Jumat, 07 November 2014

LIDANG SINTA MUTIARA @Sinta_Mutiara [RFM TANGERANG]



Bangunlah jiwanya... Bangunlah badannya.., untuk Indonesia raya...
Begitu lagu 'Indonesia Raya' ciptaan W.R Supratman itu selesai aku langsung menghembuskan nafas ku, huft... Lega. Sialan, menjadi pemimpin paduan suara pas Upacara memang menguji nyali dan adrenalin! Dan sialan lagi, aku yang bukan berasal dari ekskul yang berbau musik harus jadi korban gara-gara tak ada satupun manusia di kelasku yang sudi menjadi pemimpin paduan suara.
"Lo tadi keren!" Kata Putri, salah satu sahabatku disekolah dengan nada setengah tulus setengah nahan ketawa.
"Tapi gue ngakak pas ngeliat muka lo, abis kayak nahan boker."
Sialan.
***
Begini urutannya, SMA Negeri 1 Kota Tangerang adalah SMA terbaik di Kota Industri atau biasa dikenal sebagai Kota Tangerang, ya-ya-ya. Everybody knew it, termaksud aku. Yang kedua adalah SMAN 2 lalu SMAN 8--ssst, SMA ini adalah sekolah salah satu teman RFM ku menimba ilmu, siapa lagi kalau bukan Ranita dan Kak Arif pocong?-- dan ke 4 SMAN 7 lalu barulah sekolah ku yaitu SMAN 3.
Sebenarnya, masuk ke salah satu SMAN unggulan di sekitar rumah bukanlah suatu kebanggaan buatku, karena pada dasarnya yang aku pengen adalah bersekolah di SMA yang ada di Jakarta, tapi sayang, sepertinya Tuhan punya kehendak lain yang lebih keren. Dan akhirnya, disinilah aku, duduk sambil mencatat materi-materi yang sedang dicatat oleh guru biologi yang biasa dipanggil anak-anak dengan sebutan Bu As kalo dibaca Buas, persis seperti sifatnya. Rawr.
"Ssst... Sin! Sinta!" Aku menoleh ketika mendengar teman semeja ku, Putri. Sedang berbisik-bisik berusaha memanggilku.
"Ape?" Jawabku singkat.
"Liat! Liaaat!" Dan dia pun menyerahkan ponsel bermerk samsung core 2 itu ke hadapanku.
Lalu, aku mulai melihat sederet kalimat yang...
Dari: Kak Arif Pocong Perawan
Hai guys, mau kasih tau aja nih, kan RFM bentar lg ultah yang ke... Berapa? Ada yg tau? Yaaap! Ke empaaat!
Aku memotar bola mataku ketika membaca paragraf itu. Gila, garing+jayus abis nih orang.
Nah, maka dari itu sesuai dgn instruksi sesepuh kita yg katanya mau kawin. Kita mau adain kumbar nih buat RFM Tangerang, gimana? Seru kan? Tapi biar seru mari kita buat teka-teki. Gue akan ngasih clue jadwal dan tempat dmn kita kumbar, boleh diskusi ya buat nyari apa kira2 clue itu sebenernya, justru itu maksud gw bkn teka-teki ini biar kalian pada deket satu sama lain #ciebahasague inget guys, drpd kalian nyasar grgr sotoy dan gk mau nanya, mending diskusi, yegak? Anyway, ini dia cluenya. Perhatiin baik2 yap:
Waktunya 6 jam setelah 7 pahlawan harus gugur demi menyelamatkan ideologi bangsa, 30 KM di Utara kota Industri dengan desa nelayan yang menjorok ke laut dan dermaga bambunya ketika seluruh umat Indonesia melepaskan seluruh bebannya pada hari itu.
Nah, gampang kan? Eits, bukan itu aja, gue jg punya challange buat kalian. Jk kalian bisa nebak tantangan gue ini, gw bakal ksh hadiah, menarik kan? Ini tantangannya: terletak disalah satu hewan kramat keturunan Tionghoa, dan mempunyai hewan yang turut andil dalam sejarah Kota Surabaya.
Nah, gampang lg kan?
Ayo, pecahkan dan ikut kumbar! See you.
"Ini kak Pocong perawan bikin cerpen ya, Sin?" Tanya Putri tiba-tiba dan membawaku secara tak langsung di pijakan kesadaran.
"Berasa lagi baca novel Adrianna gue," bisik ku sambil melongo.
"Maybe, dia terinspirasi dari sono keles,"
"Mungkin, tapi sumpah kok gue penasaran sih?"
"Sama! Pecahin yuk!"
"Lo kira kaca apa dipecahin!"
Putri memutar bola matanya, "Teka-tekinya maksud gue."
"Oooh..."
***
Perpustakaan SMA N 3 atau sebutan gaulnya itu sih Smanic memang bukan tempat yang nyaman buat orang pinter belajar apalagi orang gak pinter tidur, sumpah. Ini perpustakaan bener-bener tempat yang gak nyaman lah, tapi demi memecahkan tantangan itu aku dan Putri rela berada di tempat yang mirip rumah Jin ini. Berbekal buku pengetahuan tentang Kota Tangerang dan Google akhirnya kami mulai berdiskusi.
Oke, kami memutuskan untuk mulai dari kalimat pertama.
Waktunya 6 jam setelah 7 pahlawan harus gugur demi menyelamatkan ideologi bangsa.
"Itu petunjuk waktu!" Seru Putri girang karena sudah merasa berhasil.
"Gue juga tau kaleee! Tapi kapan nih? Sejarah gue jelek, makanya gue milih masuk MIA."
"Iye-iyee, bentar gue pikir. 6 jam setelah tujuh pahlawan harus gugur... Tujuh pahlawan.., tujuh... Aha!"
"Apaan? Hari minggu maksudnya?"
Putri menjitak ku dengan tangannya, wah. Sialan nih bocah, kayaknya kecangkokannya bentar lagi keluar, "Bukan dodol, salah banget kalo itu yang ada di pikiran lo. Gini, 7 pahlawan! Itu tuh kejadian Gerakan 30 September banget! Gerakan yang membuat para ketujuh pahlawan kita harus gugur dibunuh anggota Partai Komunis."
"Anzaaai, kok gue baru tau ya? trus-trus?"
"Makanya jangan makan kalo lagi belajar sejarah! Trus pembantaian itu dilakukan dini hari, kemungkinan jam 12 dan 6 jam setelah jam 12 itu jam 6 pagi." Jelas dia dengan bangga, ewh andai aku pintar sejarah.
"Cerdas! Trus dimana?"
"Nah kalo itu mending kita nanya Sari, dia kayaknya tahu."
***
Biar ku kasih tau, Sari itu adalah anak IPS 3 yang suka banget hang-out. Jadi, nanya dia masalah ini sih kayaknya mudah, "Sariiii!" Teriak ku, lantas Sari memutar badannya dan menatapku.
"Iya?"
"30 KM di Utara kota Industri dengan desa nelayan yang menjorok ke laut dan dermaga bambunya ketika seluruh umat Indonesia, itu dimana?"
"Hah?"
"Iya 30 KM di Utara Kota Tangerang itu apaan?"
"Oh itu sih gampang, jawabannya Pantai Tanjung Kait, kenapa?"
Aku melongo. Gila, Kak Arip mau ngumpulin kita di Pantai? Keren. "Okee, thanks ya!"
"Yup!"
Sekarang tinggal teka-teki terakhir! Dimana semua umat melepaskan rasa penatnya. Easy, jawabannya hari minggu.
Oke, Minggu jam 6.00 WIB, di Tanjung Kait.
Ka Arip, aku dataaang!
***
Minggu, 06.00 WIB. Tanjung Kait.
"Mana sih Kak Arip?" Tanya Putri sambil membenarkan topi lebarnya.
"Telat kali," jawabku seadanya.
Tiba-tiba dari arah utara aku liat ada cowok berbadan agak gembil sedang berlari ke hadapan kami, yup. Itu dia Kak Arip.
"Hai, ladies." Sapanya sok akrab, dan hanya di balas oleh putaran mata malas aku dan Putri, eh ternyata disampingnya juga ada Ranita, toh.
"Sinting lo! Pake ngasih teka-teki gitu." Cecar ku langsung
"Hahaha, gapapa kan? Itung-itung biar kalian bisa lebih tahu tentang Kota Industri ini, gak melulu tentang Kota Metropolitan."
"Iya beneer!" Jawab Putri semangat.
"Trus tantangan ketiga apaan jawabannya?" Tagih kak Arip.
Aduh, sialan. Aku lupa tentang yang itu!
terletak disalah satu hewan kramat keturunan Tionghoa, dan mempunyai hewan yang turut andil dalam sejarah Kota Surabaya.... Apaan ya...
"Taman Buaya Tanjung Pasir!" Seru Putri semangat. OH, jadi dia sudah lebih dulu tahu? Sialan.
"Yaap, bener lagi. Gue akan ngasih hadiah ke elo setelah lo berhasil mematahkan teka-teki yang kedua."
"HAH, teka-teki lagi?!" Seru Putri tak percaya
END

Tidak ada komentar:

Posting Komentar