LOVE IN KOTA PEMPEK
“Itu muka apa kertas lipet ditekuk mulu daritadi”
Rio
mengaduk-aduk starbuck-nya tanpa
minat lalu menatap Valen didepannya. Cowok hitam manis itu menghela napas
berat.
“Kenapa sih lo?”
tanya Valen bingung.
Rio mengarahkan
dagunya ke depan membuat Valen berbalik. Valen langsung tertawa ketika tau apa
yang membuat sahabatnya menekuk muka daritadi.
“Gila aja
mesra-mesra’an depan gue” ucap Rio tak memperdulikan Valen yang masih saja
tertawa.
“Makanya cari
pacar. Jangan malah nyalahin setiap orang yang pacaran depan lo, lagian mana
mereka tau lo jones alias jomblo ngenes” Valen kembali tertawa setelah
melayangkan ledekannya.
Rio mendelik
“Kayak lo gak aja”
“Ettt, gue baru
putus bro. Itu pun gue yang mutusin, gak tega gue biarin lo jomblo sendirian”
“Alesan aja lo”
sahut Rio “Eh, Novi mana sih ??” tanya Rio sambil mengedarkan pandangan mencari
sosok cewek yang disebutnya Novi itu.
Valen mengangkat
bahu “Tau, cewek emang ribet banget man”
Rio mengangguk
menyetujui. Lalu kembali sibuk dengan starbuck-nya.
“Woiii, enak ya
lo berdua, santai-santai di sini. Enggak tau apa gue berdiri lama buat ngambil
koper, kalian malah di sini duduk-duduk. Tega banget sih” Rio dan Valen
tersentak ketika tau-tau Novi muncul sambil melayangkan omelannya. Semua
pengunjung menoleh kearah mereka, jelas saja suara Novi kan power full banget.
“Sttt, diliatin tuh,
gak malu apa ?” bisik Valen. Novi melirik beberapa pengunjung yang masih
menatap kearah mereka, lalu cepat-cepat duduk.
“Kalian sih
nyebelin banget” balas Novi, kali ini sudah menurunkan volume suaranya.
“Lo juga sih pake’
bawa koper segala, kita aja cuma tas ransel” ucap Valen.
Novi berdecak
“Hellooo ? Kita disini tuh bakal lama ya, seminggu. Mana cukup cuma bawa ransel
doang”
“Dasar cewek,
ribet amat idupnya”
Novi merengut
lalu beralih pada Rio yang sibuk menghabiskan starbuck-nya “Rio belain gue”
“Apa ? gue
setuju tuh sama Valen” sahut Rio.
Valen langsung
tertawa penuh kemenangan sedangkan Novi menekuk mukanya kesal.
“Ponsel lo tuh”
ucap Rio menyadarkan Valen. Cowok itu lalu menyambar ponselnya yang tergeletak
diatas meja cafe.
“Hallo om. Oh
iya, kita ada di cafe starbuck-nya
ini. Oke om”
Valen kemudian
memutuskan sambungan teleponnya.
“Temennya bokap
udah di bawah, bentar lagi ke sini katanya” ucap Valen.
“Gak sabar nih
pengen jalan-jalan” ucap Novi sambil memasang senyum lebarnya.
“Tinggal jalan
aja, tuh jalan lebar” Valen menunjuk jalan di luar cafe.
“Ah, rese’ lo”
kesal Novi lalu memukul bahu Valen membuatnya meringis.
“Yo, sepupu lo
dikasih makan apa sih ?” tanya Valen sambil mengelus-elus bahunya.
“Apa aja dia
makan” jawab Rio lalu terkekeh.
“Enak aja lo”
Novi langsung manyun.
“Eh, gue denger
dari papa, temennya yang bakal jemput kita punya anak cewek” ucap Valen sambil
melirik Rio.
“Terus ?” tanya
Rio.
“Ah, elo.
Kesempatan nih buat lo yang jomblo berkepanjangan”
Rio memutar bola
matanya “Gak tertarik tuh”
“Heii, jangan
salah. Mungkin aja dia cantik, ngalahin cewek-cewek di Jakarta”
“Udahlah, kita
ke Palembang mau liburan kan ?”
Valen lalu
melirik Novi yang mengedikkan bahu.
^^^^^^^^^^^
“Nah, sudah
sampai”
Rio, Valen dan
Novi langsung turun dari mobil Avanza milik Harris –Teman papa Valen-
Ketiga remaja
itu menatap rumah minimalis dengan halamannya yang cukup luas.
“Heii bantuin”
Novi menyenggol lengan Rio dan Valen bergantian lalu melirik Harris yang sibuk
mengeluarkan koper Novi.
“Koper lo kan ?”
tanya Valen “Lo dong yang bantu”
“Bilang aja lo
nggak kuat” balas Novi kesal.
Valen hanya
mencibir.
“Nah, itu istri
dan anak om” ucap Harris ketika selesai mengeluarkan koper Novi dari bagasi.
Rio, Valen dan
Novi menoleh, di ambang pintu nampak seorang wanita paru baya sedang berjalan
kearah mereka bersama seorang anak perempuan.
Valen menggeser
tubuh Novi yang berada di antara ia dan Rio.
“Gimana man ?”
tanya Valen setelah menyenggol bahu Rio, tak menghiraukan Novi yang berdecak
kesal.
Rio bergeming,
lalu tersadar ketika kembali disenggol Valen.
“Gimana ?” tanya
Valen lagi.
Rio terkekeh
“Dia ?” tanya Rio sambil tersenyum miring, seolah meremehkan “Cantik man. Tipe
gue banget”
Gantian Valen
yang terkekeh “Udah gue duga, gue aja mau sama dia” ucap Valen membuat Rio
melotot.
“Ngomongin apa
sih ?” tanya Novi namun kedua cowok itu tak menghiraukan.
“Oh, ini yang
mau liburan di Palembang” ucap istri Harris ketika sudah berada di depan Rio,
Valen dan Novi sambil tersenyum ramah.
“Iya tante” ucap
Novi sopan.
“Kenalin dulu,
nama tante Audy dan ini anak tante Ify” ucap Audy tersenyum, Ify yang di sampingnya
juga tersenyum bergantian kearah Rio, Valen dan Novi.
“Aku Novi tante”
ucap Novi sambil menyalim tangan tante Audy
“Novi” ulang
Novi, kini gantian menjabat tangan Ify.
“Valen tante”
“Oh, ini anaknya
Suryo itu ya ?” Valen mengangguk lalu beralih pada Ify “Valen”
Ify tersenyum
“Ify”
“Rio tante” kini
giliran Rio yang memperkenalkan diri.
“Rio” lanjut Rio
ketika memperkenalkan diri pada Ify.
“Ify”
“Belagak dak Fy
? (Cakep gak Fy ?)” tanya Audy, Ify hanya tersenyum malu-malu.
Sementara Rio,
Valen dan Novi mengernyitkan dahi.
^^^^^^^^^^
“Ini makanan
khas Palembang. Tau kan ? pempek”
Rio, Valen dan
Novi menatap pempek di depan mereka. Ketiganya meneguk ludah bersamaan.
“Ify, ambekke
cuko dulu !! (Ify, ambil cuka dulu !!)” seru mama Ify.
“Bentar ya, cuka
nya nyusul” ucap mama Ify tersenyum.
Mereka bertiga
mengangguk serempak.
Tak beberapa Ify
datang membawa cuka, lalu ikut duduk setelah papanya ikut bergabung.
“Gimana, enak ?”
tanya mama Ify ketika melihat Rio,Valen dan Novi tampak menikmati pempek yang
telah dihidangkan.
“Enak tante”
jawab mereka kompak. Ify, Audy dan Harris tertawa kecil.
“Kalian kelas
berapa ?” tanya mama Ify lagi.
“12 tan” jawab
Valen.
“Oh, kalau Ify kelas
11” ucap mama Ify sambil melirik anaknya yang sudah mendongak dari makannya.
Valen langsung
menyenggol lengan Rio.
“Emm ?” Rio
menoleh dengan pempek yang masih di mulutnya.
“Jorok lo, telen
dulu !!” Valen bergidik sedangkan Rio buru-buru menelan membuatnya tersedak.
“Minum dulu !!”
Ify menyodorkan segelas air pada Rio. Rio menatap gelas itu lalu beralih pada
Ify yang tersenyum.
“Uhuk..” Rio
kembali tersedak, menyadarkannya lalu buru-buru minum.
“Maaf tante, om.
Mereka emang suka gitu” ucap Novi, Valen yang duduk di sebelahnya melayangkan
tatapan tak terima.
Mama Ify
terkekeh “Gapapa, tante malah senang. Biasanya rumah gak pernah rame, maklum
kan Ify anak tunggal”
“Sama kayak lo
Yo” bisik Valen, Rio hanya mendelik, kesal melihat Valen yang tak pernah diam
daritadi.
^^^^^^^^^^^^^
“Lagi apa Fy ?”
Ify menoleh lalu
meletakkan kuas cat ketempatnya.
“Ah, ini yuk.
Lagi ngelukis”
“Tau nih Novi
pertanyaannya bodoh banget, udah tau Ify lagi ngelukis masih aja ditanya. Harap
maklum ya Fy” ucap Valen yang langsung mendapat toyoran dari Novi.
Ify yang
melihatnya terkekeh lalu beralih pada Rio yang geleng-geleng kepala melihat
Valen dan Novi. Tiba-tiba pandangan mereka bertemu, Rio langsung memasang
senyum kaku, terkejut juga melihat Ify menatapnya, Ify balas tersenyum lalu
mengambil kuas dan mulai melukis lagi.
“Wah, bagus
banget Fy” puji Novi ketika melihat lukisan Ify. Di atas kanvas yang hampir
setengah jadi Ify melukis langit malam yang terlihat sekarang.
Ify tersenyum
lalu menatap Novi sejenak “Makasih yuk”
Novi tersenyum
namun tiba-tiba tampak bingung “Yuk ?” tanyanya bingung.
“Iya, ayuk
maksudnya. Kalau di Palembang sebutan untuk yang lebih tua buat cewek tu ayuk”
jelas Ify, Novi mengangguk paham.
“Denger Vi,
lebih tua. Lo udah tua” Valen langsung tertawa, Novi menatap Valen tajam.
“Lo kalau mau ngajak
berantem ntar aja deh Val” ucap Novi “Yo, jagain tuh. Ntar gue ceburin juga ke sungai
musi” lanjut Novi.
Rio hanya
geleng-geleng kepala.
“Ssstt, ssttt”
Rio menoleh
ketika Valen menyenggol-nyenggol lengannya.
“Apa’an sih ?”
“Lo kenapa diem
aja ? Katanya tipe lo ?” tanya Valen.
Rio berdehem
lalu melipat tangannya di dada.
“Sok jaim banget
deh lo. Udah sikat aja langsung”
“Lo pikir apa’an
?” ucap Rio tak habis pikir.
“Udah sini gue
bantuin” ucap Valen lalu berjalan menghampiri Ify dan Novi.
Rio yang
melihatnya melotot tak percaya, tangannya hendak mencegah Valen tapi Valen
sudah keburu berdiri di samping Novi yang berada disebelah Ify.
Rio mengacak-acak
rambutnya, merasa Valen benar-benar nekat.
“Fy” Novi
menoleh ketika Valen menepuk bahunya.
“Apa ?” tanya
Novi kesal.
“Gue manggil Ify
juga” ucap Valen.
“Terus lo nepuk
bahu gue kenapa ?”
“Nyuruh lo
minggir” jawab Valen cuek lalu beralih pada lukisan Ify, tak memperdulikan Novi
yang sudah melotot.
“Bagus juga
walaupun lukisannya didominasi warna gelap, kayak muka lo Vi” komentar Valen
lalu melirik Novi yang siap meledak.
“Valeeeeeennnnnn”
seru Novi kesal, Valen cepat-cepat berlari sebelum mendapat amukan Novi.
“Good luck bro.
Gue aman, do’ain aja” ucap Valen sambil menepuk bahu Rio lalu kembali berlari
ketika melihat Novi sudah mengejarnya.
“Jangan kabur
lo” seru Novi sambil mengejar Valen.
Ify menatap Valen
dan Novi yang sudah menghilang ntah kemana lalu beralih pada Rio yang masih stay di tempatnya. Rio nyengir “Mereka
emang suka gitu” ucapnya.
Ify mengangguk
sambil tersenyum lalu kembali fokus dengan lukisannya, sedangkan Rio hanya
memperhatikan Ify melukis sampai selesai. Jangan ditanya kenapa ia hanya diam,
Rio sendiri juga bingung, masalahnya ia tak tau bagaimana harus bersikap sama
cewek. Mengingat ia tak pernah pacaran sekalipun, bukan seperti Valen yang
sering gonta-ganti pacar.
^^^^^^^^^^^^
“Jadi lo suka
sama Ify ?” tanya Novi, suaranya meninggi karena kaget membuat Rio langsung
membekap mulutnya.
“Bisa pelan
dikit kan ?” tanya Rio setelah melepaskan tangannya, Novi mengangguk sambil
membentuk ibu jari dan telunjuknya menjadi huruf V.
“Dan lo tau kan
semalem gue cuma mau Rio sama Ify berdua, biar Rio bisa nyatain perasaannya.
Taunya ni anak diem aja” ucap Valen sambil menatap Rio, ekskpresi wajahnya
dibuat seolah kecewa membuat Rio bergidik.
“Jadi semalem lo
gak serius ngatain muka gue gelap ?” tanya Novi, wajahnya nampak berbinar.
“Siapa bilang ?
kalau bagian itu sih serius” Valen langsung menyingkir ketika Novi melemparnya
dengan kerikil.
“Gila Yo sepupu
lo” ucap Valen tak habis pikir.
“Udah deh,
kalian ntar gue jodohin juga” ucap Rio.
Valen dan Novi
saling berpandangan ngeri “Ogah” ucap mereka kompak lalu membuang muka
bersamaan.
Rio terkekeh
melihatnya.
“Eh, Ify tuh”
ucap Novi membuat Rio dan Valen menoleh.
Ify berjalan
mendekat sambil memasang senyum manisnya, membuat Valen dan Novi menggoda Rio.
Rio berpura-pura cuek sambil mengumpat Valen dan Novi dalam hati, kalau kayak
gini aja mereka bisa kompakan.
“Hari ini jadi
kan ke Pulau kemaro ?” tanya Ify ketika sudah berada di depan Rio, Valen dan
Novi.
“Jadi dong, ya
kan Yo Val ?” Novi melirik Rio dan Valen bergantian. Kedua cowok itu
mengangguk.
Ify tersenyum
“Kalau gitu kita buat pempek dulu, kata mama buat bekal di sana nanti”
“Lo bisa
bikinnya ?” tanya Novi tak percaya. Ify mengangguk.
“Ayo !!” ajak
Ify lalu berjalan masuk kedalam rumah.
“Keren Yo,
selain cantik juga pinter masak gak kayak sepupu lo” bisik Valen.
“Gue denger”
Valen tersentak lalu menatap Novi yang sudah melotot.
^^^^^^^^^^^^
“Gini !!” jelas
Ify untuk kesekian kalinya sambil membentuk adonan pempek menjadi bulat.
Rio, Valen dan
Novi mengikuti lalu berdecak untuk kesekian kalinya melihat hasil buatan
mereka.
“Buat versi gue
aja lah” ucap Valen lalu mulai berkreasi diikuti Rio dan Novi.
Ify terkekeh
lalu mulai melanjutkan.
“Tepungnya
jangan banyak-banyak Valen, lo udah kayak bedakin badut aja, putih banget
jadinya” omel Novi.
“Ah, ini kan
kreasi gue” sahut Valen.
“Pisahin aja
yang buatan Valen, gue gak mau makan buatan dia” Novi merengut lalu kembali
sibuk dengan adonannya.
“Siapa juga yang
mau ngasih lo” cibir Valen, lalu tiba-tiba ia mendapat ide jail.
“Valeeeennnn”
Novi mengusap pipi kirinya yang sudah berlumur tepung akibat ulah Valen.
Valen tertawa puas
lalu menghindar ketika Novi ingin membalas.
“Yo bantuin gue”
Rio langsung menggeleng, menolak permintaan Novi.
“Udah bantuin”
ucap Valen lalu mengacak-acak rambut Rio dengan tangannya yang berlumuran
tepung.
“Sialan lo” Rio
bangkit lalu mengambil sejumput tepung dan melemparnya pada Valen.
Ify hanya
tertawa melihat ketiga orang yang sudah berlumuran tepung didepannya.
“Fy bantuin gue”
adu Valen setelah beralih disamping Ify.
“Ah, gak deh
kak” tolak Ify.
“Ya udah lo juga
harus kena kalau gitu” ucap Valen lalu memoles pipi Ify dengan tepung di tangannya.
“Ihh, kak Valen”
seru Ify lalu balas melempari Valen dengan tepung. Novi yang melihatnya jadi
tertawa.
“Terus Fy, terus
!!” dukung Novi. “Yo liat mereka” Novi menyenggol lengan Rio, lalu menatap
cowok itu ketika tak ada tanggapan.
“Gue...mau
bersih-bersih dulu” ucap Rio lalu beranjak menuju pintu, tiba-tiba ia berhenti
ketika melihat mama Ify di ambang pintu. Mama Ify berkacak pinggang membuat
Rio, Ify, Valen dan Novi nyengir kompak.
^^^^^^^^^^
“Naik motor nih
?” tanya Valen.
Ify mengangguk
“Gapapa kan ?” tanya Ify.
“Gapapa, udah
ayo. Gak sabar pengen ke pulau kemaro” ucap Novi.
“Gue bonceng
siapa nih ?” tanya Valen lalu melirik Novi “Ify aja deh”
Novi langsung
manyun lalu berjalan ke arah Rio yang memasang wajah jutek.
“Lo gak mau juga
bonceng gue ?” tanya Novi, kesal juga melihat Rio dan Valen yang seperti tak
ingin memboncengnya.
“Ify sama gue
aja” ucap Rio. Ify menatap Rio dan Valen bergantian.
“Ya udah, yuk
Vi” ucap Valen akhirnya.
^^^^^^^^^
“Kita naik
perahu kesana” ucap Ify ketika mereka selesai memarkir motor di sekitar BKB
(Benteng Kuto Besak).
“Wah seru tuh”
Novi nampak kegirangan.
“Lebaynya
kambuh” cibir Valen.
“Biarin” balas
Novi sambil memeletkan lidahnya.
Mereka berempat
lalu berjalan bersisian menuju pinggiran sungai musi, lalu naik ke atas perahu
yang sudah dipesan.
“Ampera keren
juga ya, baru kali ini gue liat deket banget mana lewat dibawahnya lagi” Novi
berdecak kagum ketika perahu yang mereka melewati jempatan Ampera.
“Malem lebih
bagus loh yuk” ucap Ify.
“Oya ? ntar
malem kita kesini ya” Novi nampak bersemangat.
“Lo kayak gak
punya waktu lain aja, besok-besok kan bisa. Capek kali” ucap Valen, Novi hanya
melongos.
“Dulu bagian
tengah jembatan Ampera bisa diangkat gitu buat kapal besar lewat, tapi sekarang
udah gak lagi. Soalnya, waktu buat keangkat penuh tuh sekitar 30 menit, jadinya
ganggu lalu lintas”
Rio, Valen dan
Novi mengangguk-angguk mendengar penjelasan Ify. Kini perahu mereka sudah
melewati jembatan Ampera.
“Takut nih” ucap
Novi ketika perahu yang mereka naiki bergoyang ke kiri dan ke kanan.
“Bisa takut juga
lo Vi ?” sahut Valen, Novi langsung bergerak menoyor kepala Valen membuat
perahu sedikit oleng. Novi langsung berpegangan pada Valen sedangkan Ify
langsung berpegangan pada Rio di dekatnya.
“Maaf kak” ucap
Ify.
Rio mengangguk
cepat “Gapapa”
“Lo tuh” omel
Valen, Novi langsung mengerucutkan bibirnya.
“Kira-kira berapa
lama nih Fy ?” tanya Valen.
“Kira-kira 30
menit kak, kita kan naik perahu biasa” jawab Ify.
Valen mengangguk
“sama kayak waktu jembatan Ampera keangkat dong ya”
Ify mengangguk
sambil tersenyum, senang juga Valen ternyata menyimak.
Valen lalu
beralih pada Novi yang berpegangan pada bangku kayu yang mereka duduki.
“Kasian tu
bangku lo pegangin terus” ucap Valen sambil tertawa kecil.
Novi mendelik
“Jangan ganggu deh”
Valen tertawa
“Kayak lagi apa aja lo Vi, serius amat”
Novi merengut
kesal ketika Valen masih saja tertawa, bahkan ia sampai memegangi perutnya. Rio
dan Ify juga ikut-ikutan tertawa walaupun tak sekeras Valen tentunya.
“Rese” kesal
Novi lalu mendorong bahu Valen membuat Valen yang tak siap dengan dorongan itu,
terdorong cukup kuat membuat Rio dan Ify yang berada dipinggir ikut terdorong.
#BYUUURRR
Rio, Valen dan
Novi menoleh bersamaan ketika tau-tau Ify tercebur.
“Pak, stop pak”
teriak Rio. Bapak-bapak yang mengemudikan perahu menoleh, terkejut melihat Rio
menyeburkan diri. Tak lama Valen dan Novi menyusul.
“Eh, nak ngapoi ?
Cari mati bae (Hei, ngapain ? nyari mati aja)” Bapak itu geleng-geleng tak
habis pikir.
Ify yang sudah
basah kuyup cukup kaget melihat Rio yang tau-tau menceburkan diri, diikuti
Valen dan Novi.
“Kita oke pak”
seru Valen sambil mengacungkan jempolnya.
“Kalian kenapa
nyebur ? aku gapapa, aku bisa berenang kok” ucap Ify kemudian terkekeh.
Rio yang sudah
berada didepan Ify mengusap mukanya “Ayo naik !!” Perintah Rio.
Ify mengangguk
lalu berenang menuju perahu mereka yang sudah berhenti. Diikuti Novi, Valen dan
Rio.
“Nyari balak bae.
Kalu mati cakmano ? (Nyari masalah aja. Kalau mati gimana ?)” omel bapak itu
ketika keempatnya sudah naik keatas perahu dengan basah kuyup.
“Maaf pak, dak
lagi. (Maaf pak, nggak lagi)” ucap Ify.
Bapak itu
menghela napas. Hampir saja dia jantungan melihat penumpangnya tercebur, kalau
mati kan berabe. “Jadi cakmano ? masih nak ke pulau kemaro apo balek bae ?
(Jadi gimana ? masih mau ke pulau kemarau apa pulang aja?”
“Balek bae pak.
(Pulang aja pak)” jawab Ify setelah melihat Rio, Valen dan Novi yang nampak
kedinginan.
^^^^^^^^^^^^
Ify, Rio, Valen
dan Novi sudah berada dimeja makan bersama kedua orang tua Ify setelah tadi
sore mendapat omelan habis-habisan dari mama Ify.
“Ini kayak pepes
gitu ya tan ?” tanyaValen.
“Iya, kalau
disini nyebutnya brengkes tempoyak” jawab mama Ify.
Valen mengangguk
lalu mulai menyuap nasi.
“Tempoyak ?
apa’an tuh tan ?” kali ini Rio yang bertanya.
“Tempoyak itu
durian yang difermentasi”
Novi langsung
berhenti mengunyah ketika mendengar kata durian.
“Kenapa Novi ?”
tanya Mama Ify.
“Dia nggak suka
durian tan” jawab Valen tertawa kecil lalu kembali sibuk dengan makannya.
Novi nyengir
“Kirain bukan tadi. Soalnya gak kerasa gitu” ucap Novi.
“Yaudah Novi
makan ayam goreng aja nih” mama Ify lalu menyodorkan sepiring ayam goreng pada
Novi.
“Kalau besok
kita makan model buatan mama Ify” Papa Ify buka suara setelah meneguk setengah
gelas air.
“Model ? itu
makanan om ?” tanya Rio, Ify yang mendengarnya terkekeh, terlebih melihat Rio
yang tiba-tiba kepo dengan makanan disini.
“Iya jelas.
Bukan model yang suka jalan di catwalk
ya, ini model makanan khas sumatra selatan juga, yang jelas gak kalah enak
dengan pempek” ucap papa Ify, Rio mengangguk-angguk tak sabar menunggu besok.
“Kak Rio pecinta
kuliner kayaknya” ucap Ify membuat Rio menatapnya. Ify nampak tersenyum lebar
membuat Rio nyengir kaku lalu melanjutkan makannya.
^^^^^^^^^^^^^
“Hachhiiii” Rio
menggosok-gosok hidungnya, gara-gara berenang dadakan di sungai musi, Rio yang
memang tidak tahan berlama-lama di air jadi sakit.
“Minum nih” Novi
menyodorkan teh anget yang dibuatnya pada Rio yang langsung diterimanya.
“Lo sih
sok-sok’an nyebur segala”
Rio mendelik
lalu kembali menyeruput teh.
“Gue gak mau dia
kenapa-kenapa” ucap Rio.
Novi menatap Rio
tak percaya, wajahnya kemudian memerah.
“Kenapa lo Vi ?”
tanya Valen.
“Kok Rio bisa so
sweet gitu sih” ucap Novi sambil memegang kedua pipinya.
Rio tersedak
ketika melihat Novi yang sudah senyam-senyum gak jelas itu.
“Emang kalau gue
ngomong sama Ify, respon Ify bakal kayak dia ya Val ?” tanya Rio bergidik.
“Gue rasa cuma
dia deh Yo” jawab Valen lalu tertawa diikuti oleh Rio.
Novi hanya
mendengus ketika lagi-lagi di bully oleh dua orang cowok didepannya.
“Padahal,
tadinya gue mau bantu lo deketin Ify” gumam Novi membuat Rio menghentikan
tawanya.
“Bantuin gimana
?” tanya Rio nampak serius.
“Gak jadi deh”
cibir Novi.
“Ah, elo Vi.
Bilang aja Cuma akal-akalan lo doang, mana mungkin lo bisa bantu. Ya gak Yo ?”
Rio langsung mengangguk menyetujui.
“Eh, enak aja.
gue bakal buktiin sama kalian kalau gue nggak sekedar ngomong doang, besok gue
bakal nanya sama Ify, semacam pendekatan gitu lah buat tau gimana cowok
idamannya” ucap Novi panjang lebar.
Rio dan Valen
saling pandang, lalu terkekeh pelan.
^^^^^^^^^^^^
Rio dan Valen
mengintip dibalik tembok, agar dapat mendengar pembicaraan Ify dan Novi yang
tak jauh dari tempat mereka bersembunyi.
“Geseran Yo”
perintah Valen sambil menggeser posisi tubuhnya.
Rio berdecak “Lo
mau gue keliatan ?” kesal Rio setengah berbisik lalu kembali menggeser tubuhnya
yang hampir setengah terlihat.
Valen hanya
nyengir lalu duduk di sebuah kursi di balik tembok.
“Kamu hobi banget
ngelukis ya Fy ?” tanya Novi, matanya dari tadi bergerak mengikuti kuas
ditangan Ify.
Ify menoleh
sekilas lalu mengangguk “Iya yuk”
“Hebat ya selain
pinter masak juga pinter ngelukis. Pasti cowok kamu beruntung banget deh”
Ify menghentikan
tangannya yang sibuk melukis lalu kembali menoleh pada Novi yang nampak
tersenyum lebar “Aku gak punya cowok yuk” ucap Ify lalu kembali melukis.
Novi melotot
sambil berusaha memasang ekspresi terkejutnya agar tampak meyakinkan, yang
sebenarnya tidak perlu karena Ify tak melihatnya “Serius ? Kamu gak punya cowok
?” Novi sengaja membesarkan volume suaranya agar Rio dapat mendengar.
Rio yang berada
dibalik tembok tersenyum senang mendengar ucapan Ify tapi langsung mengernyit
kaget ketika mendengar suara Novi yang kelewat besar, membuat Valen yang sedang
duduk kembali ikut mengintip.
“Gak gitu juga kali
Vi, gue denger kali. Orang cuma lima langkah ini” gumam Rio.
Valen yang
berada disebelahnya terkekeh “Ify ku memang dekat, lima langkah dar....”
“Ify siapa ?”
potong Rio cepat, matanya menatap Valen tajam.
“Ify ku” jawab
Valen polos.
Rio melongos
lalu kembali mengintip sementara Valen sudah terkekeh, senang rasanya melihat
Rio yang cemburu.
“Emang cowok
idaman kamu kayak gimana sih Fy ?” tanya Novi setelah diam beberapa saat.
Ify terkekeh,
kali ini tanpa menoleh “yang pasti harus seiman sama aku yuk” jawab Ify.
Rio yang
daritadi menahan nafas karena menunggu jawaban Ify kini bernafas lega. Yang
satu ini jelas bukan penghalang baginya.
“Cuma itu ?”
tanya Novi lagi.
Ify menoleh pada
Novi yang nampak tak sabar menunggu jawabannya.
“dia harus bisa
sayang sama aku dan keluarga aku”
Rio kembali
tersenyum ‘gak lo suruh juga gue pasti
bakal sayang sama lo dan keluarga lo kok’ batin Rio.
“terus ?” tanya
Novi lagi.
Ify terkekeh
“emang kenapa sih yuk ?” tanyanya.
Novi menggaruk
tengkuknya “pengen tau aja sih, siapa tau tipe cowok kita sama gitu. Kan bisa
nyari bareng” jawab Novi asal.
Ify kembali
terkekeh “emang tipe cowok ayuk gimana ?”
“aku ? kalau aku
sih...”
#Bruukkk
Ify dan Novi
menoleh serempak ketika mendengar sebuah suara. Novi yang sadar kalau
penyebabnya adalah Rio langsung mengalihkan perhatian Ify.
“Kamu aja dulu,
ntar gantian aku yang ngasih tau” ucap Novi.
Ify tersenyum
“iya deh” ucap Ify lalu nampak berpikir “aku seneng cowok yang bisa nyanyi buat
aku yuk”
Rio yang
mendengarnya agak waswas juga, pasalnya ia tidak pernah mendengar suaranya
ketika bernyanyi semenjak semua orang selalu menutup telinga ketika
mendengarnya. Tapi kalau bermain gitar ia jagonya, dan ia selalu mengiringi
Valen bernyanyi. Rio lalu melirik Valen yang menatapnya bingung karena tadi Rio
sempat menendang kursi yang didudukinya, Rio tak memperdulikan ekspresi bingung
Valen, ia malah menyipitkan matanya, kali ini tipe cowok Ify ada pada Valen.
“terus dia harus
lebih tinggi dari aku”
Kali ini Rio
kembali tersenyum, yang ini masuk kriteria.
“kalau bisa jago
main basket juga”
Senyum diwajah
Rio pudar, ia tak bisa main basket, bukan tak bisa cuma tak terlalu bisa (?)
yang bisa dan jago itu . . .
“Cantik banget ini
cewek” Rio menoleh pada Valen yang sudah menatap ponselnya. Lalu menghela
nafas, cowok playboy itu yang jago main basket.
“penampilannya
harus rapi, apalagi rambutnya”
Rio menyentuh
rambutnya yang semerawut dan kelewat agak panjang. Ia memang tak suka
repot-repot merapikan rambut dengan sisir, cukup dengan kelima jari tangannya.
Dan untuk potong rambut Rio juga tak terlalu suka, karena malas kalau harus
kesalon. Rio lalu melirik Valen yang sedang merapikan rambutnya keatas,
rambutnya yang hitam nampak kinclong dengan gel yang selalu diolesnya itu.
Rio menghela nafas
berat, lagi-lagi kriteria yang Ify sebutkan termasuk pada Valen.
“terus kulitnya
putih gitu yuk”
Rio menatap tangan
kanannya yang hitam manis, lalu kembali menoleh pada Valen, Rio kembali
berdecak ketika lagi-lagi kriteria yang Ify maksud termasuk pada Valen.
“Yo mau kemana
lo ?” tanya Valen ketika Rio tau-tau beranjak meninggalkannya.
^^^^^^^^^^^^
“Lo pake’ lotion
ya ?” tanya Rio.
Valen yang sibuk
memainkan ponsel disebelahnya menoleh.
“Lotion ? enggak
lah. Kenapa ? lo mau pake’ lotion ?”
Valen tak dapat
menahan tawanya membuat Rio merengut.
“terus kulit lo
bisa putih gitu kenapa ?” tanya Rio tanpa memperdulikan Valen yang masih
tertawa.
“Orang tua gue
yang nurunin bro. Kenapa sih lo ? gak biasanya lo bahas-bahas kulit ?” tanya
Valen bingung.
“Lupain aja deh”
Rio lalu berbaring memunggungi Valen.
Valen
menggidikan bahu lalu kembali sibuk dengan ponselnya.
“Lo tau gak apa
gitu yang bisa cepet mutihin kulit ?” tanya Rio tiba-tiba. Membuat Valen
melongo “hah?”
^^^^^^^^^^^^
Sudah 5 hari
Rio, Valen dan Novi berada di Palembang. Sudah banyak tempat yang mereka
kunjungi dan hari ini mereka memutuskan untuk ke pulau kemaro lagi mengingat
kemaren karena ada insiden yang tak terduga mereka jadi batal kesana.
“Ini dia pulau
kemaro” Ify merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum lebar.
Rio, Valen dan
Novi melihat sekeliling takjub juga melihat pulau kemaro yang baru kali ini
mereka kunjungi.
“istirahat dulu
yuk” ajak Ify lalu berjalan mencari tempat duduk.
Rio, Valen dan
Novi mengikuti.
“Keren juga”
komentar Valen.
Ify tersenyum.
“Fy coba nyanyi
deh, lagu daerah sini. Pengen denger nih !!” pinta Novi setelah mereka sudah
menemukan tempat untuk beristirahat sejenak.
Ify menggeleng
“dari hp aja ya yuk”
“Lo aja deh Fy,
pengen denger lo nyanyi gue. Mungkin aja bisa duet sama gue ntar” ucap Valen.
Rio yang disebelahnya hanya melongos, semenjak ia tau kriteria yang Ify suka lebih
banyak menjurus pada Valen ia jadi berniat mundur dan lebih banyak diam. Novi
yang ingin bercerita tentang Ify malah tak dihiraukan lagi.
Ify akhirnya
mengangguk lalu mulai bernyanyi.
“Ay...ya..ya..ya..ya
saman. Pecaknyo mudah tapi saro nian. Ay..ya..ya..ya ya saman. Nyari bini yang
benar-benar setolok an. Udah reff nya aja” ucap Ify sambil tersenyum malu.
Novi bertepuk
tangan “Suara kamu bagus banget Fy, lagunya juga”
“Bener tuh,
kalau diiringin gitar kayaknya lebih mantep tuh. Ya nggak Yo ?” tanya Valen
sambil menyenggol lengan Rio.
“I..iya” jawab
Rio lalu menggaruk tengkuknya. Lagi-lagi cewek itu membuatnya terpesona.
“Artinya apa sih
Fy ?” tanya Novi.
“Mmmm, inti
lagunya sih tentang cowok yang lagi galau gitu. Cowoknya lagi mengharapkan
cintanya cewek buat dijadiin istri” jawab Ify.
“Wah, pas banget
buat lo Yo” ucap Valen yang langsung mendapat jitakan dari Rio.
“Kak Rio lagi
nyari istri ?” tanya Ify tak percaya.
“Ah, enggak.
Siapa bilang” jawab Rio sambil mengibas-ngibaskan tangannya.
“Bener Fy, lo
mau nggak jadi istrinya ?” tanya Valen, lagi-lagi jitakan Rio mendarat
dikepalanya membuatnya meringis.
“Gak usah
peduliin dia, udah gila ni anak” ucap Rio sambil nyengir kaku pada Ify.
Ify hanya tersenyum
kaku lalu beralih pada Novi yang sedang senyam-senyum. Ify menggaruk
tengkuknya, merasa aneh dengan ketiga orang ini.
^^^^^^^^^^
“Udah hari
kelima nih. Gak ada tindakan apa-apa dari lo”
Rio sibuk
menggigit pempek yang mereka bawa dari rumah Ify. Ify dan Novi sedang berkeliling,
lebih tepatnya sih Novi yang minta diajak berkeliling padahal sudah satu jam
mereka berkeliling tapi Novi masih saja tak puas. Sehingga Rio dan Novi
memutuskan untuk menunggu disebuah pondok yang mungil disebelah pohon yang
cukup rimbun.
“Lo gak dengerin
gue Yo ?” tanya Valen lagi, kali ini sudah memasang wajah kesalnya.
“Apa’an sih, gue
lagi sibuk nih” sahut Rio. Valen melongo, sibuknya apanya. Ia baru tau kalau menghabiskan
satu pempek selama hampir 30 menit itu sibuk.
“Kalau lo udah
gak mau deketin Ify, biar gue aja deh” ucap Valen, lebih sekedar menggoda Rio.
“Terserah lo”
ucap Rio cuek lalu memakan besar-besar pempek ditangannya sehingga mulutnya
mengembung.
Valen menatap
Rio tak percaya.
“Lo kenapa sih
Yo ?”
“Gapapa” jawab
Rio lalu meneguk sebotol air banyak-banyak.
Valen mengernyit
melihat Rio yang sudah seperti orang kelaparan itu.
“Lo nggak pede
ya deketin Ify ?” tebak Valen membuat Rio menoleh.
“Udah gue duga”
ucap Valen membuat Rio mengernyit.
“Apa ?”
“Udahlah, kita
udah temenan lama kali Yo. Gue tau lo nggak pede kan ? tapi kalau terus kayak
gini, gimana bisa lo dapet cewek ? udah
lo pede-pede aja deh” Valen menepuk-nepuk pundak Rio, memberi dukungan.
“Lo enak ngomong
gitu, gue nggak pernah deketin cewek sebelumnya” gerutu Rio.
“Tinggal ngomong
lo suka sama dia, terus tembak deh” ucap Valen santai.
“Hah ? Lo pikir
segampang itu” Rio geleng-geleng tak habis pikir.
“Biasanya gue cuma
gitu sama cewek, diterima lagi” ucap Valen sambil menyisir rambutnya keatas,
Rio yang melihatnya mendengus. Kepercayaan dirinya lagi-lagi turun melihat
rambut Valen.
“Eh, Ify sama
Novi tuh”
Valen menepuk
pundak Rio, membuat Rio mengikuti arah pandangan Valen.
Ify dan Novi
berjalan kearah mereka sambil tertawa lepas, Rio menghela nafas lalu
mengalihkan pandangan, tak mau terkena pesona Ify lebih jauh lagi.
“Vi, yuk gue
ajak lo keliling” Valen bangkit lalu menarik tangan Novi yang sudah ada
didepannya.
“Eh, gue baru
aja selesai keliling nih. Tadi aja lo gak mau” ucap Novi sambil berusaha
melepaskan tangan Valen.
“Yaudah kalau gitu
ajak gue keliling” paksa Valen, Novi akhirnya menurut juga setelah yakin kalau
Valen ingin membiarkan Rio dan Ify berdua.
Ify menatap Valen
dan Novi bingung lalu beralih pada Rio yang bertampang kusut melihat kepergian
Valen dan Novi.
“Kak Rio kenapa ?”
tanya Ify membuat Rio tersadar.
“Hah ? gapapa”
jawab Rio nampak salah tingkah. ‘sial’
Ify tersenyum
lalu duduk disamping Rio.
“Mereka aneh ya”
ucap Ify.
Rio mengangguk
menyetujui.
“Tapi lucu” ucap
Ify lalu terkekeh.
“Siapa ?”
Ify menoleh,
lalu mengernyit bingung “Siapa ?” ulang Ify.
“Valen apa Novi ?”
tanya Rio lagi.
“Kalau mereka
berarti dua-duanya kan ?” Ify terkekeh, sementara Rio garuk-garuk kepala.
Ify menyelipkan
rambutnya lalu tiba-tiba tersadar “Ah, jepit rambut aku...” Ify bangkit ketika
menyadari jepit rambut ungu kesayangannya hilang. Ify lalu melangkah namun
karena tak hati-hati kakinya tersandung sebuah batu.
Tau-tau sebuah
tangan menahan lengan Ify membuatnya tak jadi terjatuh. Ify menoleh, dilihatnya
Rio menghela nafas.
“Hati-hati”
Ify mengangguk
pelan, lalu mengalihkan pandangannya. Mencari-cari jepit rambut kesayangannya
lagi. Rio mengamati Ify yang nampak sibuk mencari jepit rambut namun sesekali
matanya mencuri pandang kearah Rio. Cowok itu tersenyum tipis.
Rio lalu
menghampiri Ify, lalu memungut sebuah jepit rambut disamping Ify “Ini yang lo
cari ?” tanya Rio sambil mengacungkan sebuah jepit rambut berwarna ungu didepan
Ify.
“Kok bisa sama
kak Rio ?” tanya Ify bingung.
“Ada disamping
lo tadi” jawab Rio tak bisa menahan senyumnya. Ify lalu menerima jepit rambut
dari tangan Rio dan memakainya dengan kaku.
^^^^^^^^^^^
“Menurut lo mereka
bakal jadian ?” tanya Novi pada Valen disampingnya.
Valen mengangguk
mantap “prediksi seorang Valen itu gak akan pernah salah”
“Pede lo
ketinggian” cibir Novi lalu kembali mengamati Rio dan Ify yang sudah duduk
disebuah bangku.
^^^^^^^^^^
“Kak Valen sama
yuk Novi mana ya ?” tanya Ify sambil mengedarkan pandangan.
“Pengen nyari
mereka ?”
Ify menoleh “Mau
?”
Rio menggeleng
“Capek gue”
Ify tersenyum
tipis “Kak Rio sama kak Valen udah temenan lama ya ?” tanya Ify.
Rio menyipitkan
matanya “Kenapa emangnya ?”
“Gapapa, Cuma
pengen tau aja” jawab Ify.
“Pengen tau
tentang Valen ?” tebak Rio.
“Kok gitu ?”
tanya Ify bingung.
“Lo suka dia kan
?” Rio tak bisa membendung rasa penasarannya juga kesal dihatinya lagi.
“Hah ?” Ify
melongo. “Enggak kok” jawab Ify.
Rio sebenarnya
kaget juga atas jawaban Ify yang cukup cepat itu. disisi lain ia senang namun
disisi lainnya lagi ia yakin Ify hanya malu mengakuinya.
“Udah ngaku aja.
gue denger kok pas lo ngomong sama Novi tentang cowok idaman lo, semua
kriterianya persis Valen” ucap Rio.
Lagi-lagi Ify
melongo tak percaya, namun detik berikutnya wajahnya memerah.
“Kak Rio nggak
denger sampai selesai berarti” ucap Ify.
“Emang ada lanjutannya
?”
Ify mengangguk
“Kriteria cowok idaman aku cuma seiman, sama dia harus bisa sayang sama aku dan
keluarga aku. yang lainnya Cuma bonus aja buat aku, kalau gak kayak gitu juga
gapapa kok asal no 1 sama 2 terpenuhi”
Rio sadar ia
sampai tak berkedip mendengar jawaban Ify.
“Masa’ sih ?”
gumam Rio.
Ify mengangguk
“Aku malah kaget pas liat kak Rio pertama kali, seperti kak Rio bilang tadi
kalau kriteria cowok yang aku sebutin mengarah sama kak Valen. Tapi gak tau
kenapa aku malah lebih tertarik sama kakak” Ify mengatakannya dengan wajah
memerah membuat Rio tersenyum dalam hati.
“Itu lo muji gue
atau...”
Ify terkekeh
ketika Rio menggantungkan kalimatnya.
“Apalagi pas
liat kak Rio langsung nyebur buat nolong aku kemaren. Aku sampai kaget banget
loh” ucap Ify, wajahnya sudah menunduk karena malu.
“Jadi lo suka
sama gue bukan sama Valen ?” tanya Rio tak percaya.
“Ah..itu..” Ify
nampak gelagapan.
“Gue juga suka
sama lo” ucap Rio tiba-tiba membuat Ify melongo.
“Mau kan jadi
pacar gue ?” tanya Rio. setelah kepercayaan dirinya kembali dia benar-benar
menuruti nasehat Valen yang sempat diremehkannya.
“Hah ?” Ify
nampak kaget dengan pernyataan cinta Rio yang tiba-tiba itu.
“Oh, iya..salah
ya” Rio lalu bangkit dan berlutut didepan Ify, satu tangannya menggenggam tangan
kanan Ify.
“Gini kan ?”
tanya Rio, membuat Ify hanya bisa melongo.
“Mmmm..” Rio
nampak mengingat-ingat lalu tersenyum pada Ify yang masih menatapnya tak
percaya “Galak dak jadi cewek aku ?(Mau nggak jadi pacar aku ?)” tanya Rio
serius tak peduli dengan logatnya yang tidak pas.
Ify menatap Rio
tak percaya “Kak Rio serius ?”
Rio mengangguk
mantap. “Iya, mau kan ?”
“Maksudnya
serius tadi yang ngomong bahasa Palembang, kok bisa ?”
Rio melongo,
lalu menggaruk tengkuknya “Jadi gimana, mau gak ?” tanya Rio lagi, tak mau
menjawab kalau ia sempat bertanya pada kedua anak SMP yang malah mengelabuhinya
sebelum benar-benar menjawab dengan benar.
Ify
menghembuskan nafasnya perlahan “Tapi kita kan baru kenal”
“Baru kenal
bukan berarti kita nggak bisa jalanin sebuah hubungan kan ? kita bisa saling
lebih mengenal setelah ini. Dan gue yakin, kalau gue bener-bener suka sama lo”
“Suka ?” tanya
Ify.
“Sayang” jawab
Rio.
“Sayang ?”
“Cinta”
Ify terkekeh
“Masa’ sih ?” tanya Ify tak yakin.
Rio menggaruk
belakang kepalanya “Gue sih sebenernya gak ngerti yang begituan, gue baru
pertama kali ini nembak cewek. Tapi yang pasti apapun itu namanya, gue seneng
ngeliat lo ada didekat gue, gue seneng liat lo senyum, tapi gue gak seneng liat
lo deket sama Valen”
Ify tak bisa
menahan senyum diwajahnya mendengar pengakuan Rio.
“Jadi ?”
“Iyo, aku galak
jadi cewek kakak (Iya, aku mau jadi pacar kakak)” jawab Ify akhirnya.
Rio langsung
bangkit dan mengangkat kepalan kedua tangannya ke udara “Yesss”
Ify tertawa
kecil melihat Rio.
“Gue gak pernah
tau, ternyata rasanya setelah deg-degan nunggu jawaban nyenengin banget” ucap
Rio “makasih ya”
Ify mengangguk.
“Ah, gue sempat
denger disini ada pohon cinta gitu” ucap Rio.
“ini pohonnya”
Ify menunjuk pohon disebelah mereka.
“Ini ?” tanya
Rio tak percaya, Ify mengangguk.
“Kalau gitu ayo
!!” Rio lalu menarik tangan Ify kearah pohon cinta yang dipercaya orang kalau
mengukir nama kita bersama pasangan kita disana akan menjadi pasangan yang
abadi.
Ify mengamati
Rio yang sedang mengukir nama mereka disana. Sebuah senyum kembali muncul
diwajahnya.
“Gue gak begitu
percaya sih sama mitosnya, karena mau atau tanpa ukiran nama kita dipohon ini,
gue yakin kita bakal jadi pasangan yang abadi” ucap Rio membuat wajah Ify
kembali memerah.
“Bisa aja
gombalnya kak” komentar Ify.
“Gue serius nih.
Oh iya, sekarang lo harus panggil gue Rio aja. cukup Valen yang dipanggil
kakak”
Ify tersenyum
lalu mengangguk “Iya Rio”
“Gitu dong !!”
Rio mengacak-acak rambut Ify lalu mencium puncak kepala Ify sekilas namun
sukses membuat Ify membeku.
“Aku sayang
kamu” ucap Rio lembut.
Ify tertegun
lalu menunduk “Aku juga sayang kamu” gumam Ify.
^^^^^^^^^^^^^^
Hari ini, Rio,
Valen dan Novi akan kembali ke Jakarta. Barang yang mereka bawa sekarang
bertambah karena oleh-oleh yang diberikan oleh mama Ify.
“Kalian
berangkat jam 08.15 masih ada waktu sekitar setengah jam lagi” ucap Papa Ify.
Rio, Valen dan
Novi mengangguk. Mereka sudah berada dibandara sekarang.
Rio menatap Ify
yang daritadi diam.
“Kenapa ?” tanya
Rio setelah menghampiri Ify.
Ify menggeleng
pelan.
“Gue bakal
kesini lagi liburan nanti” ucap Rio tersenyum, mau tak mau Ify ikut tersenyum.
“Lo harus
belajar yang rajin. Nanti kuliahnya di Jakarta aja, sekampus sama gue”
“Emang mau masuk
mana ?” tanya Ify.
“UI”
“Yakin lulus ?”
tanya Ify lebih sekedar bercanda.
“Yweehh,
ngeledek” Rio mengacak-acak rambut Ify gemas.
“Yo, diliatin
sama mama papa tuh” bisik Ify membuat Rio menoleh. Benar saja mama dan papa Ify
sedang menatap mereka penasaran, Valen dan Novi bahkan juga ikut-ikutan.
“Ayo, gue mau
ngomong sama om dan tante” ucap Rio lalu berbalik dan berjalan kearah mama dan
papa Ify. Ify mengikuti dari belakang.
“Om, tante.
Makasih selama kita di sini kalian udah ngizinin kita tinggal...”
“Yo, tadi kita
udah ngomong gitu kan sama om dan tante ? kok di ulang ?” tanya Novi bingung.
Rio menggaruk
tengkuknya “Gitu ya ?”
“Wah, wah” Valen
berdecak kagum.
“Kalau gitu
tolong jagain Ify ya om tante” ucap Rio membuat mama dan papa Ify saling
pandang. Valen dan Novi juga ikut-ikutan, sementara Ify sudah menunduk malu
dengan ulah Rio.
“Kita pasti
jagain Ify, Rio. Ify kan anak om dan tante” ucap papa Ify membuat Rio nyengir.
Benar juga.
“Kamu yang harus
jaga diri ya, biar Ify nya gak kepikiran kalau kamu kenapa-kenapa” ucap mama
Ify sambil mengedipkan matanya.
Rio tampak
bingung “Jangan lirik cewek lain disana, ntar Ify nya ngambek lagi” lanjut mama
Ify.
“Tante tau ?”
tanya Rio kaget.
Mama Ify
mengangguk “Om juga tau”
Rio menggaruk
tengkuknya lalu menoleh pada Ify yang sedang nyengir.
“Ify cerita
semuanya” ucap mama Ify membuat Rio melongo “semuanya ?”
Mama Ify kembali
mengangguk “Udah gak usah malu gitu, tante sama om setuju kok”
Rio tersenyum
kikuk “Boleh bicara sama Ify sebentar om tante ?”
“Iya, jangan
lama-lama bentar lagi pesawatnya berangkat” pesan papa Ify.
Rio mengangguk
lalu segera menarik tangan Ify menjauh.
“Kenapa ?” tanya
Ify.
“Lo cerita
semuanya ?”
Ify mengangguk
malu “Iya”
“Yang itu juga
?” tanya Rio lagi.
“Yang itu ?” Ify
tampak bingung. Rio lalu menunjuk-nunjuk puncak kepalanya.
Wajah Ify
langsung merona ketika tau maksud Rio.
“Yang itu enggak
aku ceritain kok” jawab Ify. Rio yang mendengarnya menghela nafas lega.
“Tapi kalau
sekali lagi pasti aku ceritain” ucap Ify.
Rio terkekeh
lalu menggenggam kedua tangan Ify.
“Jaga diri lo
baik-baik ya, gue pasti bakal balik kesini lagi kok” ucap Rio.
Ify mengangguk
pelan, berusaha menahan genangan air dimatanya.
“Saat gue kesini
lagi, lo udah harus lebih tinggi ya” ucap Rio, membuat Ify mengerucutkan
bibirnya.
“Bercanda” Rio
terkekeh lalu mengacak-acak rambut Ify. Satu kebiasaan yang disenanginya
sekarang, ia pasti akan merindukannya selama ia di Jakarta.
“Riooo..” Ify
langsung terdiam ketika Rio tiba-tiba menarik kepala Ify mendekat dan
mendaratkan ciuman dipuncak kepalanya. Ify kembali tertegun, setelah merasakan
bibir Rio dipuncak kepalanya selama tiga detik.
“Rio....” gerutu
Ify tertahan “Banyak orang disini”
Rio nyengir “Gue
bakal kangen banget sama lo”
Ify berusaha
mengabaikan Rio “Gue kan tadi udah bilang kalau sekali lagi...”
“Lo bakal cerita
sama om dan tante ?” tebak Rio lalu terkekeh “Tinggal bilang aja gih. Tapi ntar
pas gue udah dipesawat, biar disuruh kesini lagi buat tanggung jawab” ucap Rio.
“Apa’an sih ?”
Ify mengerucutkan bibirnya, berusaha menyembunyikan rasa canggungnya.
Rio
mengacak-acak rambut Ify lagi “Ayo, kayaknya bentar lagi mau berangkat”
Ify mengangguk
lalu berjalan bersisian dengan Rio. Tangan kanannya digenggam erat oleh Rio.
Ify menatap tangannya yang berada digenggaman Rio sedih, Rio yang menyadarinya
langsung mengeratkan genggamannya.
“Jangan nangis,
ntar gue disuruh tanggung jawab beneran gimana ? mau ?” canda Rio.
Ify berusaha
tersenyum mendengar candaan Rio.
^^^^^^^^^^^^
“Ify makasih ya,
walaupun gue belum liat lukisannya tapi gue yakin kalau lukisan yang lo buat
pasti bagus” ucap Novi setelah melepaskan pelukannya dari Ify, lalu menghapus
air matanya dengan tissue.
“sama-sama yuk”
Ify juga tak kalah sedihnya dengan Novi.
“Ah, iyalah
bagus. Mungkin lebih bagus lukisan Ify daripada yang aslinya”
Novi melirik
Valen tajam “Val, ini lagi sedih-sedihan loh. Jangan buat hari ini jadi
bunuh-bunuhan ya”
Valen meringis
lalu menghampiri Ify “Makasih Fy selama ini lo udah baik banget sama kita,
walaupun mungkin lo sebenarnya pusing karena adanya dia” Valen melirik Novi
yang sudah siap melemparnya dengan sebuah kursi kalau ia terus melanjutkan
omongan ngawurnya. “Makasih lo udah buat sahabat gue gak jadi jones lagi, dia
beruntung bisa dapetin lo, tapi gue prihatin sama lo karena dapetin dia. Yang
sabar ya Fy” Valen menepuk-nepuk bahu Ify prihatin membuat Ify tertawa.
Rio berdehem
membuat Valen dan Ify menatapnya.
“Udah ?” tanya
Rio lebih pada Valen.
“Belum... Iya
udah” ucap Valen cepat ketika melihat mata Rio yang seakan ingin keluar.
Rio lalu
menghampiri Ify setelah Valen agak menjauh.
Rio menghela nafas
“Sama Valen aja bisa ketawa, pas sama gue tampangnya langsung sedih gitu” keluh
Rio.
“Habis kak Valen
lucu sih” ucap Ify.
“Oh, gitu” Rio
melipat tangannya didada, pura-pura ngambek.
“Jangan ngambek
dong, jadi keliatan makin jelek kalau kayak gitu”
Rio menatap Ify
“Makasih ya”
Ify terkekeh,
lalu tiba-tiba Rio menggenggam tangannya.
“Tetap kayak
gini ya, ketawa terus” ucap Rio sambil menatap Ify.
“Kamu mau aku
gila nyuruh ketawa terus ?” tanya Ify berusaha bercanda walau hatinya daritadi
sama sekali tidak tertawa.
Rio tersenyum
tipis “Gue nggak bakal maafin lo, kalau sampai gue tau lo nangis” ancam Rio.
“Kalau kegores
karena motong bawang gimana ? kan perih tuh?”
“Makanya
hati-hati” Rio mendengus. “Lo gak pernah liat gue marah kan ?”
Ify menggeleng.
“Kalau gitu
jangan nangis !!”
Ify mengangguk,
daritadi ia sudah berusaha menahan air matanya agar tidak keluar. Setidaknya
didepan Rio.
“Bagus” Rio
mengacak-acak rambut Ify, kali ini Ify membiarkan.
Panggilan bahwa
pesawat tujuan palembang-jakarta akan segera berangkat menyadarkan Rio.
“Ini buat lo.
jaga baik-baik, jangan sampai ilang” pesan Rio lalu memberikan gelang miliknya
pada Ify.
“Pasti” ucap Ify
sambil menggenggam gelang pemberian Rio.
Rio menghela
nafas “Kalau gitu, gue berangkat” pamit Rio.
Ify mengangguk
pelan lalu beralih pada Valen dan Novi yang berpamitan pada mama dan papanya.
Setelahnya giliran Rio.
Ify menatap Valen
dan Novi yang melambai padanya, Ify balas melambai. Lalu beralih pada Rio yang sudah
kembali berdiri disampingnya.
“Kenapa masih
disini ?” tanya Ify bingung.
Rio tersenyum
“Gue belum bisa pergi kalau belum bilang I love you sama lo”
“Udah cepet sana
!!” Ify mendorong tubuh Rio, wajahnya kembali merona.
“Lo belum bales”
“Udah sana !!
aku bales pas kamu balik lagi kesini !!”
Rio merengut tapi
menurut juga “Tunggu gue oke ?” seru Rio lalu melambai pada Ify.
“Iya” balas Ify
ikut melambai.
Rio tersenyum
lalu berbalik dan melangkah menuju pesawat.
Mata Ify masih
belum lepas dari Rio, Valen dan Novi sampai mereka masuk kedalam pesawat.
“Ify ayo balek
(Ify, ayo pulang) !!” ajak mama Ify.
Ify mengangguk
“Iyo ma”
Ify mengikuti
langkah kedua orang tuanya lalu kembali berbalik ketika pesawat tujuan jakarta
itu mulai terbang.
“I love you too”
gumam Ify, tangannya masih menggenggam erat gelang pemberian Rio. Ify menyeka
air matanya yang mengalir, kalau Rio tau ia pasti akan marah. Entah kenapa ia
jadi ingin Rio tau, tapi itu tidak mungkin, yang ia harus lakukan adalah hanya
menunggu. Menunggu seseorang yang sudah mengambil hatinya.
Ify tersenyum,
memantapkan dirinya. Ia akan menunggu Rio sampai saatnya tiba.
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar