Jumat, 07 November 2014

TIA ALYSSA @tialyssa_ [RFM PALEMBANG]


LOVE IN KOTA PEMPEK

“Itu muka apa kertas lipet ditekuk mulu daritadi”
Rio mengaduk-aduk starbuck-nya tanpa minat lalu menatap Valen didepannya. Cowok hitam manis itu menghela napas berat.
“Kenapa sih lo?” tanya Valen bingung.
Rio mengarahkan dagunya ke depan membuat Valen berbalik. Valen langsung tertawa ketika tau apa yang membuat sahabatnya menekuk muka daritadi.
“Gila aja mesra-mesra’an depan gue” ucap Rio tak memperdulikan Valen yang masih saja tertawa.
“Makanya cari pacar. Jangan malah nyalahin setiap orang yang pacaran depan lo, lagian mana mereka tau lo jones alias jomblo ngenes” Valen kembali tertawa setelah melayangkan ledekannya.
Rio mendelik “Kayak lo gak aja”
“Ettt, gue baru putus bro. Itu pun gue yang mutusin, gak tega gue biarin lo jomblo sendirian”
“Alesan aja lo” sahut Rio “Eh, Novi mana sih ??” tanya Rio sambil mengedarkan pandangan mencari sosok cewek yang disebutnya Novi itu.
Valen mengangkat bahu “Tau, cewek emang ribet banget man”
Rio mengangguk menyetujui. Lalu kembali sibuk dengan starbuck-nya.
“Woiii, enak ya lo berdua, santai-santai di sini. Enggak tau apa gue berdiri lama buat ngambil koper, kalian malah di sini duduk-duduk. Tega banget sih” Rio dan Valen tersentak ketika tau-tau Novi muncul sambil melayangkan omelannya. Semua pengunjung menoleh kearah mereka, jelas saja suara Novi kan power full banget.
“Sttt, diliatin tuh, gak malu apa ?” bisik Valen. Novi melirik beberapa pengunjung yang masih menatap kearah mereka, lalu cepat-cepat duduk.
“Kalian sih nyebelin banget” balas Novi, kali ini sudah menurunkan volume suaranya.
“Lo juga sih pake’ bawa koper segala, kita aja cuma tas ransel” ucap Valen.
Novi berdecak “Hellooo ? Kita disini tuh bakal lama ya, seminggu. Mana cukup cuma bawa ransel doang”
“Dasar cewek, ribet amat idupnya”
Novi merengut lalu beralih pada Rio yang sibuk menghabiskan starbuck-nya “Rio belain gue”
“Apa ? gue setuju tuh sama Valen” sahut Rio.
Valen langsung tertawa penuh kemenangan sedangkan Novi menekuk mukanya kesal.
“Ponsel lo tuh” ucap Rio menyadarkan Valen. Cowok itu lalu menyambar ponselnya yang tergeletak diatas meja cafe.
“Hallo om. Oh iya, kita ada di cafe starbuck-nya ini. Oke om”
Valen kemudian memutuskan sambungan teleponnya.
“Temennya bokap udah di bawah, bentar lagi ke sini katanya” ucap Valen.
“Gak sabar nih pengen jalan-jalan” ucap Novi sambil memasang senyum lebarnya.
“Tinggal jalan aja, tuh jalan lebar” Valen menunjuk jalan di luar cafe.
“Ah, rese’ lo” kesal Novi lalu memukul bahu Valen membuatnya meringis.
“Yo, sepupu lo dikasih makan apa sih ?” tanya Valen sambil mengelus-elus bahunya.
“Apa aja dia makan” jawab Rio lalu terkekeh.
“Enak aja lo” Novi langsung manyun.
“Eh, gue denger dari papa, temennya yang bakal jemput kita punya anak cewek” ucap Valen sambil melirik Rio.
“Terus ?” tanya Rio.
“Ah, elo. Kesempatan nih buat lo yang jomblo berkepanjangan”
Rio memutar bola matanya “Gak tertarik tuh”
“Heii, jangan salah. Mungkin aja dia cantik, ngalahin cewek-cewek di Jakarta”
“Udahlah, kita ke Palembang mau liburan kan ?”
Valen lalu melirik Novi yang mengedikkan bahu.

^^^^^^^^^^^

“Nah, sudah sampai”
Rio, Valen dan Novi langsung turun dari mobil Avanza milik Harris –Teman papa Valen-
Ketiga remaja itu menatap rumah minimalis dengan halamannya yang cukup luas.
“Heii bantuin” Novi menyenggol lengan Rio dan Valen bergantian lalu melirik Harris yang sibuk mengeluarkan koper Novi.
“Koper lo kan ?” tanya Valen “Lo dong yang bantu”
“Bilang aja lo nggak kuat” balas Novi kesal.
Valen hanya mencibir.
“Nah, itu istri dan anak om” ucap Harris ketika selesai mengeluarkan koper Novi dari bagasi.
Rio, Valen dan Novi menoleh, di ambang pintu nampak seorang wanita paru baya sedang berjalan kearah mereka bersama seorang anak perempuan.
Valen menggeser tubuh Novi yang berada di antara ia dan Rio.
“Gimana man ?” tanya Valen setelah menyenggol bahu Rio, tak menghiraukan Novi yang berdecak kesal.
Rio bergeming, lalu tersadar ketika kembali disenggol Valen.
“Gimana ?” tanya Valen lagi.
Rio terkekeh “Dia ?” tanya Rio sambil tersenyum miring, seolah meremehkan “Cantik man. Tipe gue banget”
Gantian Valen yang terkekeh “Udah gue duga, gue aja mau sama dia” ucap Valen membuat Rio melotot.
“Ngomongin apa sih ?” tanya Novi namun kedua cowok itu tak menghiraukan.
“Oh, ini yang mau liburan di Palembang” ucap istri Harris ketika sudah berada di depan Rio, Valen dan Novi sambil tersenyum ramah.
“Iya tante” ucap Novi sopan.
“Kenalin dulu, nama tante Audy dan ini anak tante Ify” ucap Audy tersenyum, Ify yang di sampingnya juga tersenyum bergantian kearah Rio, Valen dan Novi.
“Aku Novi tante” ucap Novi sambil menyalim tangan tante Audy
“Novi” ulang Novi, kini gantian menjabat tangan Ify.
“Valen tante”
“Oh, ini anaknya Suryo itu ya ?” Valen mengangguk lalu beralih pada Ify “Valen”
Ify tersenyum “Ify”
“Rio tante” kini giliran Rio yang memperkenalkan diri.
“Rio” lanjut Rio ketika memperkenalkan diri pada Ify.
“Ify”
“Belagak dak Fy ? (Cakep gak Fy ?)” tanya Audy, Ify hanya tersenyum malu-malu.
Sementara Rio, Valen dan Novi mengernyitkan dahi.

^^^^^^^^^^

“Ini makanan khas Palembang. Tau kan ? pempek”
Rio, Valen dan Novi menatap pempek di depan mereka. Ketiganya meneguk ludah bersamaan.
“Ify, ambekke cuko dulu !! (Ify, ambil cuka dulu !!)” seru mama Ify.
“Bentar ya, cuka nya nyusul” ucap mama Ify tersenyum.
Mereka bertiga mengangguk serempak.
Tak beberapa Ify datang membawa cuka, lalu ikut duduk setelah papanya ikut bergabung.
“Gimana, enak ?” tanya mama Ify ketika melihat Rio,Valen dan Novi tampak menikmati pempek yang telah dihidangkan.
“Enak tante” jawab mereka kompak. Ify, Audy dan Harris tertawa kecil.
“Kalian kelas berapa ?” tanya mama Ify lagi.
“12 tan” jawab Valen.
“Oh, kalau Ify kelas 11” ucap mama Ify sambil melirik anaknya yang sudah mendongak dari makannya.
Valen langsung menyenggol lengan Rio.
“Emm ?” Rio menoleh dengan pempek yang masih di mulutnya.
“Jorok lo, telen dulu !!” Valen bergidik sedangkan Rio buru-buru menelan membuatnya tersedak.
“Minum dulu !!” Ify menyodorkan segelas air pada Rio. Rio menatap gelas itu lalu beralih pada Ify yang tersenyum.
“Uhuk..” Rio kembali tersedak, menyadarkannya lalu buru-buru minum.
“Maaf tante, om. Mereka emang suka gitu” ucap Novi, Valen yang duduk di sebelahnya melayangkan tatapan tak terima.
Mama Ify terkekeh “Gapapa, tante malah senang. Biasanya rumah gak pernah rame, maklum kan Ify anak tunggal”
“Sama kayak lo Yo” bisik Valen, Rio hanya mendelik, kesal melihat Valen yang tak pernah diam daritadi.

^^^^^^^^^^^^^

“Lagi apa Fy ?”
Ify menoleh lalu meletakkan kuas cat ketempatnya.
“Ah, ini yuk. Lagi ngelukis”
“Tau nih Novi pertanyaannya bodoh banget, udah tau Ify lagi ngelukis masih aja ditanya. Harap maklum ya Fy” ucap Valen yang langsung mendapat toyoran dari Novi.
Ify yang melihatnya terkekeh lalu beralih pada Rio yang geleng-geleng kepala melihat Valen dan Novi. Tiba-tiba pandangan mereka bertemu, Rio langsung memasang senyum kaku, terkejut juga melihat Ify menatapnya, Ify balas tersenyum lalu mengambil kuas dan mulai melukis lagi.
“Wah, bagus banget Fy” puji Novi ketika melihat lukisan Ify. Di atas kanvas yang hampir setengah jadi Ify melukis langit malam yang terlihat sekarang.
Ify tersenyum lalu menatap Novi sejenak “Makasih yuk”
Novi tersenyum namun tiba-tiba tampak bingung “Yuk ?” tanyanya bingung.
“Iya, ayuk maksudnya. Kalau di Palembang sebutan untuk yang lebih tua buat cewek tu ayuk” jelas Ify, Novi mengangguk paham.
“Denger Vi, lebih tua. Lo udah tua” Valen langsung tertawa, Novi menatap Valen tajam.
“Lo kalau mau ngajak berantem ntar aja deh Val” ucap Novi “Yo, jagain tuh. Ntar gue ceburin juga ke sungai musi” lanjut Novi.
Rio hanya geleng-geleng kepala.
“Ssstt, ssttt”
Rio menoleh ketika Valen menyenggol-nyenggol lengannya.
“Apa’an sih ?”
“Lo kenapa diem aja ? Katanya tipe lo ?” tanya Valen.
Rio berdehem lalu melipat tangannya di dada.
“Sok jaim banget deh lo. Udah sikat aja langsung”
“Lo pikir apa’an ?” ucap Rio tak habis pikir.
“Udah sini gue bantuin” ucap Valen lalu berjalan menghampiri Ify dan Novi.
Rio yang melihatnya melotot tak percaya, tangannya hendak mencegah Valen tapi Valen sudah keburu berdiri di samping Novi yang berada disebelah Ify.
Rio mengacak-acak rambutnya, merasa Valen benar-benar nekat.
“Fy” Novi menoleh ketika Valen menepuk bahunya.
“Apa ?” tanya Novi kesal.
“Gue manggil Ify juga” ucap Valen.
“Terus lo nepuk bahu gue kenapa ?”
“Nyuruh lo minggir” jawab Valen cuek lalu beralih pada lukisan Ify, tak memperdulikan Novi yang sudah melotot.
“Bagus juga walaupun lukisannya didominasi warna gelap, kayak muka lo Vi” komentar Valen lalu melirik Novi yang siap meledak.
“Valeeeeeennnnnn” seru Novi kesal, Valen cepat-cepat berlari sebelum mendapat amukan Novi.
“Good luck bro. Gue aman, do’ain aja” ucap Valen sambil menepuk bahu Rio lalu kembali berlari ketika melihat Novi sudah mengejarnya.
“Jangan kabur lo” seru Novi sambil mengejar Valen.
Ify menatap Valen dan Novi yang sudah menghilang ntah kemana lalu beralih pada Rio yang masih stay di tempatnya. Rio nyengir “Mereka emang suka gitu” ucapnya.
Ify mengangguk sambil tersenyum lalu kembali fokus dengan lukisannya, sedangkan Rio hanya memperhatikan Ify melukis sampai selesai. Jangan ditanya kenapa ia hanya diam, Rio sendiri juga bingung, masalahnya ia tak tau bagaimana harus bersikap sama cewek. Mengingat ia tak pernah pacaran sekalipun, bukan seperti Valen yang sering gonta-ganti pacar.

^^^^^^^^^^^^

“Jadi lo suka sama Ify ?” tanya Novi, suaranya meninggi karena kaget membuat Rio langsung membekap mulutnya.
“Bisa pelan dikit kan ?” tanya Rio setelah melepaskan tangannya, Novi mengangguk sambil membentuk ibu jari dan telunjuknya menjadi huruf V.
“Dan lo tau kan semalem gue cuma mau Rio sama Ify berdua, biar Rio bisa nyatain perasaannya. Taunya ni anak diem aja” ucap Valen sambil menatap Rio, ekskpresi wajahnya dibuat seolah kecewa membuat Rio bergidik.
“Jadi semalem lo gak serius ngatain muka gue gelap ?” tanya Novi, wajahnya nampak berbinar.
“Siapa bilang ? kalau bagian itu sih serius” Valen langsung menyingkir ketika Novi melemparnya dengan kerikil.
“Gila Yo sepupu lo” ucap Valen tak habis pikir.
“Udah deh, kalian ntar gue jodohin juga” ucap Rio.
Valen dan Novi saling berpandangan ngeri “Ogah” ucap mereka kompak lalu membuang muka bersamaan.
Rio terkekeh melihatnya.
“Eh, Ify tuh” ucap Novi membuat Rio dan Valen menoleh.
Ify berjalan mendekat sambil memasang senyum manisnya, membuat Valen dan Novi menggoda Rio. Rio berpura-pura cuek sambil mengumpat Valen dan Novi dalam hati, kalau kayak gini aja mereka bisa kompakan.
“Hari ini jadi kan ke Pulau kemaro ?” tanya Ify ketika sudah berada di depan Rio, Valen dan Novi.
“Jadi dong, ya kan Yo Val ?” Novi melirik Rio dan Valen bergantian. Kedua cowok itu mengangguk.
Ify tersenyum “Kalau gitu kita buat pempek dulu, kata mama buat bekal di sana nanti”
“Lo bisa bikinnya ?” tanya Novi tak percaya. Ify mengangguk.
“Ayo !!” ajak Ify lalu berjalan masuk kedalam rumah.
“Keren Yo, selain cantik juga pinter masak gak kayak sepupu lo” bisik Valen.
“Gue denger” Valen tersentak lalu menatap Novi yang sudah melotot.

^^^^^^^^^^^^

“Gini !!” jelas Ify untuk kesekian kalinya sambil membentuk adonan pempek menjadi bulat.
Rio, Valen dan Novi mengikuti lalu berdecak untuk kesekian kalinya melihat hasil buatan mereka.
“Buat versi gue aja lah” ucap Valen lalu mulai berkreasi diikuti Rio dan Novi.
Ify terkekeh lalu mulai melanjutkan.
“Tepungnya jangan banyak-banyak Valen, lo udah kayak bedakin badut aja, putih banget jadinya” omel Novi.
“Ah, ini kan kreasi gue” sahut Valen.
“Pisahin aja yang buatan Valen, gue gak mau makan buatan dia” Novi merengut lalu kembali sibuk dengan adonannya.
“Siapa juga yang mau ngasih lo” cibir Valen, lalu tiba-tiba ia mendapat ide jail.
“Valeeeennnn” Novi mengusap pipi kirinya yang sudah berlumur tepung akibat ulah Valen.
Valen tertawa puas lalu menghindar ketika Novi ingin membalas.
“Yo bantuin gue” Rio langsung menggeleng, menolak permintaan Novi.
“Udah bantuin” ucap Valen lalu mengacak-acak rambut Rio dengan tangannya yang berlumuran tepung.
“Sialan lo” Rio bangkit lalu mengambil sejumput tepung dan melemparnya pada Valen.
Ify hanya tertawa melihat ketiga orang yang sudah berlumuran tepung didepannya.
“Fy bantuin gue” adu Valen setelah beralih disamping Ify.
“Ah, gak deh kak” tolak Ify.
“Ya udah lo juga harus kena kalau gitu” ucap Valen lalu memoles pipi Ify dengan tepung di tangannya.
“Ihh, kak Valen” seru Ify lalu balas melempari Valen dengan tepung. Novi yang melihatnya jadi tertawa.
“Terus Fy, terus !!” dukung Novi. “Yo liat mereka” Novi menyenggol lengan Rio, lalu menatap cowok itu ketika tak ada tanggapan.
“Gue...mau bersih-bersih dulu” ucap Rio lalu beranjak menuju pintu, tiba-tiba ia berhenti ketika melihat mama Ify di ambang pintu. Mama Ify berkacak pinggang membuat Rio, Ify, Valen dan Novi nyengir kompak.

^^^^^^^^^^

“Naik motor nih ?” tanya Valen.
Ify mengangguk “Gapapa kan ?” tanya Ify.
“Gapapa, udah ayo. Gak sabar pengen ke pulau kemaro” ucap Novi.
“Gue bonceng siapa nih ?” tanya Valen lalu melirik Novi “Ify aja deh”
Novi langsung manyun lalu berjalan ke arah Rio yang memasang wajah jutek.
“Lo gak mau juga bonceng gue ?” tanya Novi, kesal juga melihat Rio dan Valen yang seperti tak ingin memboncengnya.
“Ify sama gue aja” ucap Rio. Ify menatap Rio dan Valen bergantian.
“Ya udah, yuk Vi” ucap Valen akhirnya.

^^^^^^^^^

“Kita naik perahu kesana” ucap Ify ketika mereka selesai memarkir motor di sekitar BKB (Benteng Kuto Besak).
“Wah seru tuh” Novi nampak kegirangan.
“Lebaynya kambuh” cibir Valen.
“Biarin” balas Novi sambil memeletkan lidahnya.
Mereka berempat lalu berjalan bersisian menuju pinggiran sungai musi, lalu naik ke atas perahu yang sudah dipesan.
“Ampera keren juga ya, baru kali ini gue liat deket banget mana lewat dibawahnya lagi” Novi berdecak kagum ketika perahu yang mereka melewati jempatan Ampera.
“Malem lebih bagus loh yuk” ucap Ify.
“Oya ? ntar malem kita kesini ya” Novi nampak bersemangat.
“Lo kayak gak punya waktu lain aja, besok-besok kan bisa. Capek kali” ucap Valen, Novi hanya melongos.
“Dulu bagian tengah jembatan Ampera bisa diangkat gitu buat kapal besar lewat, tapi sekarang udah gak lagi. Soalnya, waktu buat keangkat penuh tuh sekitar 30 menit, jadinya ganggu lalu lintas”
Rio, Valen dan Novi mengangguk-angguk mendengar penjelasan Ify. Kini perahu mereka sudah melewati jembatan Ampera.
“Takut nih” ucap Novi ketika perahu yang mereka naiki bergoyang ke kiri dan ke kanan.
“Bisa takut juga lo Vi ?” sahut Valen, Novi langsung bergerak menoyor kepala Valen membuat perahu sedikit oleng. Novi langsung berpegangan pada Valen sedangkan Ify langsung berpegangan pada Rio di dekatnya.
“Maaf kak” ucap Ify.
Rio mengangguk cepat “Gapapa”
“Lo tuh” omel Valen, Novi langsung mengerucutkan bibirnya.
“Kira-kira berapa lama nih Fy ?” tanya Valen.
“Kira-kira 30 menit kak, kita kan naik perahu biasa” jawab Ify.
Valen mengangguk “sama kayak waktu jembatan Ampera keangkat dong ya”
Ify mengangguk sambil tersenyum, senang juga Valen ternyata menyimak.
Valen lalu beralih pada Novi yang berpegangan pada bangku kayu yang mereka duduki.
“Kasian tu bangku lo pegangin terus” ucap Valen sambil tertawa kecil.
Novi mendelik “Jangan ganggu deh”
Valen tertawa “Kayak lagi apa aja lo Vi, serius amat”
Novi merengut kesal ketika Valen masih saja tertawa, bahkan ia sampai memegangi perutnya. Rio dan Ify juga ikut-ikutan tertawa walaupun tak sekeras Valen tentunya.
“Rese” kesal Novi lalu mendorong bahu Valen membuat Valen yang tak siap dengan dorongan itu, terdorong cukup kuat membuat Rio dan Ify yang berada dipinggir ikut terdorong.
#BYUUURRR
Rio, Valen dan Novi menoleh bersamaan ketika tau-tau Ify tercebur.
“Pak, stop pak” teriak Rio. Bapak-bapak yang mengemudikan perahu menoleh, terkejut melihat Rio menyeburkan diri. Tak lama Valen dan Novi menyusul.
“Eh, nak ngapoi ? Cari mati bae (Hei, ngapain ? nyari mati aja)” Bapak itu geleng-geleng tak habis pikir.
Ify yang sudah basah kuyup cukup kaget melihat Rio yang tau-tau menceburkan diri, diikuti Valen dan Novi.
“Kita oke pak” seru Valen sambil mengacungkan jempolnya.
“Kalian kenapa nyebur ? aku gapapa, aku bisa berenang kok” ucap Ify kemudian terkekeh.
Rio yang sudah berada didepan Ify mengusap mukanya “Ayo naik !!” Perintah Rio.
Ify mengangguk lalu berenang menuju perahu mereka yang sudah berhenti. Diikuti Novi, Valen dan Rio.
“Nyari balak bae. Kalu mati cakmano ? (Nyari masalah aja. Kalau mati gimana ?)” omel bapak itu ketika keempatnya sudah naik keatas perahu dengan basah kuyup.
“Maaf pak, dak lagi. (Maaf pak, nggak lagi)” ucap Ify.
Bapak itu menghela napas. Hampir saja dia jantungan melihat penumpangnya tercebur, kalau mati kan berabe. “Jadi cakmano ? masih nak ke pulau kemaro apo balek bae ? (Jadi gimana ? masih mau ke pulau kemarau apa pulang aja?”
“Balek bae pak. (Pulang aja pak)” jawab Ify setelah melihat Rio, Valen dan Novi yang nampak kedinginan.
^^^^^^^^^^^^
Ify, Rio, Valen dan Novi sudah berada dimeja makan bersama kedua orang tua Ify setelah tadi sore mendapat omelan habis-habisan dari mama Ify.
“Ini kayak pepes gitu ya tan ?” tanyaValen.
“Iya, kalau disini nyebutnya brengkes tempoyak” jawab mama Ify.
Valen mengangguk lalu mulai menyuap nasi.
“Tempoyak ? apa’an tuh tan ?” kali ini Rio yang bertanya.
“Tempoyak itu durian yang difermentasi”
Novi langsung berhenti mengunyah ketika mendengar kata durian.
“Kenapa Novi ?” tanya Mama Ify.
“Dia nggak suka durian tan” jawab Valen tertawa kecil lalu kembali sibuk dengan makannya.
Novi nyengir “Kirain bukan tadi. Soalnya gak kerasa gitu” ucap Novi.
“Yaudah Novi makan ayam goreng aja nih” mama Ify lalu menyodorkan sepiring ayam goreng pada Novi.
“Kalau besok kita makan model buatan mama Ify” Papa Ify buka suara setelah meneguk setengah gelas air.
“Model ? itu makanan om ?” tanya Rio, Ify yang mendengarnya terkekeh, terlebih melihat Rio yang tiba-tiba kepo dengan makanan disini.
“Iya jelas. Bukan model yang suka jalan di catwalk ya, ini model makanan khas sumatra selatan juga, yang jelas gak kalah enak dengan pempek” ucap papa Ify, Rio mengangguk-angguk tak sabar menunggu besok.
“Kak Rio pecinta kuliner kayaknya” ucap Ify membuat Rio menatapnya. Ify nampak tersenyum lebar membuat Rio nyengir kaku lalu melanjutkan makannya.
^^^^^^^^^^^^^
“Hachhiiii” Rio menggosok-gosok hidungnya, gara-gara berenang dadakan di sungai musi, Rio yang memang tidak tahan berlama-lama di air jadi sakit.
“Minum nih” Novi menyodorkan teh anget yang dibuatnya pada Rio yang langsung diterimanya.
“Lo sih sok-sok’an nyebur segala”
Rio mendelik lalu kembali menyeruput teh.
“Gue gak mau dia kenapa-kenapa” ucap Rio.
Novi menatap Rio tak percaya, wajahnya kemudian memerah.
“Kenapa lo Vi ?” tanya Valen.
“Kok Rio bisa so sweet gitu sih” ucap Novi sambil memegang kedua pipinya.
Rio tersedak ketika melihat Novi yang sudah senyam-senyum gak jelas itu.
“Emang kalau gue ngomong sama Ify, respon Ify bakal kayak dia ya Val ?” tanya Rio bergidik.
“Gue rasa cuma dia deh Yo” jawab Valen lalu tertawa diikuti oleh Rio.
Novi hanya mendengus ketika lagi-lagi di bully oleh dua orang cowok didepannya.
“Padahal, tadinya gue mau bantu lo deketin Ify” gumam Novi membuat Rio menghentikan tawanya.
“Bantuin gimana ?” tanya Rio nampak serius.
“Gak jadi deh” cibir Novi.
“Ah, elo Vi. Bilang aja Cuma akal-akalan lo doang, mana mungkin lo bisa bantu. Ya gak Yo ?” Rio langsung mengangguk menyetujui.
“Eh, enak aja. gue bakal buktiin sama kalian kalau gue nggak sekedar ngomong doang, besok gue bakal nanya sama Ify, semacam pendekatan gitu lah buat tau gimana cowok idamannya” ucap Novi panjang lebar.
Rio dan Valen saling pandang, lalu terkekeh pelan.

^^^^^^^^^^^^

Rio dan Valen mengintip dibalik tembok, agar dapat mendengar pembicaraan Ify dan Novi yang tak jauh dari tempat mereka bersembunyi.
“Geseran Yo” perintah Valen sambil menggeser posisi tubuhnya.
Rio berdecak “Lo mau gue keliatan ?” kesal Rio setengah berbisik lalu kembali menggeser tubuhnya yang hampir setengah terlihat.
Valen hanya nyengir lalu duduk di sebuah kursi di balik tembok.
“Kamu hobi banget ngelukis ya Fy ?” tanya Novi, matanya dari tadi bergerak mengikuti kuas ditangan Ify.
Ify menoleh sekilas lalu mengangguk “Iya yuk”
“Hebat ya selain pinter masak juga pinter ngelukis. Pasti cowok kamu beruntung banget deh”
Ify menghentikan tangannya yang sibuk melukis lalu kembali menoleh pada Novi yang nampak tersenyum lebar “Aku gak punya cowok yuk” ucap Ify  lalu kembali melukis.
Novi melotot sambil berusaha memasang ekspresi terkejutnya agar tampak meyakinkan, yang sebenarnya tidak perlu karena Ify tak melihatnya “Serius ? Kamu gak punya cowok ?” Novi sengaja membesarkan volume suaranya agar Rio dapat mendengar.
Rio yang berada dibalik tembok tersenyum senang mendengar ucapan Ify tapi langsung mengernyit kaget ketika mendengar suara Novi yang kelewat besar, membuat Valen yang sedang duduk kembali ikut mengintip.
“Gak gitu juga kali Vi, gue denger kali. Orang cuma lima langkah ini” gumam Rio.
Valen yang berada disebelahnya terkekeh “Ify ku memang dekat, lima langkah dar....”
“Ify siapa ?” potong Rio cepat, matanya menatap Valen tajam.
“Ify ku” jawab Valen polos.
Rio melongos lalu kembali mengintip sementara Valen sudah terkekeh, senang rasanya melihat Rio yang cemburu.
“Emang cowok idaman kamu kayak gimana sih Fy ?” tanya Novi setelah diam beberapa saat.
Ify terkekeh, kali ini tanpa menoleh “yang pasti harus seiman sama aku yuk” jawab Ify.
Rio yang daritadi menahan nafas karena menunggu jawaban Ify kini bernafas lega. Yang satu ini jelas bukan penghalang baginya.
“Cuma itu ?” tanya Novi lagi.
Ify menoleh pada Novi yang nampak tak sabar menunggu jawabannya.
“dia harus bisa sayang sama aku dan keluarga aku”
Rio kembali tersenyum ‘gak lo suruh juga gue pasti bakal sayang sama lo dan keluarga lo kok’ batin Rio.
“terus ?” tanya Novi lagi.
Ify terkekeh “emang kenapa sih yuk ?” tanyanya.
Novi menggaruk tengkuknya “pengen tau aja sih, siapa tau tipe cowok kita sama gitu. Kan bisa nyari bareng” jawab Novi asal.
Ify kembali terkekeh “emang tipe cowok ayuk gimana ?”
“aku ? kalau aku sih...”
#Bruukkk
Ify dan Novi menoleh serempak ketika mendengar sebuah suara. Novi yang sadar kalau penyebabnya adalah Rio langsung mengalihkan perhatian Ify.
“Kamu aja dulu, ntar gantian aku yang ngasih tau” ucap Novi.
Ify tersenyum “iya deh” ucap Ify lalu nampak berpikir “aku seneng cowok yang bisa nyanyi buat aku yuk”
Rio yang mendengarnya agak waswas juga, pasalnya ia tidak pernah mendengar suaranya ketika bernyanyi semenjak semua orang selalu menutup telinga ketika mendengarnya. Tapi kalau bermain gitar ia jagonya, dan ia selalu mengiringi Valen bernyanyi. Rio lalu melirik Valen yang menatapnya bingung karena tadi Rio sempat menendang kursi yang didudukinya, Rio tak memperdulikan ekspresi bingung Valen, ia malah menyipitkan matanya, kali ini tipe cowok Ify ada pada Valen.
“terus dia harus lebih tinggi dari aku”
Kali ini Rio kembali tersenyum, yang ini masuk kriteria.
“kalau bisa jago main basket juga”
Senyum diwajah Rio pudar, ia tak bisa main basket, bukan tak bisa cuma tak terlalu bisa (?) yang bisa dan jago itu . . .
“Cantik banget ini cewek” Rio menoleh pada Valen yang sudah menatap ponselnya. Lalu menghela nafas, cowok playboy itu yang jago main basket.
“penampilannya harus rapi, apalagi rambutnya”
Rio menyentuh rambutnya yang semerawut dan kelewat agak panjang. Ia memang tak suka repot-repot merapikan rambut dengan sisir, cukup dengan kelima jari tangannya. Dan untuk potong rambut Rio juga tak terlalu suka, karena malas kalau harus kesalon. Rio lalu melirik Valen yang sedang merapikan rambutnya keatas, rambutnya yang hitam nampak kinclong dengan gel yang selalu diolesnya itu.
Rio menghela nafas berat, lagi-lagi kriteria yang Ify sebutkan termasuk pada Valen.
“terus kulitnya putih gitu yuk”
Rio menatap tangan kanannya yang hitam manis, lalu kembali menoleh pada Valen, Rio kembali berdecak ketika lagi-lagi kriteria yang Ify maksud termasuk pada Valen.
“Yo mau kemana lo ?” tanya Valen ketika Rio tau-tau beranjak meninggalkannya.

^^^^^^^^^^^^

“Lo pake’ lotion ya ?” tanya Rio.
Valen yang sibuk memainkan ponsel disebelahnya menoleh.
“Lotion ? enggak lah. Kenapa ? lo mau pake’ lotion ?”
Valen tak dapat menahan tawanya membuat Rio merengut.
“terus kulit lo bisa putih gitu kenapa ?” tanya Rio tanpa memperdulikan Valen yang masih tertawa.
“Orang tua gue yang nurunin bro. Kenapa sih lo ? gak biasanya lo bahas-bahas kulit ?” tanya Valen bingung.
“Lupain aja deh” Rio lalu berbaring memunggungi Valen.
Valen menggidikan bahu lalu kembali sibuk dengan ponselnya.
“Lo tau gak apa gitu yang bisa cepet mutihin kulit ?” tanya Rio tiba-tiba. Membuat Valen melongo “hah?”

^^^^^^^^^^^^

Sudah 5 hari Rio, Valen dan Novi berada di Palembang. Sudah banyak tempat yang mereka kunjungi dan hari ini mereka memutuskan untuk ke pulau kemaro lagi mengingat kemaren karena ada insiden yang tak terduga mereka jadi batal kesana.
“Ini dia pulau kemaro” Ify merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum lebar.
Rio, Valen dan Novi melihat sekeliling takjub juga melihat pulau kemaro yang baru kali ini mereka kunjungi.
“istirahat dulu yuk” ajak Ify lalu berjalan mencari tempat duduk.
Rio, Valen dan Novi mengikuti.
“Keren juga” komentar Valen.
Ify tersenyum.
“Fy coba nyanyi deh, lagu daerah sini. Pengen denger nih !!” pinta Novi setelah mereka sudah menemukan tempat untuk beristirahat sejenak.
Ify menggeleng “dari hp aja ya yuk”
“Lo aja deh Fy, pengen denger lo nyanyi gue. Mungkin aja bisa duet sama gue ntar” ucap Valen. Rio yang disebelahnya hanya melongos, semenjak ia tau kriteria yang Ify suka lebih banyak menjurus pada Valen ia jadi berniat mundur dan lebih banyak diam. Novi yang ingin bercerita tentang Ify malah tak dihiraukan lagi.
Ify akhirnya mengangguk lalu mulai bernyanyi.
“Ay...ya..ya..ya..ya saman. Pecaknyo mudah tapi saro nian. Ay..ya..ya..ya ya saman. Nyari bini yang benar-benar setolok an. Udah reff nya aja” ucap Ify sambil tersenyum malu.
Novi bertepuk tangan “Suara kamu bagus banget Fy, lagunya juga”
“Bener tuh, kalau diiringin gitar kayaknya lebih mantep tuh. Ya nggak Yo ?” tanya Valen sambil menyenggol lengan Rio.
“I..iya” jawab Rio lalu menggaruk tengkuknya. Lagi-lagi cewek itu membuatnya terpesona.
“Artinya apa sih Fy ?” tanya Novi.
“Mmmm, inti lagunya sih tentang cowok yang lagi galau gitu. Cowoknya lagi mengharapkan cintanya cewek buat dijadiin istri” jawab Ify.
“Wah, pas banget buat lo Yo” ucap Valen yang langsung mendapat jitakan dari Rio.
“Kak Rio lagi nyari istri ?” tanya Ify tak percaya.
“Ah, enggak. Siapa bilang” jawab Rio sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
“Bener Fy, lo mau nggak jadi istrinya ?” tanya Valen, lagi-lagi jitakan Rio mendarat dikepalanya membuatnya meringis.
“Gak usah peduliin dia, udah gila ni anak” ucap Rio sambil nyengir kaku pada Ify.
Ify hanya tersenyum kaku lalu beralih pada Novi yang sedang senyam-senyum. Ify menggaruk tengkuknya, merasa aneh dengan ketiga orang ini.

^^^^^^^^^^

“Udah hari kelima nih. Gak ada tindakan apa-apa dari lo”
Rio sibuk menggigit pempek yang mereka bawa dari rumah Ify. Ify dan Novi sedang berkeliling, lebih tepatnya sih Novi yang minta diajak berkeliling padahal sudah satu jam mereka berkeliling tapi Novi masih saja tak puas. Sehingga Rio dan Novi memutuskan untuk menunggu disebuah pondok yang mungil disebelah pohon yang cukup rimbun.
“Lo gak dengerin gue Yo ?” tanya Valen lagi, kali ini sudah memasang wajah kesalnya.
“Apa’an sih, gue lagi sibuk nih” sahut Rio. Valen melongo, sibuknya apanya. Ia baru tau kalau menghabiskan satu pempek selama hampir 30 menit itu sibuk.
“Kalau lo udah gak mau deketin Ify, biar gue aja deh” ucap Valen, lebih sekedar menggoda Rio.
“Terserah lo” ucap Rio cuek lalu memakan besar-besar pempek ditangannya sehingga mulutnya mengembung.
Valen menatap Rio tak percaya.
“Lo kenapa sih Yo ?”
“Gapapa” jawab Rio lalu meneguk sebotol air banyak-banyak.
Valen mengernyit melihat Rio yang sudah seperti orang kelaparan itu.
“Lo nggak pede ya deketin Ify ?” tebak Valen membuat Rio menoleh.
“Udah gue duga” ucap Valen membuat Rio mengernyit.
“Apa ?”
“Udahlah, kita udah temenan lama kali Yo. Gue tau lo nggak pede kan ? tapi kalau terus kayak gini, gimana bisa lo dapet cewek ?  udah lo pede-pede aja deh” Valen menepuk-nepuk pundak Rio, memberi dukungan.
“Lo enak ngomong gitu, gue nggak pernah deketin cewek sebelumnya” gerutu Rio.
“Tinggal ngomong lo suka sama dia, terus tembak deh” ucap Valen santai.
“Hah ? Lo pikir segampang itu” Rio geleng-geleng tak habis pikir.
“Biasanya gue cuma gitu sama cewek, diterima lagi” ucap Valen sambil menyisir rambutnya keatas, Rio yang melihatnya mendengus. Kepercayaan dirinya lagi-lagi turun melihat rambut Valen.
“Eh, Ify sama Novi tuh”
Valen menepuk pundak Rio, membuat Rio mengikuti arah pandangan Valen.
Ify dan Novi berjalan kearah mereka sambil tertawa lepas, Rio menghela nafas lalu mengalihkan pandangan, tak mau terkena pesona Ify lebih jauh lagi.
“Vi, yuk gue ajak lo keliling” Valen bangkit lalu menarik tangan Novi yang sudah ada didepannya.
“Eh, gue baru aja selesai keliling nih. Tadi aja lo gak mau” ucap Novi sambil berusaha melepaskan tangan Valen.
“Yaudah kalau gitu ajak gue keliling” paksa Valen, Novi akhirnya menurut juga setelah yakin kalau Valen ingin membiarkan Rio dan Ify berdua.
Ify menatap Valen dan Novi bingung lalu beralih pada Rio yang bertampang kusut melihat kepergian Valen dan Novi.
“Kak Rio kenapa ?” tanya Ify membuat Rio tersadar.
“Hah ? gapapa” jawab Rio nampak salah tingkah. ‘sial’
Ify tersenyum lalu duduk disamping Rio.
“Mereka aneh ya” ucap Ify.
Rio mengangguk menyetujui.
“Tapi lucu” ucap Ify lalu terkekeh.
“Siapa ?”
Ify menoleh, lalu mengernyit bingung “Siapa ?” ulang Ify.
“Valen apa Novi ?” tanya Rio lagi.
“Kalau mereka berarti dua-duanya kan ?” Ify terkekeh, sementara Rio garuk-garuk kepala.
Ify menyelipkan rambutnya lalu tiba-tiba tersadar “Ah, jepit rambut aku...” Ify bangkit ketika menyadari jepit rambut ungu kesayangannya hilang. Ify lalu melangkah namun karena tak hati-hati kakinya tersandung sebuah batu.
Tau-tau sebuah tangan menahan lengan Ify membuatnya tak jadi terjatuh. Ify menoleh, dilihatnya Rio menghela nafas.
“Hati-hati”
Ify mengangguk pelan, lalu mengalihkan pandangannya. Mencari-cari jepit rambut kesayangannya lagi. Rio mengamati Ify yang nampak sibuk mencari jepit rambut namun sesekali matanya mencuri pandang kearah Rio. Cowok itu tersenyum tipis.
Rio lalu menghampiri Ify, lalu memungut sebuah jepit rambut disamping Ify “Ini yang lo cari ?” tanya Rio sambil mengacungkan sebuah jepit rambut berwarna ungu didepan Ify.
“Kok bisa sama kak Rio ?” tanya Ify bingung.
“Ada disamping lo tadi” jawab Rio tak bisa menahan senyumnya. Ify lalu menerima jepit rambut dari tangan Rio dan memakainya dengan kaku.

^^^^^^^^^^^

“Menurut lo mereka bakal jadian ?” tanya Novi pada Valen disampingnya.
Valen mengangguk mantap “prediksi seorang Valen itu gak akan pernah salah”
“Pede lo ketinggian” cibir Novi lalu kembali mengamati Rio dan Ify yang sudah duduk disebuah bangku.

^^^^^^^^^^

“Kak Valen sama yuk Novi mana ya ?” tanya Ify sambil mengedarkan pandangan.
“Pengen nyari mereka ?”
Ify menoleh “Mau ?”
Rio menggeleng “Capek gue”
Ify tersenyum tipis “Kak Rio sama kak Valen udah temenan lama ya ?” tanya Ify.
Rio menyipitkan matanya “Kenapa emangnya ?”
“Gapapa, Cuma pengen tau aja” jawab Ify.
“Pengen tau tentang Valen ?” tebak Rio.
“Kok gitu ?” tanya Ify bingung.
“Lo suka dia kan ?” Rio tak bisa membendung rasa penasarannya juga kesal dihatinya lagi.
“Hah ?” Ify melongo. “Enggak kok” jawab Ify.
Rio sebenarnya kaget juga atas jawaban Ify yang cukup cepat itu. disisi lain ia senang namun disisi lainnya lagi ia yakin Ify hanya malu mengakuinya.
“Udah ngaku aja. gue denger kok pas lo ngomong sama Novi tentang cowok idaman lo, semua kriterianya persis Valen” ucap Rio.
Lagi-lagi Ify melongo tak percaya, namun detik berikutnya wajahnya memerah.
“Kak Rio nggak denger sampai selesai berarti” ucap Ify.
“Emang ada lanjutannya ?”
Ify mengangguk “Kriteria cowok idaman aku cuma seiman, sama dia harus bisa sayang sama aku dan keluarga aku. yang lainnya Cuma bonus aja buat aku, kalau gak kayak gitu juga gapapa kok asal no 1 sama 2 terpenuhi”
Rio sadar ia sampai tak berkedip mendengar jawaban Ify.
“Masa’ sih ?” gumam Rio.
Ify mengangguk “Aku malah kaget pas liat kak Rio pertama kali, seperti kak Rio bilang tadi kalau kriteria cowok yang aku sebutin mengarah sama kak Valen. Tapi gak tau kenapa aku malah lebih tertarik sama kakak” Ify mengatakannya dengan wajah memerah membuat Rio tersenyum dalam hati.
“Itu lo muji gue atau...”
Ify terkekeh ketika Rio menggantungkan kalimatnya.
“Apalagi pas liat kak Rio langsung nyebur buat nolong aku kemaren. Aku sampai kaget banget loh” ucap Ify, wajahnya sudah menunduk karena malu.
“Jadi lo suka sama gue bukan sama Valen ?” tanya Rio tak percaya.
“Ah..itu..” Ify nampak gelagapan.
“Gue juga suka sama lo” ucap Rio tiba-tiba membuat Ify melongo.
“Mau kan jadi pacar gue ?” tanya Rio. setelah kepercayaan dirinya kembali dia benar-benar menuruti nasehat Valen yang sempat diremehkannya.
“Hah ?” Ify nampak kaget dengan pernyataan cinta Rio yang tiba-tiba itu.
“Oh, iya..salah ya” Rio lalu bangkit dan berlutut didepan Ify, satu tangannya menggenggam tangan kanan Ify.
“Gini kan ?” tanya Rio, membuat Ify hanya bisa melongo.
“Mmmm..” Rio nampak mengingat-ingat lalu tersenyum pada Ify yang masih menatapnya tak percaya “Galak dak jadi cewek aku ?(Mau nggak jadi pacar aku ?)” tanya Rio serius tak peduli dengan logatnya yang tidak pas.
Ify menatap Rio tak percaya “Kak Rio serius ?”
Rio mengangguk mantap. “Iya, mau kan ?”
“Maksudnya serius tadi yang ngomong bahasa Palembang, kok bisa ?”
Rio melongo, lalu menggaruk tengkuknya “Jadi gimana, mau gak ?” tanya Rio lagi, tak mau menjawab kalau ia sempat bertanya pada kedua anak SMP yang malah mengelabuhinya sebelum benar-benar menjawab dengan benar.
Ify menghembuskan nafasnya perlahan “Tapi kita kan baru kenal”
“Baru kenal bukan berarti kita nggak bisa jalanin sebuah hubungan kan ? kita bisa saling lebih mengenal setelah ini. Dan gue yakin, kalau gue bener-bener suka sama lo”
“Suka ?” tanya Ify.
“Sayang” jawab Rio.
“Sayang ?”
“Cinta”
Ify terkekeh “Masa’ sih ?” tanya Ify tak yakin.
Rio menggaruk belakang kepalanya “Gue sih sebenernya gak ngerti yang begituan, gue baru pertama kali ini nembak cewek. Tapi yang pasti apapun itu namanya, gue seneng ngeliat lo ada didekat gue, gue seneng liat lo senyum, tapi gue gak seneng liat lo deket sama Valen”
Ify tak bisa menahan senyum diwajahnya mendengar pengakuan Rio.
“Jadi ?”
“Iyo, aku galak jadi cewek kakak (Iya, aku mau jadi pacar kakak)” jawab Ify akhirnya.
Rio langsung bangkit dan mengangkat kepalan kedua tangannya ke udara “Yesss”
Ify tertawa kecil melihat Rio.
“Gue gak pernah tau, ternyata rasanya setelah deg-degan nunggu jawaban nyenengin banget” ucap Rio “makasih ya”
Ify mengangguk.
“Ah, gue sempat denger disini ada pohon cinta gitu” ucap Rio.
“ini pohonnya” Ify menunjuk pohon disebelah mereka.
“Ini ?” tanya Rio tak percaya, Ify mengangguk.
“Kalau gitu ayo !!” Rio lalu menarik tangan Ify kearah pohon cinta yang dipercaya orang kalau mengukir nama kita bersama pasangan kita disana akan menjadi pasangan yang abadi.
Ify mengamati Rio yang sedang mengukir nama mereka disana. Sebuah senyum kembali muncul diwajahnya.
“Gue gak begitu percaya sih sama mitosnya, karena mau atau tanpa ukiran nama kita dipohon ini, gue yakin kita bakal jadi pasangan yang abadi” ucap Rio membuat wajah Ify kembali memerah.
“Bisa aja gombalnya kak” komentar Ify.
“Gue serius nih. Oh iya, sekarang lo harus panggil gue Rio aja. cukup Valen yang dipanggil kakak”
Ify tersenyum lalu mengangguk “Iya Rio”
“Gitu dong !!” Rio mengacak-acak rambut Ify lalu mencium puncak kepala Ify sekilas namun sukses membuat Ify membeku.
“Aku sayang kamu” ucap Rio lembut.
Ify tertegun lalu menunduk “Aku juga sayang kamu” gumam Ify.

^^^^^^^^^^^^^^

Hari ini, Rio, Valen dan Novi akan kembali ke Jakarta. Barang yang mereka bawa sekarang bertambah karena oleh-oleh yang diberikan oleh mama Ify.
“Kalian berangkat jam 08.15 masih ada waktu sekitar setengah jam lagi” ucap Papa Ify.
Rio, Valen dan Novi mengangguk. Mereka sudah berada dibandara sekarang.
Rio menatap Ify yang daritadi diam.
“Kenapa ?” tanya Rio setelah menghampiri Ify.
Ify menggeleng pelan.
“Gue bakal kesini lagi liburan nanti” ucap Rio tersenyum, mau tak mau Ify ikut tersenyum.
“Lo harus belajar yang rajin. Nanti kuliahnya di Jakarta aja, sekampus sama gue”
“Emang mau masuk mana ?” tanya Ify.
“UI”
“Yakin lulus ?” tanya Ify lebih sekedar bercanda.
“Yweehh, ngeledek” Rio mengacak-acak rambut Ify gemas.
“Yo, diliatin sama mama papa tuh” bisik Ify membuat Rio menoleh. Benar saja mama dan papa Ify sedang menatap mereka penasaran, Valen dan Novi bahkan juga ikut-ikutan.
“Ayo, gue mau ngomong sama om dan tante” ucap Rio lalu berbalik dan berjalan kearah mama dan papa Ify. Ify mengikuti dari belakang.
“Om, tante. Makasih selama kita di sini kalian udah ngizinin kita tinggal...”
“Yo, tadi kita udah ngomong gitu kan sama om dan tante ? kok di ulang ?” tanya Novi bingung.
Rio menggaruk tengkuknya “Gitu ya ?”
“Wah, wah” Valen berdecak kagum.
“Kalau gitu tolong jagain Ify ya om tante” ucap Rio membuat mama dan papa Ify saling pandang. Valen dan Novi juga ikut-ikutan, sementara Ify sudah menunduk malu dengan ulah Rio.
“Kita pasti jagain Ify, Rio. Ify kan anak om dan tante” ucap papa Ify membuat Rio nyengir. Benar juga.
“Kamu yang harus jaga diri ya, biar Ify nya gak kepikiran kalau kamu kenapa-kenapa” ucap mama Ify sambil mengedipkan matanya.
Rio tampak bingung “Jangan lirik cewek lain disana, ntar Ify nya ngambek lagi” lanjut mama Ify.
“Tante tau ?” tanya Rio kaget.
Mama Ify mengangguk “Om juga tau”
Rio menggaruk tengkuknya lalu menoleh pada Ify yang sedang nyengir.
“Ify cerita semuanya” ucap mama Ify membuat Rio melongo “semuanya ?”
Mama Ify kembali mengangguk “Udah gak usah malu gitu, tante sama om setuju kok”
Rio tersenyum kikuk “Boleh bicara sama Ify sebentar om tante ?”
“Iya, jangan lama-lama bentar lagi pesawatnya berangkat” pesan papa Ify.
Rio mengangguk lalu segera menarik tangan Ify menjauh.
“Kenapa ?” tanya Ify.
“Lo cerita semuanya ?”
Ify mengangguk malu “Iya”
“Yang itu juga ?” tanya Rio lagi.
“Yang itu ?” Ify tampak bingung. Rio lalu menunjuk-nunjuk puncak kepalanya.
Wajah Ify langsung merona ketika tau maksud Rio.
“Yang itu enggak aku ceritain kok” jawab Ify. Rio yang mendengarnya menghela nafas lega.
“Tapi kalau sekali lagi pasti aku ceritain” ucap Ify.
Rio terkekeh lalu menggenggam kedua tangan Ify.
“Jaga diri lo baik-baik ya, gue pasti bakal balik kesini lagi kok” ucap Rio.
Ify mengangguk pelan, berusaha menahan genangan air dimatanya.
“Saat gue kesini lagi, lo udah harus lebih tinggi ya” ucap Rio, membuat Ify mengerucutkan bibirnya.
“Bercanda” Rio terkekeh lalu mengacak-acak rambut Ify. Satu kebiasaan yang disenanginya sekarang, ia pasti akan merindukannya selama ia di Jakarta.
“Riooo..” Ify langsung terdiam ketika Rio tiba-tiba menarik kepala Ify mendekat dan mendaratkan ciuman dipuncak kepalanya. Ify kembali tertegun, setelah merasakan bibir Rio dipuncak kepalanya selama tiga detik.
“Rio....” gerutu Ify tertahan “Banyak orang disini”
Rio nyengir “Gue bakal kangen banget sama lo”
Ify berusaha mengabaikan Rio “Gue kan tadi udah bilang kalau sekali lagi...”
“Lo bakal cerita sama om dan tante ?” tebak Rio lalu terkekeh “Tinggal bilang aja gih. Tapi ntar pas gue udah dipesawat, biar disuruh kesini lagi buat tanggung jawab” ucap Rio.
“Apa’an sih ?” Ify mengerucutkan bibirnya, berusaha menyembunyikan rasa canggungnya.
Rio mengacak-acak rambut Ify lagi “Ayo, kayaknya bentar lagi mau berangkat”
Ify mengangguk lalu berjalan bersisian dengan Rio. Tangan kanannya digenggam erat oleh Rio. Ify menatap tangannya yang berada digenggaman Rio sedih, Rio yang menyadarinya langsung mengeratkan genggamannya.
“Jangan nangis, ntar gue disuruh tanggung jawab beneran gimana ? mau ?” canda Rio.
Ify berusaha tersenyum mendengar candaan Rio.
^^^^^^^^^^^^
“Ify makasih ya, walaupun gue belum liat lukisannya tapi gue yakin kalau lukisan yang lo buat pasti bagus” ucap Novi setelah melepaskan pelukannya dari Ify, lalu menghapus air matanya dengan tissue.
“sama-sama yuk” Ify juga tak kalah sedihnya dengan Novi.
“Ah, iyalah bagus. Mungkin lebih bagus lukisan Ify daripada yang aslinya”
Novi melirik Valen tajam “Val, ini lagi sedih-sedihan loh. Jangan buat hari ini jadi bunuh-bunuhan ya”
Valen meringis lalu menghampiri Ify “Makasih Fy selama ini lo udah baik banget sama kita, walaupun mungkin lo sebenarnya pusing karena adanya dia” Valen melirik Novi yang sudah siap melemparnya dengan sebuah kursi kalau ia terus melanjutkan omongan ngawurnya. “Makasih lo udah buat sahabat gue gak jadi jones lagi, dia beruntung bisa dapetin lo, tapi gue prihatin sama lo karena dapetin dia. Yang sabar ya Fy” Valen menepuk-nepuk bahu Ify prihatin membuat Ify tertawa.
Rio berdehem membuat Valen dan Ify menatapnya.
“Udah ?” tanya Rio lebih pada Valen.
“Belum... Iya udah” ucap Valen cepat ketika melihat mata Rio yang seakan ingin keluar.
Rio lalu menghampiri Ify setelah Valen agak menjauh.
Rio menghela nafas “Sama Valen aja bisa ketawa, pas sama gue tampangnya langsung sedih gitu” keluh Rio.
“Habis kak Valen lucu sih” ucap Ify.
“Oh, gitu” Rio melipat tangannya didada, pura-pura ngambek.
“Jangan ngambek dong, jadi keliatan makin jelek kalau kayak gitu”
Rio menatap Ify “Makasih ya”
Ify terkekeh, lalu tiba-tiba Rio menggenggam tangannya.
“Tetap kayak gini ya, ketawa terus” ucap Rio sambil menatap Ify.
“Kamu mau aku gila nyuruh ketawa terus ?” tanya Ify berusaha bercanda walau hatinya daritadi sama sekali tidak tertawa.
Rio tersenyum tipis “Gue nggak bakal maafin lo, kalau sampai gue tau lo nangis” ancam Rio.
“Kalau kegores karena motong bawang gimana ? kan perih tuh?”
“Makanya hati-hati” Rio mendengus. “Lo gak pernah liat gue marah kan ?”
Ify menggeleng.
“Kalau gitu jangan nangis !!”
Ify mengangguk, daritadi ia sudah berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Setidaknya didepan Rio.
“Bagus” Rio mengacak-acak rambut Ify, kali ini Ify membiarkan.
Panggilan bahwa pesawat tujuan palembang-jakarta akan segera berangkat menyadarkan Rio.
“Ini buat lo. jaga baik-baik, jangan sampai ilang” pesan Rio lalu memberikan gelang miliknya pada Ify.
“Pasti” ucap Ify sambil menggenggam gelang pemberian Rio.
Rio menghela nafas “Kalau gitu, gue berangkat” pamit Rio.
Ify mengangguk pelan lalu beralih pada Valen dan Novi yang berpamitan pada mama dan papanya. Setelahnya giliran Rio.
Ify menatap Valen dan Novi yang melambai padanya, Ify balas melambai. Lalu beralih pada Rio yang sudah kembali berdiri disampingnya.
“Kenapa masih disini ?” tanya Ify bingung.
Rio tersenyum “Gue belum bisa pergi kalau belum bilang I love you sama lo”
“Udah cepet sana !!” Ify mendorong tubuh Rio, wajahnya kembali merona.
“Lo belum bales”
“Udah sana !! aku bales pas kamu balik lagi kesini !!”
Rio merengut tapi menurut juga “Tunggu gue oke ?” seru Rio lalu melambai pada Ify.
“Iya” balas Ify ikut melambai.
Rio tersenyum lalu berbalik dan melangkah menuju pesawat.
Mata Ify masih belum lepas dari Rio, Valen dan Novi sampai mereka masuk kedalam pesawat.
“Ify ayo balek (Ify, ayo pulang) !!” ajak mama Ify.
Ify mengangguk “Iyo ma”
Ify mengikuti langkah kedua orang tuanya lalu kembali berbalik ketika pesawat tujuan jakarta itu mulai terbang.
“I love you too” gumam Ify, tangannya masih menggenggam erat gelang pemberian Rio. Ify menyeka air matanya yang mengalir, kalau Rio tau ia pasti akan marah. Entah kenapa ia jadi ingin Rio tau, tapi itu tidak mungkin, yang ia harus lakukan adalah hanya menunggu. Menunggu seseorang yang sudah mengambil hatinya.
Ify tersenyum, memantapkan dirinya. Ia akan menunggu Rio sampai saatnya tiba.

THE END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar