Bangunlah jiwanya...
Bangunlah badannya.., untuk Indonesia raya...
Begitu lagu
'Indonesia Raya' ciptaan W.R Supratman itu selesai aku langsung menghembuskan
nafas ku, huft... Lega. Sialan, menjadi pemimpin paduan suara pas Upacara
memang menguji nyali dan adrenalin! Dan sialan lagi, aku yang bukan berasal
dari ekskul yang berbau musik harus jadi korban gara-gara tak ada satupun
manusia di kelasku yang sudi menjadi pemimpin paduan suara.
"Lo tadi
keren!" Kata Putri, salah satu sahabatku disekolah dengan nada setengah
tulus setengah nahan ketawa.
"Tapi gue
ngakak pas ngeliat muka lo, abis kayak nahan boker."
Sialan.
***
Begini urutannya,
SMA Negeri 1 Kota Tangerang adalah SMA terbaik di Kota Industri atau biasa
dikenal sebagai Kota Tangerang, ya-ya-ya. Everybody knew it, termaksud aku.
Yang kedua adalah SMAN 2 lalu SMAN 8--ssst, SMA ini adalah sekolah salah satu
teman RFM ku menimba ilmu, siapa lagi kalau bukan Ranita dan Kak Arif pocong?--
dan ke 4 SMAN 7 lalu barulah sekolah ku yaitu SMAN 3.
Sebenarnya, masuk ke
salah satu SMAN unggulan di sekitar rumah bukanlah suatu kebanggaan buatku,
karena pada dasarnya yang aku pengen adalah bersekolah di SMA yang ada di
Jakarta, tapi sayang, sepertinya Tuhan punya kehendak lain yang lebih keren.
Dan akhirnya, disinilah aku, duduk sambil mencatat materi-materi yang sedang
dicatat oleh guru biologi yang biasa dipanggil anak-anak dengan sebutan Bu As
kalo dibaca Buas, persis seperti sifatnya. Rawr.
"Ssst... Sin!
Sinta!" Aku menoleh ketika mendengar teman semeja ku, Putri. Sedang
berbisik-bisik berusaha memanggilku.
"Ape?"
Jawabku singkat.
"Liat!
Liaaat!" Dan dia pun menyerahkan ponsel bermerk samsung core 2 itu ke
hadapanku.
Lalu, aku mulai
melihat sederet kalimat yang...
Dari: Kak Arif
Pocong Perawan
Hai guys, mau kasih
tau aja nih, kan RFM bentar lg ultah yang ke... Berapa? Ada yg tau? Yaaap! Ke
empaaat!
Aku memotar bola
mataku ketika membaca paragraf itu. Gila, garing+jayus abis nih orang.
Nah, maka dari itu
sesuai dgn instruksi sesepuh kita yg katanya mau kawin. Kita mau adain kumbar
nih buat RFM Tangerang, gimana? Seru kan? Tapi biar seru mari kita buat
teka-teki. Gue akan ngasih clue jadwal dan tempat dmn kita kumbar, boleh
diskusi ya buat nyari apa kira2 clue itu sebenernya, justru itu maksud gw bkn
teka-teki ini biar kalian pada deket satu sama lain #ciebahasague inget guys,
drpd kalian nyasar grgr sotoy dan gk mau nanya, mending diskusi, yegak? Anyway,
ini dia cluenya. Perhatiin baik2 yap:
Waktunya 6 jam
setelah 7 pahlawan harus gugur demi menyelamatkan ideologi bangsa, 30 KM di
Utara kota Industri dengan desa nelayan yang menjorok ke laut dan dermaga
bambunya ketika seluruh umat Indonesia melepaskan seluruh bebannya pada hari
itu.
Nah, gampang kan?
Eits, bukan itu aja, gue jg punya challange buat kalian. Jk kalian bisa nebak
tantangan gue ini, gw bakal ksh hadiah, menarik kan? Ini tantangannya: terletak
disalah satu hewan kramat keturunan Tionghoa, dan mempunyai hewan yang turut
andil dalam sejarah Kota Surabaya.
Nah, gampang lg kan?
Ayo, pecahkan dan
ikut kumbar! See you.
"Ini kak Pocong
perawan bikin cerpen ya, Sin?" Tanya Putri tiba-tiba dan membawaku secara
tak langsung di pijakan kesadaran.
"Berasa lagi
baca novel Adrianna gue," bisik ku sambil melongo.
"Maybe, dia
terinspirasi dari sono keles,"
"Mungkin, tapi
sumpah kok gue penasaran sih?"
"Sama! Pecahin
yuk!"
"Lo kira kaca
apa dipecahin!"
Putri memutar bola
matanya, "Teka-tekinya maksud gue."
"Oooh..."
***
Perpustakaan SMA N 3
atau sebutan gaulnya itu sih Smanic memang bukan tempat yang nyaman buat orang
pinter belajar apalagi orang gak pinter tidur, sumpah. Ini perpustakaan
bener-bener tempat yang gak nyaman lah, tapi demi memecahkan tantangan itu aku
dan Putri rela berada di tempat yang mirip rumah Jin ini. Berbekal buku
pengetahuan tentang Kota Tangerang dan Google akhirnya kami mulai berdiskusi.
Oke, kami memutuskan
untuk mulai dari kalimat pertama.
Waktunya 6 jam
setelah 7 pahlawan harus gugur demi menyelamatkan ideologi bangsa.
"Itu petunjuk
waktu!" Seru Putri girang karena sudah merasa berhasil.
"Gue juga tau
kaleee! Tapi kapan nih? Sejarah gue jelek, makanya gue milih masuk MIA."
"Iye-iyee,
bentar gue pikir. 6 jam setelah tujuh pahlawan harus gugur... Tujuh pahlawan..,
tujuh... Aha!"
"Apaan? Hari
minggu maksudnya?"
Putri menjitak ku
dengan tangannya, wah. Sialan nih bocah, kayaknya kecangkokannya bentar lagi
keluar, "Bukan dodol, salah banget kalo itu yang ada di pikiran lo. Gini,
7 pahlawan! Itu tuh kejadian Gerakan 30 September banget! Gerakan yang membuat
para ketujuh pahlawan kita harus gugur dibunuh anggota Partai Komunis."
"Anzaaai, kok
gue baru tau ya? trus-trus?"
"Makanya jangan
makan kalo lagi belajar sejarah! Trus pembantaian itu dilakukan dini hari,
kemungkinan jam 12 dan 6 jam setelah jam 12 itu jam 6 pagi." Jelas dia
dengan bangga, ewh andai aku pintar sejarah.
"Cerdas! Trus
dimana?"
"Nah kalo itu
mending kita nanya Sari, dia kayaknya tahu."
***
Biar ku kasih tau,
Sari itu adalah anak IPS 3 yang suka banget hang-out. Jadi, nanya dia masalah
ini sih kayaknya mudah, "Sariiii!" Teriak ku, lantas Sari memutar
badannya dan menatapku.
"Iya?"
"30 KM di Utara
kota Industri dengan desa nelayan yang menjorok ke laut dan dermaga bambunya
ketika seluruh umat Indonesia, itu dimana?"
"Hah?"
"Iya 30 KM di
Utara Kota Tangerang itu apaan?"
"Oh itu sih
gampang, jawabannya Pantai Tanjung Kait, kenapa?"
Aku melongo. Gila,
Kak Arip mau ngumpulin kita di Pantai? Keren. "Okee, thanks ya!"
"Yup!"
Sekarang tinggal
teka-teki terakhir! Dimana semua umat melepaskan rasa penatnya. Easy,
jawabannya hari minggu.
Oke, Minggu jam 6.00
WIB, di Tanjung Kait.
Ka Arip, aku
dataaang!
***
Minggu, 06.00 WIB.
Tanjung Kait.
"Mana sih Kak
Arip?" Tanya Putri sambil membenarkan topi lebarnya.
"Telat
kali," jawabku seadanya.
Tiba-tiba dari arah
utara aku liat ada cowok berbadan agak gembil sedang berlari ke hadapan kami,
yup. Itu dia Kak Arip.
"Hai,
ladies." Sapanya sok akrab, dan hanya di balas oleh putaran mata malas aku
dan Putri, eh ternyata disampingnya juga ada Ranita, toh.
"Sinting lo!
Pake ngasih teka-teki gitu." Cecar ku langsung
"Hahaha, gapapa
kan? Itung-itung biar kalian bisa lebih tahu tentang Kota Industri ini, gak
melulu tentang Kota Metropolitan."
"Iya
beneer!" Jawab Putri semangat.
"Trus tantangan
ketiga apaan jawabannya?" Tagih kak Arip.
Aduh, sialan. Aku
lupa tentang yang itu!
terletak disalah
satu hewan kramat keturunan Tionghoa, dan mempunyai hewan yang turut andil
dalam sejarah Kota Surabaya.... Apaan ya...
"Taman Buaya
Tanjung Pasir!" Seru Putri semangat. OH, jadi dia sudah lebih dulu tahu?
Sialan.
"Yaap, bener
lagi. Gue akan ngasih hadiah ke elo setelah lo berhasil mematahkan teka-teki
yang kedua."
"HAH, teka-teki
lagi?!" Seru Putri tak percaya
END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar