Mata hazelnya menatap sekeliling tempat ia berdiri. Burung –
burung terbang bersamaan melintasi tempat itu.
Awan – awan kumulus yang jernih membuat langit terasa indah
untuk dinikmati.
Lelaki itu menutup matanya pelan, masih tidak percaya bahwa
ia akan kembali ke tempat itu. setelah ia enam tahun yang lalu, kali pertama ia
ke tempat itu.
Semilir angin yang sejuk berhembus pelan ia coba rasakan
perlahan.
Ia lalu membuka matanya dan tersenyum kecil, menatap
hamparan lautan luas yang ada di hadapannya.
Gadis itu, takkan pernah hilang dari kenangannya.
***
Gedung KFC ini terlihat ramai, ada sekitar seratus orang
berada di rumah makan cepat saji yang tidak terlalu besar tempatnya itu.
Memang bukan tanpa alasan, hari ini ada sebuah acara meet
and greet seorang artis Indonesia yang lumayan terkenal, namun lumayan
tenggelam juga (?) Apalagi kalau bukan Alvin Jonathan, artis jebolan bintang
cilik Indonesia ini memang sudah tidak terlihat lagi di televisi, namun
keeksisan dan ketenarannya masih berada diantara fans – fans setianya.
Dan diantara semua itu, ada Ify, Ifyanda Marissa yang sibuk
memotret cowok chineese itu dengan gembira, hingga tak sadar ia menabrak
sesuatu.
BRAAK
“Astaga, apalagi sih ini.”
Ucap gadis ini seraya bangkit dari lantai dengan kesal,
“Sorry, aku gak sengaja”
“Its oke, Alvinhozta juga?” Tanya Ify melihat pemuda itu
aneh.
“Yap, Aku Rio.” Ucap pemuda itu mengulurkan tangannya,
“Ify”
***
“Eh kak monmon, foto – foto selfie tadi sama siapa? Aku
minta dong.”
Ucap Ify seraya merapikan kameranya.
Seorang gadis berhijab, Monita atau yang biasa dipanggil
monmon ini menatap temen satu komunitasnya garang.
“Oh God Fy, stop manggil gue monmon ya,”
“Peace, jadi tadi pake hp siapakah aku selfienya?”
“Lo coba cari kak Itong deh, keknya hp dia tadi,” Ucap gadis
itu tanpa sedikitpun beralih dari gadgetnya.
Ify menghembuskan napasnya pelan lalu melangkahkan kakinya
menuju seseorang yang disebut tadi.
“Kak, tau gak hape yang aku gunain buat selfie sama
siapa” Tanya Ify lesu.
“Tau, Cowok ganteng ituloh. Yang katanya baru dateng dari
Jakarta itu,”
Ucap Kak Ita, atau yang kerap disapa Itong ini sumrigah.
“Trus dia kemana sekarang?”
“Gatau deh, ah cari aja fb nya, RioMario paling ntar dia
upload, Foto gue ama dia juga kok fy,”
Jawab ita seraya menuliskan nama Facebook lelaki itu dan menyerahkannya
ke Ify.
“Ini, udah ya fy, aku duluan, besok mau kerja pagi. Daaah”
Ucap Kak Ita lalu segera meninggalkan tempat itu, Ify
terpaku sejenak lalu menatap tulisan tangan Ita.
“RioMario? Kayak pernah denger,”
***
Gadis cantik ini menatap jam tangannya terus menerus, seraya
melirik sekitarnya tiap sebentar.
“Mereka dimana sih?”
Ujar Ify kesal,
Sudah cukup lama gadis ini berdiri di halte bus yang mulai
mengelupas ini sendirian, hingga akhirnya sebuah mobil besar tiba di
hadapannya.
“Ify, Masuk”
Teriak seseorang dari dalam. Ify menghembuskan napasnya lega
lalu segera menaiki mobil itu.
“Ayok kita berangkat,”
Ucap Milia keras. Ify yang sudah berada di dalam bus menatap
teman - temannya hingga ada satu orang
mencuri perhatiannya,
“Dia,”
Ucapnya kaget melihat seorang pemuda yang duduk santai di
hadapannya.
***
“Kak, kok dia ikutan gathering sih?”
Tanya Ify pelan sesaat setelah sampai ke tempat tujuan. Hari
ini memang seluruh alvinozta di Batam yang aktif ikut berkumpul dan berjalan
bersama ke Barelang. Salah satu tempat yang menjadi kebanggaan kota Batam.
Seorang gadis manis dengan ikatan satu dikepalanya menjawab,
“Dia kan ikut MnG kemarin, Kak Rizky ajakin sekalian jadi
anggota. Yaudah deh dia ikut,”
Ujarnya.
“Oh gitu kak,”
Kata Ify singkat, tak ingin bertanya lebih banyak lagi. gadis berikat satu itu mengangguk pelan,
Siswa SMA kelas 2 yang diketahui bernama Manik ini lalu kembali melakukan
aktifitasnya.
***
Ify memandang langit biru dan lautan lepas yang membentang
di hadapannya, semilir angin menerbangkan rambut lurusnya yang panjang.
Disampingnya, seorang pemuda tampan masih terdiam menikmati keindahan di
hadapannya.
“Hai, kamu Ify kan?”
Sapa lelaki itu,
“Iya, Rio kan?”
Pemuda itu berdehem pelan pertanda iya,
“Eh Fy, aku mau nanya sesuatu. Boleh?”
Ify membalikkan
pandangannya, “Nanya apa?”
“Kenapa sih jembatan barelang jadi ikon di Batam? Aku kan
baru disini, jadi gatau.”
“Pengen tau nih,?”
Tanya Ify dengan nada jahil.
“Yaiyalah fy,”
“Oke gini, sebenarnya Jembatan Barelang itu biasa aja sih
ya, tapi karena tiang - tiang yang
menegakkan Jembatan ini, jadi unik. Tapi sih ya, menurutku, Ikon itu
sendiri hadir karena kisah cinta yang
ada disini,”
Jawab Ify,
Rio, pemuda itu memandangi Ify sekali lagi,
“Kisah cinta?”
“Iya, jadi gini disini itu banyak jadi saksi dari kisah –
kisah cinta orang Batam, ada yang menyatakan cinta, ada yang menolak cinta,
bahkan ada yang bunuh diri karena cinta. Pokoknya ini tuh kayak some place yang
dianggap menjadi tempat bagi orang yang saling mencintai gitu, Katanya juga
para cupid – cupid penebar panah asmara suka berada disini untuk menembakkan
panahnya Haha.”
“Hmm, keren. Kamu sendiri percaya?”
“Aku?”
“Ya Kamu,”
“Bagiku, dimanapun cinta tumbuh ya disitu tempat yang indah
buat cinta, dan Jembatan ini mungkin akan jadi saksi buat aku, jika aku benar –
benar menemukan cinta yang aku idamkan itu disini, Cinta sejati kayak yang
orang katakan”
“Aku dan kamu kan disini, bisa dong kita saling mencintai,”
Kelakar Rio,
Gadis itu tersentak sebentar lalu ikut tertawa, “Yayaya,
mungkin kalau cupid – cupid itu sedang disini mendengar kamu trus iseng deh
nembakkin panah asmaranya.”
DEG
***
“Kemana aja kalian,?”
“Tau ah mojok aja kerjanya tuh,”
“Cie cie, cinta bersemi di Gathering Alvinozta,”
Ucapan itu keluar dari bibir
Monita, Diana dan Wikke yang sepertinya sudah sibuk bersorak melihat
kedatangan teman mereka. Sementara teman – teman yang lainnya hanya tersenyum
kecil tidak ingin ikut heboh seperti ketiga gadis itu.
Sementara sepasang manusia yang baru berkenalan itu hanya
tersipu malu
“Ah kakak, biasa aja
lah,”
Ucap Ify, ada nada kesal namun juga malu didalamnya. Hingga
sontak membuat teman – temannya tertawa lagi,
“Udah deh udah, dari pada lama
– lama disini, mendingan kita ke camp Vietnam. Gimana??”
“Camp Vietnam? Yang sisa
peninggalan sejarah itu ya?” Ucap Rio angkat bicara,
“Yap, udah deh gausah nanya
mulu. Cus berangkat,” Ujar Millia lalu
diikuti seluruh anggota alvinozta yang ikut gathering kali ini. Rio mengendikkan
bahu lalu menyusul Ify yang sudah mengikuti teman – temannya.
***
Seluruh anggota Alvinozta turun
dari mobil yang dikendarai kak Rizky, tak lama mereka mulai berpencar mengambil
gambar di tempat yang dianggap bersejarah di kota Batam ini. dan masih sama
seperti sebelumnya, Rio dan Ify masih berjalan bersamaan mengelilingi tempat
itu.
Gadis itu, Ify sudah siap
mengalungkan kamera yang baru saja ia beli di lehernya. Dengan lincah, dia
bergerak kesana kemari mengambil gambar sebagai kenangan.
“Tunggu dong fy,”
Kata Rio terengah – engah
mengejar Ify.
“Eh, sorry – sorry.” Ucap
Ify setelah menyadari Rio mengejarnya
dari belakang.
“Iya, No Prob. Eh by the way,
kapal ini buat apa?”
Ify mengangkat kameranya
sebentar dan klik, ia memotret kapal yang Rio tunjuk.
“Kapal ini? Ini peninggalan
Vietnam waktu itu. Ada sejarahnya loh,”
“Oh ya? Apa?”
“Jadi….”
Obrolan mereka terus berlanjut
hingga senja tiba.
***
…Thanks for today ya Fy…
….Ya sama – sama….
….Kapan – kapan mau jalan lagi
gak? …
…Boleh…
***
Keadaan café ini terlihat sepi,
hanya ada beberapa pengunjung yang terlihat berada disini untuk bersantai dan
berbincang.
Pemuda ini masih duduk tenang,
hingga seseorang tiba menyapanya.
“Hai Yo,”
Sapa Ify, seseorang yang baru
saja tiba itu.
“Hai Fy,”
Ucap Rio lalu segera meminta
gadis itu duduk.
Pemuda itu menatap Ify detail,
“Kamu masih pakai baju sekolah
Fy?”
Ucap Pemuda itu. Ify tersipu
dan mengangguk,
“Iya, sorry ya gaenak diliat.
Abis aku buru – buru dan lupa bawa baju ganti nih,”
Rio tersenyum kecil, “Santai
aja lagi. kalau kamu nyaman pakai aja, atau mau beli baju? Biar gak panas”
Gadis itu, Ify buru – buru
menandakan tidak dengan kedua tangannya
“Gak ah, gausah. Aku oke ajasih
pakai ini, kamu gamalu?”
Rio mengernyitkan dahi,
“Malu kenapa?”
“Karena aku pakai baju
sekolah?”
Jawab Ify dengan muka innounce
nya. Tawa rio meledak.
“Haha, yaampun santai aja lagi
Fy, Toh sama aku ini juga”
Jawab Rio mengedipkan matanya.
Ify tertawa kecil.
“Eh, Yo kamu udah denger
lagunya Alvin yang baru?”
Pemuda itu mengangguk, “Udah
sih, enak kok”
“Yoa, lebih soft lagunya. By
the way, kok kamu bisa jadi Alvinozta sih?”
Rio mengaduk minumannya pelan,
“Hmm, apa ya. Dia orangnya cuek dan santai, tapi pribadinya baik. Ya cocok lah
dijadiin Idola? Kamu sendiri?”
“Sama? Haha, tapi mungkin aku
makin suka karena Alvinozta sih. Asik – asik, kamu sendiri di Jakarta suka ngumpul
sama Alvinozta disana?”
Tanya Ify.
“Yoa, dulu anaknya juga rame
kayak kalian.”
Ify mengangguk mengerti seraya
meminum Orange Juice yang dipesannya,
“Temen alvinozta yang paling
dekat sama kamu sendiri siapa?”
“Vanessa
namanya, asik kok anaknya. Lain kali aku
kenalin”
“Huk huk, Bentar ya Yo,”
Rio mengangguk heran, Ify buru
– buru meninggalkan tempat itu.
***
“Mengapa harus saat ini? kenapa
tuhan?”
Batin seorang gadis. Wajahnya
yang pucat terlihat jelas di depan kaca yang membentang di hadapannya. Ia menatap
tangannya yang sudah penuh dengan darah.
***
“Fy,”
Kata Rio pelan.
Ify mengangguk menatapnya,
Mereka masih menyusuri lapangan
Engku Putri, tempat biasa anak – anak Batam berkumpul bersantai dan menyalurkan
hobinya. Memang lapangan ini dirancang sesuai dengan minat bakat pemuda pemudi
Batam seperti panjat pinang serta lapangan basket.
“Aku mau ngomong sesuatu,”
“Ngomong aja,” Ucap Ify santai.
Rio mengajak Ify duduk di salah
satu kursi taman itu, Ify masih berwajah penasaran dengan apa yang ingin Rio
katakan.
“Fy, pertama ketemu kamu aku ngerasa beda. Kamu selalu ceria dan
membuat orang merasa menarik dengan apa aja yang kamu lakuin. Aku tau kita baru
ketemu, tapi… “
Rio belum melanjutkan
perkataannya, sementara sang gadis, Ify sudah pucat dengan raut wajah bimbang.
“Kamu mau jadi pacar aku?”
Lanjut Rio. Ify menatap wajah
Rio risau, tak beberapa lama Ify bangkit dari duduknya.
“Sorry yo, aku gak bisa”
Ucapnya berlalu meninggalkan
Rio yang menatap kepergian Ify dari
kejauhan.
***
Hujan rintik – rintik membasahi
permukaan bumi secara perlahan, daerah itu penuh dengan tanah. Tentu saja.
Dan di area pemakaman ini, ada
sebuah makam yang kini dipenuhi oleh puluhan orang.
Mereka menangis tersedu – sedu
menatap makam yang masih belum kering itu, orang – orang itu adalah sahabatnya.
Sahabat Ify, gadis yang
terbaring bahagia di dalam tanah yang basah itu.
“Fy, selamat jalan,” Ucap Wikke
pelan.
“Kamu terlalu cepat pergi Fy,
kami menyayangimu,”
Kata seseorang berhijab biru
muda yang manis. Gadis ini menangis dalam hujan yang terus mengguyur dirinya
bersama teman – temannya.
Dan diantara semua itu, ada
seorang pemuda yang menangis dalam diam.
“Ify,
aku mencintaimu. Pertemuan – pertemuan kita adalah hal terindah dalam hidupku.
Terimakasih telah menjadi kenangan terbaikku, aku mendoakanmu.Aku menyayangimu
Fy,”
Batin pemuda itu, tak lama
mereka meninggalkan area pemakaman itu. tanpa mereka sadari, ada seorang gadis
yang tersenyum menatap sahabat – sahabat dan orang yang ia cintai itu.
***
“Ini tulisan Ify, untuk kamu
Rio,”
“Saya tan? Mengapa saya?”
“Kamu dan teman – temanmu
begitu berarti untuknya”
“Maksudnya Tan?”
“Kamu bisa buka halaman
pertamanya lalu kamu berikan kepada teman komunitasmu. Ify menuliskan pesan
bagi setiap orang yang ia sayang,”
“Bagaimana dengan teman
sekolahnya tan?”
“Ify tidak pernah dekat dengan
teman sekolahnya. Baginya, kalian adalah keluarganya. Alvinozta adalah
keluarganya,”
Ujar Ibu Ify, lalu berlalu
meninggalkan Rio yang menatap Diary itu
perlahan.
***
Dear
Rio,
Yo,
pertama kali aku jumpa sama kamu. entah kenapa aku penasaran dengan kamu, lalu
kali keduaku, hatiku mulai berdesir padamu, hingga pertemuan kita yang tiga.
Aku
senang Yo, Jujur karena kamu juga mencintaiku. Tapi aku sadar, aku takkan hidup
lebih lama lagi.
Aku
mencintaimu Rio. Walau kita hanya bertemu tiga kali.
“Rio,”
Ucap seseorang. Rio membalikkan
tubuhnya dan menatap seseorang yang memanggilnya tadi.
“Iya shill,”
Wanita itu menatapnya heran
dengan mendekapkan kedua tangannya diatas perutnya.
“Mau ngapain kamu disitu terus,
pergi yuk,”
Ucap wanita itu. kini dengan
nada manja, Rio kembali tersenyum kecil.
“Tunggu bentar ya,” Ujar Pemuda
itu pelan.
“Okey, tapi apa yang buat kamu
betah disini?”
Kata wanita itu seraya menatap
sekelilingnya,
“Atau jangan – jangan kamu mau
ikutan percaya ya, ada banyak cupid – cupid disini yang siap menembakkan
panahnya, kamu mau cari penggantiku ya,”
Lanjut wanita itu lagi secara beruntutan. Bibir
mungilnya ia kerucutkan menunjukkan bahwa ia sedang kesal.
Lelaki itu terkekeh, berjalan
menghampiri wanita itu lalu meletakkan jari telunjuknya ke bibir manis wanita
itu.
“Gak lah shill, kamu yang
terbaik, oke? Sekarang kita ke camp
Vietnam yuk,”
“Camp Vietnam? Yang sisa
peninggalan sejarah itu?”
Tanya wanita bernama Shilla
itu.
Rio terpaku sejenak, merasa ia
mengingat kalimat itu. ia tersenyum lalu berjalan melangkah mengajak Shilla
pergi dari tempat itu.
Mungkin,
aku pernah percaya shill. Gumam Rio dalam hati.
***
Sepertinya, kisah singkat kita
hanya akan menjadi kenangan. Maka biarkanlah itu menjadi kenangan lalu Fy,
Kini aku mengerti pilihanmu,
dan sangat mengerti.
Terimakasih Fy telah menjadi
kenangan singkat dalam hidupku, keceriaanmu selalu terbayang dalam ingatanku.
Dan ini aku mengatakan
padamu untuk yang terakhir sebelum aku
memulai hidup baruku,
Fy, aku mencintaimu.
***
Nama : Vanessa mayumi
wen
Tidak ada komentar:
Posting Komentar