Jumat, 07 November 2014

VANESSA WEN @vanessamayui9 [RFM BATAM]



Mata hazelnya menatap sekeliling tempat ia berdiri. Burung – burung terbang bersamaan melintasi tempat itu.
Awan – awan kumulus yang jernih membuat langit terasa indah untuk dinikmati.
Lelaki itu menutup matanya pelan, masih tidak percaya bahwa ia akan kembali ke tempat itu. setelah ia enam tahun yang lalu, kali pertama ia ke tempat itu.
Semilir angin yang sejuk berhembus pelan ia coba rasakan perlahan.
Ia lalu membuka matanya dan tersenyum kecil, menatap hamparan lautan luas yang ada di hadapannya.
Gadis itu, takkan pernah hilang dari kenangannya.
                                                                                    ***
Gedung KFC ini terlihat ramai, ada sekitar seratus orang berada di rumah makan cepat saji yang tidak terlalu besar tempatnya itu.
Memang bukan tanpa alasan, hari ini ada sebuah acara meet and greet seorang artis Indonesia yang lumayan terkenal, namun lumayan tenggelam juga (?) Apalagi kalau bukan Alvin Jonathan, artis jebolan bintang cilik Indonesia ini memang sudah tidak terlihat lagi di televisi, namun keeksisan dan ketenarannya masih berada diantara fans – fans setianya.
Dan diantara semua itu, ada Ify, Ifyanda Marissa yang sibuk memotret cowok chineese itu dengan gembira, hingga tak sadar ia menabrak sesuatu.
BRAAK
“Astaga, apalagi sih ini.”  Ucap gadis ini seraya bangkit dari lantai dengan kesal,
“Sorry, aku gak sengaja”
“Its oke, Alvinhozta juga?” Tanya Ify melihat pemuda itu aneh.
“Yap, Aku Rio.” Ucap pemuda itu mengulurkan tangannya,
“Ify”
                                                            ***
“Eh kak monmon, foto – foto selfie tadi sama siapa? Aku minta dong.”
Ucap Ify seraya merapikan kameranya.
Seorang gadis berhijab, Monita atau yang biasa dipanggil monmon ini menatap temen satu komunitasnya garang.
“Oh God Fy, stop manggil gue monmon ya,”
“Peace, jadi tadi pake hp siapakah aku selfienya?”
“Lo coba cari kak Itong deh, keknya hp dia tadi,” Ucap gadis itu tanpa sedikitpun beralih dari gadgetnya.
Ify menghembuskan napasnya pelan lalu melangkahkan kakinya menuju seseorang yang disebut tadi.
“Kak, tau gak hape yang aku gunain buat selfie sama siapa”  Tanya Ify lesu.
“Tau, Cowok ganteng ituloh. Yang katanya baru dateng dari Jakarta itu,”
Ucap Kak Ita, atau yang kerap disapa Itong ini sumrigah.
“Trus dia kemana sekarang?”
“Gatau deh, ah cari aja fb nya, RioMario paling ntar dia upload, Foto gue ama dia juga kok fy,”  Jawab ita seraya menuliskan nama Facebook lelaki itu dan menyerahkannya ke Ify.
“Ini, udah ya fy, aku duluan, besok mau kerja pagi. Daaah”
Ucap Kak Ita lalu segera meninggalkan tempat itu, Ify terpaku sejenak lalu menatap tulisan tangan Ita.
“RioMario? Kayak pernah denger,”
                                                                        ***
Gadis cantik ini menatap jam tangannya terus menerus, seraya melirik sekitarnya tiap sebentar.
“Mereka dimana sih?”
Ujar Ify kesal,
Sudah cukup lama gadis ini berdiri di halte bus yang mulai mengelupas ini sendirian, hingga akhirnya sebuah mobil besar tiba di hadapannya.
“Ify, Masuk”
Teriak seseorang dari dalam. Ify menghembuskan napasnya lega lalu segera menaiki mobil itu.
“Ayok kita berangkat,”
Ucap Milia keras. Ify yang sudah berada di dalam bus menatap teman -  temannya hingga ada satu orang mencuri perhatiannya,
“Dia,”
Ucapnya kaget melihat seorang pemuda yang duduk santai di hadapannya.
                                                                                    ***
“Kak, kok dia ikutan gathering sih?”
Tanya Ify pelan sesaat setelah sampai ke tempat tujuan. Hari ini memang seluruh alvinozta di Batam yang aktif ikut berkumpul dan berjalan bersama ke Barelang. Salah satu tempat yang menjadi kebanggaan kota Batam.
Seorang gadis manis dengan ikatan satu dikepalanya menjawab,
“Dia kan ikut MnG kemarin, Kak Rizky ajakin sekalian jadi anggota. Yaudah deh dia ikut,”
Ujarnya. 
“Oh gitu kak,”
Kata Ify singkat, tak ingin bertanya lebih banyak lagi.  gadis berikat satu itu mengangguk pelan, Siswa SMA kelas 2 yang diketahui bernama Manik ini lalu kembali melakukan aktifitasnya.
                                                                        ***
Ify memandang langit biru dan lautan lepas yang membentang di hadapannya, semilir angin menerbangkan rambut lurusnya yang panjang. Disampingnya, seorang pemuda tampan masih terdiam menikmati keindahan di hadapannya.
“Hai, kamu Ify kan?”
Sapa lelaki itu,
“Iya, Rio kan?”
Pemuda itu berdehem pelan pertanda iya,
“Eh Fy, aku mau nanya sesuatu. Boleh?”
Ify  membalikkan pandangannya, “Nanya apa?”
“Kenapa sih jembatan barelang jadi ikon di Batam? Aku kan baru disini, jadi gatau.”
“Pengen tau nih,?”
Tanya Ify dengan nada jahil.
“Yaiyalah fy,”
“Oke gini, sebenarnya Jembatan Barelang itu biasa aja sih ya, tapi karena tiang -  tiang yang menegakkan Jembatan ini, jadi unik. Tapi sih ya, menurutku, Ikon itu sendiri  hadir karena kisah cinta yang ada disini,”
Jawab Ify,
Rio, pemuda itu memandangi Ify sekali lagi,
“Kisah cinta?”
“Iya, jadi gini disini itu banyak jadi saksi dari kisah – kisah cinta orang Batam, ada yang menyatakan cinta, ada yang menolak cinta, bahkan ada yang bunuh diri karena cinta. Pokoknya ini tuh kayak some place yang dianggap menjadi tempat bagi orang yang saling mencintai gitu, Katanya juga para cupid – cupid penebar panah asmara suka berada disini untuk menembakkan panahnya Haha.”
“Hmm, keren. Kamu sendiri percaya?”
“Aku?”
“Ya Kamu,”
“Bagiku, dimanapun cinta tumbuh ya disitu tempat yang indah buat cinta, dan Jembatan ini mungkin akan jadi saksi buat aku, jika aku benar – benar menemukan cinta yang aku idamkan itu disini, Cinta sejati kayak yang orang katakan”
“Aku dan kamu kan disini, bisa dong kita saling mencintai,”
Kelakar Rio,
Gadis itu tersentak sebentar lalu ikut tertawa, “Yayaya, mungkin kalau cupid – cupid itu sedang disini mendengar kamu trus iseng deh nembakkin panah asmaranya.”
DEG
                                                            ***
“Kemana aja kalian,?”
“Tau ah mojok aja kerjanya tuh,”
“Cie cie, cinta bersemi di Gathering Alvinozta,”
Ucapan itu keluar dari bibir  Monita, Diana dan Wikke yang sepertinya sudah sibuk bersorak melihat kedatangan teman mereka. Sementara teman – teman yang lainnya hanya tersenyum kecil tidak ingin ikut heboh seperti ketiga gadis itu.
Sementara sepasang manusia yang baru berkenalan itu hanya tersipu malu
“Ah kakak,  biasa aja lah,”
Ucap Ify, ada nada kesal namun juga malu didalamnya. Hingga sontak membuat teman – temannya tertawa lagi,
“Udah deh udah, dari pada lama – lama disini, mendingan kita ke camp Vietnam. Gimana??”
“Camp Vietnam? Yang sisa peninggalan sejarah itu ya?” Ucap Rio angkat bicara,
“Yap, udah deh gausah nanya mulu.  Cus berangkat,” Ujar Millia lalu diikuti seluruh anggota alvinozta yang ikut gathering kali ini. Rio mengendikkan bahu lalu menyusul Ify yang sudah mengikuti teman – temannya.
***
Seluruh anggota Alvinozta turun dari mobil yang dikendarai kak Rizky, tak lama mereka mulai berpencar mengambil gambar di tempat yang dianggap bersejarah di kota Batam ini. dan masih sama seperti sebelumnya, Rio dan Ify masih berjalan bersamaan mengelilingi tempat itu.
Gadis itu, Ify sudah siap mengalungkan kamera yang baru saja ia beli di lehernya. Dengan lincah, dia bergerak kesana kemari mengambil gambar sebagai kenangan.
“Tunggu dong fy,”
Kata Rio terengah – engah mengejar Ify.
“Eh, sorry – sorry.” Ucap Ify  setelah menyadari Rio mengejarnya dari belakang.
“Iya, No Prob. Eh by the way, kapal ini buat apa?”
Ify mengangkat kameranya sebentar dan klik, ia memotret kapal yang Rio tunjuk.
“Kapal ini? Ini peninggalan Vietnam waktu itu. Ada sejarahnya loh,”
“Oh ya? Apa?”
“Jadi….”
Obrolan mereka terus berlanjut hingga senja tiba.
***
…Thanks for today ya Fy…
….Ya sama – sama….
….Kapan – kapan mau jalan lagi gak? …
…Boleh…
                                                                                                              ***
Keadaan café ini terlihat sepi, hanya ada beberapa pengunjung yang terlihat berada disini untuk bersantai dan berbincang.
Pemuda ini masih duduk tenang, hingga seseorang tiba menyapanya.
“Hai Yo,”
Sapa Ify, seseorang yang baru saja tiba itu.
“Hai Fy,”
Ucap Rio lalu segera meminta gadis itu duduk.
Pemuda itu menatap Ify detail,
“Kamu masih pakai baju sekolah Fy?”
Ucap Pemuda itu. Ify tersipu dan mengangguk,
“Iya, sorry ya gaenak diliat. Abis aku buru – buru dan lupa bawa baju ganti nih,”
Rio tersenyum kecil, “Santai aja lagi. kalau kamu nyaman pakai aja, atau mau beli baju? Biar gak panas”
Gadis itu, Ify buru – buru menandakan tidak dengan kedua tangannya
“Gak ah, gausah. Aku oke ajasih pakai ini,  kamu gamalu?”
Rio mengernyitkan dahi,
“Malu kenapa?”
“Karena aku pakai baju sekolah?”
Jawab Ify dengan muka innounce nya. Tawa rio meledak.
“Haha, yaampun santai aja lagi Fy, Toh sama aku ini juga”
Jawab Rio mengedipkan matanya. Ify tertawa kecil.
“Eh, Yo kamu udah denger lagunya Alvin yang baru?”
Pemuda itu mengangguk, “Udah sih, enak kok”
“Yoa, lebih soft lagunya. By the way, kok kamu bisa jadi Alvinozta sih?”
Rio mengaduk minumannya pelan, “Hmm, apa ya. Dia orangnya cuek dan santai, tapi pribadinya baik. Ya cocok lah dijadiin Idola? Kamu sendiri?”
“Sama? Haha, tapi mungkin aku makin suka karena Alvinozta sih. Asik – asik, kamu sendiri di Jakarta suka ngumpul sama Alvinozta disana?”
Tanya Ify.
“Yoa, dulu anaknya juga rame kayak kalian.”
Ify mengangguk mengerti seraya meminum Orange Juice yang dipesannya,
“Temen alvinozta yang paling dekat sama kamu sendiri siapa?”
“Vanessa namanya, asik kok anaknya. Lain kali  aku kenalin”
“Huk huk, Bentar ya Yo,”
Rio mengangguk heran, Ify buru – buru meninggalkan tempat itu.
***
“Mengapa harus saat ini? kenapa tuhan?”
Batin seorang gadis. Wajahnya yang pucat terlihat jelas di depan kaca yang membentang di hadapannya. Ia menatap tangannya yang sudah penuh dengan darah.
***
“Fy,”
Kata Rio pelan.
Ify mengangguk menatapnya,
Mereka masih menyusuri lapangan Engku Putri, tempat biasa anak – anak Batam berkumpul bersantai dan menyalurkan hobinya. Memang lapangan ini dirancang sesuai dengan minat bakat pemuda pemudi Batam seperti panjat pinang serta lapangan basket.
“Aku mau ngomong sesuatu,”
“Ngomong aja,” Ucap Ify santai.
Rio mengajak Ify duduk di salah satu kursi taman itu, Ify masih berwajah penasaran dengan apa yang ingin Rio katakan.
“Fy, pertama ketemu  kamu aku ngerasa beda. Kamu selalu ceria dan membuat orang merasa menarik dengan apa aja yang kamu lakuin. Aku tau kita baru ketemu, tapi… “
Rio belum melanjutkan perkataannya, sementara sang gadis, Ify sudah pucat dengan raut wajah bimbang.
“Kamu mau jadi pacar aku?”
Lanjut Rio. Ify menatap wajah Rio risau, tak beberapa lama Ify bangkit dari duduknya.
“Sorry yo, aku gak bisa”
Ucapnya berlalu meninggalkan Rio  yang menatap kepergian Ify dari kejauhan.
***
Hujan rintik – rintik membasahi permukaan bumi secara perlahan, daerah itu penuh dengan tanah. Tentu saja.
Dan di area pemakaman ini, ada sebuah makam yang kini dipenuhi oleh puluhan orang.
Mereka menangis tersedu – sedu menatap makam yang masih belum kering itu, orang – orang itu adalah sahabatnya.
Sahabat Ify, gadis yang terbaring bahagia di dalam tanah yang basah itu.
“Fy, selamat jalan,” Ucap Wikke pelan.
“Kamu terlalu cepat pergi Fy, kami menyayangimu,”
Kata seseorang berhijab biru muda yang manis. Gadis ini menangis dalam hujan yang terus mengguyur dirinya bersama teman – temannya.
Dan diantara semua itu, ada seorang pemuda yang menangis dalam diam.
“Ify, aku mencintaimu. Pertemuan – pertemuan kita adalah hal terindah dalam hidupku. Terimakasih telah menjadi kenangan terbaikku, aku mendoakanmu.Aku menyayangimu Fy,”
Batin pemuda itu, tak lama mereka meninggalkan area pemakaman itu. tanpa mereka sadari, ada seorang gadis yang tersenyum menatap sahabat – sahabat dan orang yang ia cintai itu.
***
“Ini tulisan Ify, untuk kamu Rio,”
“Saya tan? Mengapa saya?”
“Kamu dan teman – temanmu begitu berarti untuknya”
“Maksudnya Tan?”
“Kamu bisa buka halaman pertamanya lalu kamu berikan kepada teman komunitasmu. Ify menuliskan pesan bagi setiap orang yang ia sayang,”
“Bagaimana dengan teman sekolahnya tan?”
“Ify tidak pernah dekat dengan teman sekolahnya. Baginya, kalian adalah keluarganya. Alvinozta adalah keluarganya,”
Ujar Ibu Ify, lalu berlalu meninggalkan Rio yang menatap Diary  itu perlahan.
***
Dear Rio,
Yo, pertama kali aku jumpa sama kamu. entah kenapa aku penasaran dengan kamu, lalu kali keduaku, hatiku mulai berdesir padamu, hingga pertemuan kita yang tiga.
Aku senang Yo, Jujur karena kamu juga mencintaiku. Tapi aku sadar, aku takkan hidup lebih lama lagi.
Aku mencintaimu Rio. Walau kita hanya bertemu tiga kali.


“Rio,”
Ucap seseorang. Rio membalikkan tubuhnya dan menatap seseorang yang memanggilnya tadi.
“Iya shill,”
Wanita itu menatapnya heran dengan mendekapkan kedua tangannya diatas perutnya.
“Mau ngapain kamu disitu terus, pergi yuk,”
Ucap wanita itu. kini dengan nada manja, Rio kembali tersenyum kecil.
“Tunggu bentar ya,” Ujar Pemuda itu pelan.
“Okey, tapi apa yang buat kamu betah disini?”
Kata wanita itu seraya menatap sekelilingnya,
“Atau jangan – jangan kamu mau ikutan percaya ya, ada banyak cupid – cupid disini yang siap menembakkan panahnya, kamu mau cari penggantiku ya,”
Lanjut  wanita itu lagi secara beruntutan. Bibir mungilnya ia kerucutkan menunjukkan bahwa ia sedang kesal.
Lelaki itu terkekeh, berjalan menghampiri wanita itu lalu meletakkan jari telunjuknya ke bibir manis wanita itu.
“Gak lah shill, kamu yang terbaik, oke?  Sekarang kita ke camp Vietnam yuk,”
“Camp Vietnam? Yang sisa peninggalan sejarah itu?”
Tanya wanita bernama Shilla itu.
Rio terpaku sejenak, merasa ia mengingat kalimat itu. ia tersenyum lalu berjalan melangkah mengajak Shilla pergi dari tempat itu.
Mungkin, aku pernah percaya shill. Gumam Rio dalam hati.
                                                                 ***
Sepertinya, kisah singkat kita hanya akan menjadi kenangan. Maka biarkanlah itu menjadi kenangan lalu Fy,
Kini aku mengerti pilihanmu, dan sangat mengerti.
Terimakasih Fy telah menjadi kenangan singkat dalam hidupku, keceriaanmu selalu terbayang dalam ingatanku.
Dan ini aku mengatakan padamu  untuk yang terakhir sebelum aku memulai hidup baruku,
Fy, aku mencintaimu.
***
Nama : Vanessa mayumi wen
Twitter : @vanessamayui9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar