk meninggalkanmu, selamanya
Aku
pasti kan kembali pada dirimu
Tapi
kau jangan nakal
Aku
pasti kembali
Sebenernya Rio udah mau
nangis dari Ify nyanyi di bait pertama, tapi dia nutupin itu dengan
cengar-cengir nggak jelas gitu. Gengsi dong masa cowok, ketua ekskul PA nangis
? OMG. Tapi.. tapi Rio udah nggak kuat, rasanya pengen langsung meluk Ify. Rio
masih nggak rela Ify pergi.
Pabila nanti, Kau rindukanku didekapmu
Tak
perlu kau risaukan
Aku
pasti kembali
Lagu berakhir.
Saat itu juga Rio langsung memeluk Ify, mendekapnya seerat yang Rio bisa. Tanpa
bisa dicegah lagi, air mata Rio mengalir dengan mulus dipipinya. Rio menenggelamkan
wajahnya pundak ringkih Ify.
“Tolong jangan
pergi Fy, jangan tinggalin Rio..” Bisik Rio tepat ditelinga Ify.
Ify tercengang.
Rio? Seorang Satrio Aji Dimas menangis? Dan itu karena dirinya? Ya Tuhan
rasanya ingin sekali Ify menyanggupi permintaan Rio untuk tetap tinggal. Tapi
apa daya. Ayahnya telah mewanti-wanti Ify agar setelah UTS selesai Ify harus
segera terbang ke Jepang. Dan juga kondisi sang Uti memang sudah sangat mengkhawatirkan. Ify bingung, Ify tak mau
berpisah dengan Rio, tapi Eyang Putrinya?
Akhirnya Ify hanya bisa menangis, lagi dan lagi menangis untuk kesekian
kalinya.
“Maafin Ify,
Rio. Ify nggak bisa. Nanti sore Ify udah harus berangkat. Rio mau ya nganter
Ify ke bandara?” Jawab Ify sambil terisak.
“Jadi Ify tetap pergi?”
Kata Rio memastikan. Ify mengangguk pelan. Rio memejamkan matanya sesaat
sebelum menjawab, kemudian dia menghela nafas pelan. “Hhh, yaudah. Nanti Ify
tunggu Rio di Ahmad Yani ya, jangan pergi sebelum Rio dateng.” Jawab Rio
akhirnya.
Lagi-lagi Ify hanya bisa mengangguk
pelan sambil memaksakan seulas senyum. Rio juga membalas senyum Ify dengan senyum
hambar.
*********************
Sore
ini Ify benar-benar akan berangkat ke Jepang. Dia sudah berada di bandara Ahmad
Yani Semarang bersama Eyang Kakungnya
dan juga Rio. Terdengar suara announcer yang sudah berkicau ria mengingatkan
kepada para penumpang bahwa pesawat akan take-off 30 menit lagi.
Sebelum berangkat Rio meminta waktu
kepada Ify untuk ngobrol sebentar. Ify mengangguk setuju. Kemudian mereka
berjalan ke tempat yang tidak terlalu ramai.
“Fy,
inget ya. Selalu kabarin Rio lewat e-mail, walaupun nantinya Ify punya sahabat
baru disana.” Ujar Rio. Matanya menatap Ify lembut namun sarat akan keseriusan.
Ify tersenyum lalu mengangguk mantap.
“Iya
Yo. Ify akan kabarin Rio sesering mungkin. Meskipun Ify punya sahabat baru
disana, Ify nggak akan lupain Rio. Satrio Dimas adalah sahabat Ify yang paling
hebat, paling the best, paling tengil, dan paling ngangenin. Rio juga jangan
lupa sama Ify ya?” jawab Ify sambil menahan butiran bening yang mendesak untuk
keluar. Tapi toh akhirnya cairan bening itu meluruh juga. Ify memalingkan muka dan
segera menghapus air matanya agar tak terlihat Rio.
“Rio
nggak akan lupa sama Ify. Ify sahabat Rio yang paling baik, walaupun bawel. Ify
yang paling ngertiin Rio saat Rio ada masalah. Rio berterima kasih sama Ify
karena udah sabar ngadepin Rio yang kadang labil dan egois, Rio seneng Ify mau
jadi sahabat Rio selama 3 tahun ini. “ Rio menghela nafas sebentar, mencoba
mengusir sesak yang memenuhi dadanya. Dia tidak boleh menangis lagi.
“Fy…
Ini kenang-kenangan dari Rio.” Kata Rio sambil menyerahkan iPod berwarna biru
kepada Ify. “Ify bisa dengerin lagu ini kalau Ify kangen sama Rio. Rio captain
lagu ini khusus untuk Ify. Di iPod ini juga banyak lagu-lagu favorit kita.”
Kata Rio sambil menggenggam tangan Ify lembut. Ify balas menggenggam tangan Rio
erat dan tersenyum haru.
“Makasih
ya Yo. Setidaknya Ify masih bisa dengerin suara Rio lewat lagu ini. Ify pasti
bakal kangen banget sama Rio, terutama sama tingkah tengilnya Rio. Makasih juga
Rio udah captain lagu buat Ify dan mau nerima Ify jadi sahabat Rio selama Ify
tinggal disini. “ Jawab Ify tersenyum
kemudian memeluk Rio.
“Sama-sama
Ify. Coba Ify dengerin lagu itu. Semoga Ify suka sama lagunya.” Ujar Rio
dibalik pelukan Ify sambil mengelus rambut Ify lembut.
Ify menyalakan iPod birunya dan mulai
mendengarkan lagu yang diciptakan Rio untuknya.
Berjanjilah wahai sahabatku..
Bila
kau tinggalkan aku,
Tetaplah
tersenyum
Meski
hati sedih dan menangis
Ku
ingin kau tetap tabah menghadapinya
Belum
selesai Ify mendengarkan lagu itu, tiba-tiba Kakungnya memanggil Ify dan menyuruh Ify untuk segera bergegas
karena pesawat yang ditumpangi mereka akan segera berangkat.
Rio hanya tersenyum tipis mendengar
perkataan Eyang Kakung Ify tadi. Dan
Rio hanya berkata kepada Ify,
“Safe flight yah Fy. Kalau udah sampai jangan lupa telfon Rio.” Pinta Rio sambil
memeluk Ify erat. Ifypun membalas pelukan Rio sambil menahan tangis. “Bye Fy, aku selalu sayang kamu…..lebih dari
yang kamu ketahui.” Rio membatin. Miriss sekali.ckck
“Pasti.
See you Rio… Tunggu Ify balik kesini lagi ya.” Ify tersenyum, memeluk Rio
sekali lagi dan kemudian berlalu meninggalkan Rio. Sesekali Ify menoleh
kebelakang dan melambaikan tangannya kepada Rio
Sebenarnya hati Rio sangat
tidak rela melihat Ify pergi meninggalkannya. Beribu pertanyaan muncul dibenak
Rio. “Gimana gue bisa lewatin hari-hari
gue tanpa Ify? Bisakah gue terbiasa dengan keadaan seperti ini? Tapi gue sudah
terbiasa kemana-mana bareng lo Ify. Dan sekarang saat waktunya lo untuk pergi,
gue merasa ada yang hilang dari diri gue. Karena gue sayang sama lo, Raifina
Stasya Papadak” Gumam Rio dalam hati sambil terus memandangi kepergian
‘sahabatnya’ yang semakin jauh melangkahkan kaki meninggalkannya.
*********************
Di dalam pesawat Ify kembali
menyalakan iPod pemberian Rio. Ify me-replay ulang lagu ciptaan Rio untuknya
yang tadi belum sempat didengarnnya secara keseluruhan.
Bila kau harus pergi
Meninggalkan
diriku…Jangan lupakan aku
Semoga
dirimu disana, Kan baik-baik saja
Untuk
selamanya
Disini
aku kan selalu, Rindukan dirimu
Wahai
sahabatku
Tak terasa butir air mata telah menetes
dipipinya. Ia hanya tersenyum tipis mendengar alunan merdu lagu itu.
“Lagunya
bagus, Yo. Gue suka, Gue suka, bahkan sangat suka. Gue janji akan selalu
baik-baik saja. Dan gue akan selalu rindu sama lo, Rio. Tunggu gue pulang, Yo.
Gue sayang lo, Rio J”
Irma
Meida S. Papadak @irmaaa_mei, RFM Semarang
********SELESAI********
Tidak ada komentar:
Posting Komentar